Membangun Pariwisata Wawonii
Kolom, BERITATERKINI.CO.ID | Membangun Pariwisata tidak segampang membalikkan telapak tangan, karena dalam pelaksanaannya tersirat konsep From Nothing to Something. Terlebih bahwa Human Resources yang ada harus orang yang berkualitas dan berpengalaman dibidangnya. Dan saya sepakat istilah The Right Man On The Right Job dan The Right Man On The Right Place, terlebih lagi yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW, bahwa “Jika uruan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya”.
Sebelum kita larut lebih jauh membahas Pariwisata Wawonii, sangat penting bagi kita untuk memahami beberapa istilah utama dalam kepariwisataan (Wisata, Wisatawan, Pariwisata, Kepariwisataan). Ini dimaksudkan agar kita tidak keliru menyebut dan memaknai istilah utama dalam kepariwisataan.
Selain itu, supaya ada kesamaan persepsi sehingga akan memudahkan dalam diskusi yang berkaitan dengan pendalaman tentang kepariwisataan. Kemudian tentu diperlukan kesamaan pengertian guna memudahkan komunikasi dan menghilangkan persepsi yang berbeda.
Foto ; Rec.dok/
Mungkin juga bisa dibaca Undang-Undang Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, di mana telah dicantumkan beberapa pengertian atau istilah-istilah dalam kepariwisataan.
Kembali pada isu diatas. Menurut saya harus ada skala prioritas, jangan semua objek wisata dibahas. Saya ingin mengajak kita untuk lebih fokus pada kanopi sebagai Tourism Destination Area yang sudah dicanangkan oleh Pemerintah. Kalau saya amati, sejak pemerintahan Pj. Nur Sinapoy, SKPD terkait tidak mampu menterjemahkan (baca: Tidak Ada Follow Up) saat Tumburano diresmikan, sampai kepada Kanopi (Kampa, Tumburano, Watuntinapi) yang telah diresmikan oleh Bupati Amrullah pun tidak ada Follow-up dari SKPD terkait. Perlu ada Political Will dari Pemerintah. (Butuh ruang untuk diskusi panjang dan berkelanjutan).
Dalam konteks membangun pariwisata demi kemajuan Daerah, kalau kita fokus bahas Kanopi, maka saya menawarkan beberapa hal untuk kita diskusikan, antara lain: 1) ACCESSIBILITY (bicara transportasi), 2) FACILITY (bicara sarana prasarana), 3) ATTRACTIVENESS (bicara objek wisata), HUMAN RESOURCES (bicara SDM), dan PROMOTION (bicara pasar). /BRT
Editor ; Dik Eno