*Vaksin Adalah Game Changer Bagi Permasalahan Pandemi*
WWW.BERITATERKINI.CO.ID
Pandemi Covid-19 sudah melanda negeri ini hampir 8 bulan lamanya, selama itu pula Covid-19 telah menelan ribuan jiwa. Berdasarkan data dari Covid19.go.id, di Indonesia pasien terkonfirmasi postif sebanyak 203,342 dengan penambahan kasus per tanggal 10 September 2020 sebanyak 3,307 kasus. Tentunya kasus ini akan terus meningkat apabila masyarakat masih lalai terhadap protokol kesehatan.
Sebagai langkah untuk tindakan pencegahan Covid-19, pemerintah tengah mengusahakan agar Indonesia mendapatkan vaksin Covid-19. Vaksin ini berasal dari negara lain salah satunya dari Tiongkok. Namun, pemerintah juga tengah mengupayakan agar Indonesia mampu memproduksi vaksin sendiri melalui Tim Vaksin Merah Putih.
Presiden Joko Widodo pun telah menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19.
“Saya juga sudah menerbitkan Keppres Nomor 18 Tahun 2020 tentang Tim Nasional Percepatan Pengembangan vaksin Covid ini. Saya harapkan ini membantu sinergi dan konsolidasi semua unsur yang ada dalam mempercepat pengembangan vaksin,” tutur Presiden Joko Widodo saat melakukan pertemuan dengan Tim Vaksin Merah Putih pada Rabu, 10 September 2020 lalu.
Vaksin yang digagas oleh Tim Percepatan Vaksin Merah Putih akan melengkapi vaksin dari negara lain yang akan masuk ke Indonesia. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, kebutuhan penyediaan vaksin untuk untuk keseluruhan penduduk sebesar 273,9 juta sedangkan rincian utama yang akan diberikan vaksin untuk tenaga kesehatan sebesar 1,2 juta, untuk kelompok resiko tinggi sebesar 77,7 juta, kebutuhan untuk herd immunity sebesar 164,4 juta.
“Penyediaan vaksin diperkirakan tersedia paling cepat awal tahun 2021, tergantung dari hasil uji klinis kandidat vaksin sehingga dapat mempengaruhi asumsi kapan herd immunity yang dapat dicapai,” ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa saat mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI.
Agar semua penduduk di Indonesia terutama penduduk yang mendapatkan prioritas vaksin, pemerintah memerlukan vaksin Covid-19 dalam jumlah besar. Untuk itu, diperlukan produksi vaksin dalam jumlah besar yang bisa dipenuhi dengan mengajak perusahaan famasi swasta dalam memproduksi vaksin tersebut.
Saat ini, sumber vaksin dari Biofarma yakni Sinovac kemungkinan belum memenuhi target vaksin sebanyak 250 juta dosis di tahun 2021, oleh karena itu perlu adanya sumber tambahan lain. Untuk menjangkau seluruh penduduk Indonesia, diperlukan tambahan vaksin sebesar 150 juta dosis ini –untuk tambahan dosis dari Biofarma, dan 188,4 juta dosis bisa dari sumber lainnya.
Mengenai pengadaan vaksin tersebut, Bappenas tengah memperhitungkan anggaran yang diperlukan untuk memproduksi vaksin ini secara massal. Namun untuk soal kepastian berapa harga vaksin yang nantinya harus dibayarkan, belum ada kepastian.
Penyediaan vaksin ini menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu, karena vaksin ini menjadi penyelesaian masalah pandemi Covid-19. Menurut Menteri Suharso dalam wawancaranya dengan salah satu media swasta, Indonesia saat ini tengah memasuki game changer, dari keadaan normal masuk ke pandemi. Kemudian pandemi game changernya ada pada penyediaan vaksin.
“Untuk memulihkan keadaan ini kembali semula seperti sebelum Covid, game changernya adalah vaksin, vaksin yang efektif dan vaksinasi,” ujar Menteri.
Seperti wabah-wabah yang pernah terjadi di masa silam, wabah tersebut bisa hilang dari muka bumi ini dengan adanya vaksin. Memang, dalam penyediaannya tidak langsung menghilangkan wabah. Perlu dilakukan percobaan yang berulang-ulang sampai vaksin tersebut dapat bekerja untuk menghilangkan virus.
“Seperti yang terjadi di masa silam dimana vaksinasi dilakukan berulang-ulang sampai kemudian suatu pandemi berakhir, dan virus itu menghilang,” tambah menteri.
Maka sebelum vaksin ini ditemukan, ada baiknya masyarakat untuk selalu mawas diri dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Dengan menerapkan protokol kesehatan, menggunakan masker, rajin mencuci tangan maka masyarakat dapat melindungi diri sendiri dan juga orang lain. (Red/Aj)
Penyakit : Boy Arsa