beritaterkini. co. id-TABANAN | Yayasan IDEP Selaras Alam telah menggelar Perkemahan Teman untuk Semesta (TUNAS) II, bertempat di Desa Pinge (Laduma), Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, pada tanggal 11-12 Juli 2024.
Acara ini berhasil meningkatkan kesadaran pentingnya konservasi air di kalangan anak-anak sekolah di Bali. Perkemahan ini melibatkan 100 peserta dari berbagai sekolah lintas kabupaten di Bali, termasuk SDN 1 Munduk, SDN 2 Munduk, SDN 4 Munduk, dan SDN 6 Munduk dari Kabupaten Buleleng; SDN 2 Tiga dari Kabupaten Bangli; SMP Negeri 2 Hindu Payangan dari Kabupaten Gianyar; dan SMAN 1 Penebel dari Kabupaten Tabanan.
Ini merupakan bagian dari program Bali Water Protection (BWP) yang digagas oleh Yayasan IDEP Selaras Alam untuk memperkuat manajemen sumber daya air di Bali. Kegiatan ini menggabungkan berbagai aktivitas edukatif dan praktis, seperti workshop, penanaman pohon, serta dongeng interaktif yang disampaikan oleh pendongeng senior Bali yakni Made Taro.
Kegiatan ini memberikan pengalaman yang sangat berkesan bagi para peserta, Ni Made Ayu Bintang Victoria, seorang siswa dari SMAN 1 Penebel, mengakui, “Awalnya saya membayangkan bahwa kegiatan ini akan membosankan. Tapi sampai di sini justru seru banget. Saya jadi tahu banyak informasi tentang air, gimana cara kita mengolah air. Dari air kotor menjadi air bersih dari belajar penyaringan air sederhana. Sesi itu yang paling berkesan.”ungkapnya
Perubahan iklim dan pembangunan pariwisata yang masif telah memperburuk krisis air di Bali. Pengambilan air bawah tanah yang tidak terkendali menyebabkan penurunan signifikan dalam kuantitas dan kualitas air tanah. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim ini. Laporan Global Save the Children “Generation Hope” tahun 2022 menyebutkan bahwa 920 juta anak di Indonesia mengalami keterpaparan tingkat tinggi terhadap kelangkaan air. Yayasan IDEP Selaras Alam melalui program BWP telah membangun 62 sumur resapan di berbagai lokasi strategis di Bali dalam enam tahun terakhir. Selain itu, program ini juga aktif dalam kampanye edukasi terkait isu air dan perubahan iklim.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan mobilisasi peserta ke lokasi sumur pemanen air hujan di SDN 1 Baturiti, dilanjutkan dengan kunjungan ke Laduma dengan berbagai kegiatan seperti workshop tentang filter air, serta aktivitas kreatif seperti membuat
poster dan lagu tentang konservasi air, Hari pertama diisi dengan pertunjukan dongeng oleh Made Taro, seorang pendongeng terkenal di Bali yang menyampaikan cerita-cerita inspiratif tentang pentingnya menjaga air bersih.
Pendongeng Senior Bali, Made Taro mengingatkan para peserta, “Kita akan kekurangan air suatu saat nanti. Salah satu berita menyebutkan bahwa air bersih akan habis di tahun 2050. Kalau kita tidak memulainya sekarang, bagaimana? Teman-teman harus mulai sadar penggunaan air mulai dari sekarang, kalau bisa, bahkan menyelamatkan keberadaannya untuk peradaban kita.”himbaunya
Hari kedua diisi dengan kegiatan penanaman pohon bersama dan kunjungan ke mata air dengan melibatkan Yayasan Bhakti Ring Pertiwi, yang memberikan pemahaman lebih mendalam tentang pentingnya konservasi air dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat jaringan kerja sama dari berbagai sektor melalui pertemuan dan diskusi, meningkatkan kapasitas teknis melalui lokakarya aplikatif terkait konservasi air, mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan penanaman pohon, serta menyebarluaskan kesadaran dan edukasi tentang pentingnya konservasi air kepada anak usia sekolah melalui pertunjukan dongeng.
Dengan melibatkan anak-anak sekolah dari berbagai kabupaten di Bali, kegiatan ini diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air di Bali. Melalui pendekatan edukasi, partisipasi masyarakat, dan kolaborasi lintas sektor, Perkemahan TUNAS II diharapkan dapat memberikan perubahan positif dalam menjaga keberlanjutan sumber daya air di Bali.(red/ kyn)