Kolom

Covid-19, Jangan Membuat kita Terlena

Oleh ; Wildan Hanafi Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Pertanian Universitas Lampung

LAMPUNG, BERITATERKINI.CO.IDUmat manusia di dunia digemparkan dengan wabah pandemi Covid-19. Virus corona pertama kali muncul dan menyebar ke umat manusia berasal dari kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Semua media Nasional bahkan Internasional memberitakan.

Covid-19, Virus Corona yang sangat kejam mengakibatkan ribuan manusia mati seketika tanpa jeda, tak pandang si kaya dan si miskin. Datang tak diundang pergi menghilang mencari mangsa lain. Laboratorium di Wuhan, China. Virus Corona dilahirkan hingga saat ini menyebarluaskan kabar duka cita kepada manusia di dunia.
Saya terdiam bujuk kaku memperhatikan perkembangan korban Virus Corona, baik di media masa maupun di media sosial mengenyam pembahasan tentang Virus Corona.

Hari demi hari korban bertambah banyak dari segala penjuru, bahkan miris sekali jika melihat manusia yang mati karena Virus Corona. Tidak dimandikan, tidak dilaksanakan acara ritual, apa lagi Ramai-ramai berta’jiah. Ditakutkan, menular kepada manusia yang dekat orban positif terkena Virus Corona.

Sumber yang saya dapat dari media Kompas.com jumlah kasus infeksi virus corona di dunia terus mengalami peningkatan. Hingga Selasa (31/3/2020) pagi, lebih dari 190 negara telah mengonfirmasi terjangkit virus corona atau Covid-19. Dilansir dari Worldometer, jumlah kasus Virus Corona di seluruh dunia telah mencapai 781.485 kasus. Dari jumlah tersebut, pasien yang sembuh tercatat sebanyak 164.726 orang. Sementara yang meninggal dunia sebanyak 37.578 orang.

Sedangkan di Indonesia sendiri, jumlah kasus positif Virus Corona per Senin (30/3/2020) tercatat menyentuh angka 1.414 kasus. Jumlah tersebut bertambah 129 pasien yang dinyatakan positif Virus Vorona dalam 24 jam terakhir. Dari total tersebut, sebanyak 75 orang berhasil sembuh dari Covid-19. Sedangkan jumlah korban meninggal karena virus ini tercatat sebanyak 122 orang, bertambah 8 orang dari hari sebelumnya.

Kita melihat korban berjatuhan, mati, karena Virus Corona tidak sedikit. Maka dari itu, kita jangan menganggap sepele dengan wabah yang menimpa umat manusia. Kita sebagai manusia yang terlahir memikili kesempurnaan, mari kita bersama-sama saling menguatkan antara korban ODP, PDP, dan juga keluarga korban yang terkena positif Virus Corona.

Dengan adanya wabah Virus Corona, kita sebagai muslim jangan sampai terlena dengan perintah Tuhan. Pagi kita menyibukkan informasi Virus Corona, hingga lupa shalat Dhuha, Di siang hari memasuki waktu Dzuhur, menyibukkan kesana kemari memikirkan masalah Corona hingga abis waktu Dzuhur, kita lupa shalat. Di sore hari waktu shalat Asyar tiba, kita masih saja terlena karena Corona, shalat pun tak sempat melaksanakan. Hingga waktu Maghrib tiba kita kelelahan hingga terbanggun waktu shalat Isya. Begitupula di waktu Isya lupa seketika melihat media sosial memperhatikan perkembangan kasus Virus Corona baik nasional dan internasioanal hingga larut malam. Adzan Shubuh pun bergema kencang tak membuat kita terbanggun karena siang, malam, memikirkan Virus Corona.

Bersama-bersama kita mencari solusi bukan lagi mencaci maki saling salah menyalahkan. Tak ada konklusi di dapat jika tak dipikirkan bahu membahu mencari terobosan-terobosan untuk tangkal merambahnya Virus Corona menimpa umat manusia di dunia.
Mengikuti aturan pemerintah, berdiam diri di rumah (Lockdown) masing-masing, serta tidak keluar dari wilayah-wilayah perbatasan.
Karena dengan kita keluar wilayah, bukan memutus mata rantai Virus Corona, melainkan menyambung mara rantai ke wilayah lain. Hingga kita mengelak dari tempat keramaian, karena Virus Corona menyerang kekebalan tubuh (Imun) yang kurang sehat. Maka dari Itu, mari kita bersama mengamalkan hadist yang berbunyi: al-Nazhafatu min al-Imaan yang artinya kebersihan sebagian dari iman, dari kita beriman secara tidak langsung kita bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Mari kita bersama-sama menelisik sejarah pada zaman Sayyidina Umar bin Khattab, ketika tertimpa wabah penyakit dan kata lockdown :
Kisah lockdown sebenarnya ada dalam Islam. Contohnya, seperti dikutip dari laman PWNU Jatim pada Selasa (17/3/2020), jadi diceritakan bahwa suatu ketika Khalifah Umar bin Khattab berangkat ke Syam bersama rombongan besar para sahabat. Namun di tengah perjalanan, sesampainya di wilayah Saragh, para pemimpin pasukan muslim di wilayah itu datang menyambut mereka; di antaranya adalah Abu Ubaidah bin Jarrah dan lainnya.

Mereka mengabarkan kepada sang khalifah bahwa wabah penyakit sedang berjangkit di Syam dan mereka berselisih pendapat soal masalah ini.
Umar berkata kepada Ibnu Abbas: “Panggil ke sini para pendahulu dari orang-orang muhajirin yang ikut dalam rombongan kita!”
Maka Ibnu Abbas memanggil mereka, lalu Umar bermusyawarah. Kata Umar: “Wabah penyakit sedang melanda negeri Syam. Bagaimana pendapat kalian?”
Mendengar pertanyaan itu mereka yang hadir berbeda pendapat. Sebagian berkata: “Anda berangkat ke Syam untuk suatu urusan penting. Karena itu kami berpendapat, tidak selayaknya Anda pulang begitu saja.”
Sebagian lain mengatakan: “Anda datang membawa rombongan besar, beberapa merupakan sahabat utama Rasulullah SAW. Kami tidak sependapat jika Anda harus membawa mereka menghadapi wabah penyakit ini.”
Dalam Shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan, dari Amir bin Saad bin Abi Waqqash, dari ayahnya bahwa ia pernah mendengar sang ayah bertanya kepada Usamah bin Zaid, “Apa hadits yang pernah engkau dengar dari Rasulullah berkaitan dengan wabah thaun?”

Jangan lupa kita dengan hadist terkait wabah di zaman Rasullah SAW berikut:
Usamah menjawab, “Rasulullah pernah bersabda: Wabah thaun adalah kotoran yang dikirimkan oleh Allah terhadap sebagian kalangan bani Israil dan juga orang-orang sebelum kalian. Kalau kalian mendengar ada wabah thaun di suatu negeri, janganlah kalian memasuki negeri tersebut. Namun, bila wabah thaun itu menyebar di negeri kalian, janganlah kalian keluar dari negeri kalian menghindar dari penyakit itu.” (HR Bukhari-Muslim).

Marilah bersama kita tetap waspada terhadap Virus Corona, memperbaiki hubungan kepada Tuhan yang Maha Esa. Berpikir positif, ikuti Himbauan pemerintah. Benang yang kusut, mampu diluruskan. Air yang keruh pandai dijernihkan. Jika, kita semua Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mengkritalisasi Ilmu yang kita dapat terhadap masyarakat. Beramal kepada Orang yang membutuhkan. Dengan Niat Tulus Iklas Yakin Usaha Sampai. /Beritaterkini.

Pada Kamis, 2 April 2020

Editor ; Seno

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: