Berita

Satu Bulan Menjabat, Haris Azhar Tuding Presiden Jokowi Masih Sibuk Bagi-Bagi Kekuasaan

JAKARTABERITATERKINI.co.id – Direktur Eksekutif Kantor Hukum dan HAM Lokataru, Haris Azhar mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo masih sibuk membagikan kekuasaan dalam satu bukan periode kedua pemerintahannya.

Selain itu dalam pemerintahan Jokowi juga terjadi sejumlah kontroversi. Sebagai misal pernyataan Menteri Agama, Fachrul Razi soal celana cingkrang.

“Sibuk pada diri sendiri aja. Jadi masih pada momentum mereka ini masih happening gitu ya, masih seneng. Terus masih mencoba bagi-bagi mengisi kursi-kursi diruntutan di bawahnya,” kata Haris Azhar dalam acara Mata Najwa yang disiarkan langsung di Trans 7, Rabu (20/11/2019) pukul 20.00 WIB.

“Memunculkan kebijakan-kebijakan. Memunculkan frase kata celana cingkrang, IMB mau dihapus, dan lain-lain.”

Haris Azhar juga menjelaskan terdapat tiga karakter dalam pembagian kekuasaan pada satu bulan Jokowi menjabat di periode ke duanya ini.

Pertama posisi, Jokowi menunjuk beberapa tokoh untuk menjadi wakil menteri.

Ke dua, mengenai pembangunan. Jokowi membagi siapa saja yang akan mengerjakan infrastruktur, atau pangan, dan lain-lain.

Ke tiga, wilayah. Jokowi nantinya akan membagi tokoh yang akan mengurus wilayah Indonesia bagian timur, tengah, maupun barat.

“Saya membaca ada tiga karakter pembagian power sharing ini. Di posisi, yang terus diciptakan. Wamen, nanti ada wamen lagi,” ungkap Haris Azhar.

“Yang ke dua nanti ke depan kita masih sibuk pada soal topik-topik pembangunan. Siapa ngerjain infrastruktur, siapa bagiannya di sana, siapa yang dapat pangan, yang main impor dan segala macam. Yang ke tiga nanti pada wilayah. Yang main di Indonesia Timur, main di Indonesia Barat, main di sekitar pantai, Pariwisata, dan lain-lain,” tegas dia.

Haris menegaskan bahwa hal itu merupakan sesuatu yang lumrah dalam periode kedua pemerintahan Jokowi.

“Nah nanti ke depan akan sibuk dengan hal-hal seperti itu. Karena memang ini konsekuensi dari periode ke dua harus merangkul sebanyak mungkin,” kata Haris Azhar.

“Tapikan itu jadi akhirnya sekali lagi menyibukkan diri pada pemerintahan yang sebetulnya isinya bagi-bagi kekuasaan,” tandas dia.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: