BeritaSumatera Selatan

PDI Perjuangan Siap Bersinergi dalam Percepatan Perhutanan Sosial di Sumsel

PALEMBANG,Berita Terkini. Co. Id.
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) mengadakan Focus Group Discusion (FGD) Menjawab Tantangan Dan Perkembangan Perhutanan Sosial di Provinsi Sumatera Selatan bersama Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), dilaksanakan di Kantor DPD PDI Perjuangan Sumatera Selatan, Jalan Basuki Rahmat Palembang, Sabtu (11/9/2021).

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) membuka pintu bagi elemen masyarakat untuk bersama-sama memberikan pendapatnya terhadap issu-issu dan program yang dapat bersinergi dengan partai sebagai bagian dalam mewujudkan demokrasi di Indonesia menjadi lebih baik.

Wakil ketua DPD PDI perjuangan Susanto Ajis SH, dalam sambutanya menyampaikan Banyak program yang sudah dicanangkan dan digaungkan oleh pemerintah pusat ternyata dilevel daerah masih banyak yang belum memahaminya, bahkan ada yang baru mengetahui kalau ternyata seperti program Perhutanan Sosial sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi pada tahun 2014

“Bahkan tidak banyak yang mengetahui bahwa Perhutanan Sosial masuk dalam Nawacita salah satunya yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara,” Kata Susanto ajis.

Seperti Perhutanan Sosial ini, menurut pria yang menjabat sebagai Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumatera Selatan ini, ternyata bagi PDI Perjuangan program perhutanan sosial tersebut sangat strategis dimana sangat berkaitan erat dengan target electoral.

“Jadi DPD PDI Perjuangan Sumatera Selatan membuka pintu seluas-luasnya bagi praktisi, penggiat lingkungan, akademisi dan elemen masyarakat untuk bersama-sama bertukar pikiran guna mendukung dan melaksanakan program-program pemerintah Jokowi dan demi Sumatera Selatan khususnya, ujar pria yang akrab dipanggil Santo ini,”ujarnya.

Menurut Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Iwan, program Perhutanan Sosial menjadi solusi dalam menyelesaikan konflik tenurial yang kerap dihadapi perusahaan pemegang konsesi kawasan hutan dengan masyarakat di seputar kawasan hutan.

“Sebagaimana 2 poin arahan Presiden Republik Indonesia Bapak Joko Widodo mengenai pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis Perhutanan Sosial agar melakukan pendampingan untuk program-program lanjutan dan menyiapkan sarana dan prasarana produksi serta pelatihan-pelatihan, maka kami dari sektor perusahaan perhutanan melakukan pola kemitraan dengan masyarakat sebagai salah satu skema dalam Perhutanan Sosial, ujar Komisaris Daerah APHI Sumsel ini.

Dijelaskan Iwan, salah satu resolusi konflik skema kemitraan di Sumatera Selatan yaitu Naskah Kesepakatan Kerjasama antara PT.BMH dengan Gapoktan Riding Bersatu, dimana perusahaan dengan skema kemitraan seluas 10.000 Ha dengan rincian Lahan Hijau pakan ternak seluas 1.800 Ha, Kemitraan akasia seluas 3.500 Ha, Kemitraan Agroforestry Seluas 1.500 Ha, Pemukiman 333 ha, Sarana dan prasarana 1000,8 ha, Kawasan Lindung sepadan sungai seluas 1.190 Ha. Kami berkomitmen dalam pola kemitraan tersebut Fee Kemitraan akasia sebesar Rp. 12.000/Ton/Ha dan seluruh hasil agroforestry menjadi hak masyarakat, kata Iwan yang menjadi salah satu narasumber dalam FGD tersebut.

Sementara Ketua DPD PDI Perjuangan, Giri Kiemas mengatakan kebijakan daerah mengenai perhutanan sosial juga tercantum pada Surat Edaran Gubernur Sumatera Selatan nomor 014/SE/Dishut/2021 yang mengatur menganai peran pemerintah daerah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Dengan dasar hukum ini, perhutanan sosial di Sumsel butuh dukungan anggaran termasuk pengawasan. Karena dengan permasalahan yang kompleks, perhutanan sosial membutuhkan kolaborasi bersama, termasuk juga perusahaan sebagai mitra, Pungkasnya. (DN/RZP)

Related Articles

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: