Palembang, beritaterkini.co.id -Berbagai persiapan dilakukan Pengurus Yayasan Buddhakirti Palembang di Maha Wihara Dharmakirti Palembang di Jalan Inspektur Marzuki Palembang dalam rangka menyambut perayaan Imlek Bersama tahun 2576/2025, Selasa (28/1/2025).
Perayaan Imlek di Indonesia jatuh pada tanggal 29 Januari 2025, menandai awal tahun baru dalam kalender Tionghoa, yang dipenuhi dengan simbolisme dan makna mendalam. Imlek pada tahun ini merupakan Tahun Ular Kayu.
Ketua Yayasan Buddhakirti Palembang Zewwy Salim mengatakan, jadi hari ini tanggal 28 Februari 2025 adalah H-1 perayaan Imlek umat Tionghoa atau keturunan Tionghoa.
“Hari ini kita melakukan sembahyang kepada leluhur. Ini menandakan bahwa hubungan kekerabatan yang sudah meninggal dengan yang masih hidup itu begitu sangat kental. Dan besok umat Tionghoa atau Konghucu memperingati Imlek tahun 2576/tahun 2025 ini adalah tahun ular kayu,” ujarnya saat diwawancarai.
Lebih lanjut Zewwy menjelaskan, tahun ular kayu ini menandakan semangat yang baru.
“Kita berharap di tahun baru ular kayu ini semua elemen bisa bersatu padu dan memberikan suatu keberkahan sepanjang tahun ular kayu ini,” katanya.
“Makna shio ular kayu adalah si ular kayu ini membawa harapan yang baru untuk kita semua. Semoga juga di tahun ular kayu ini bisa memberikan satu harapan dan cita-cita yang selama ini mungkin masih belum tercapai, di tahun ular kayu ini kita berharap apa yang dicita-citakan tersebut bisa tercapai,” tambah Zewwy.
Lebih lanjut dia menerangkan, ular itu simbol bekerja keras dan ular selalu waspada
“Ini adalah salah satu kiat hidup untuk sukses kita selalu mawas diri dan waspada dan berharap di tahun 2025 perekonomian di Indonesia jauh lebih baik,” ucapnya.
Untuk mencapai cita-cita itu adalah dengan kerja keras, ulet, tekun dan jujur. Apapun agama dan apapun shionya, harus berpegang dengan 4 hal tersebut, maka kita kedepan akan sukses. Jadi harapan kita kedepan semua diberi keberkahan dan kesuksesan,” tutur Zewwy.
Kepada umat keturunan Tionghoa, Zewwy berpesan untuk merayakan Imlek dengan tidak bersikap berlebihan.
“Kita rayakan dengan sederhana. Karena makna Imlek ini bertemunya seluruh keluarga baik yang merantau maupun yang ada selama ini mereka mencari mata pencaharian di luar kota dengan momen Imlek inilah mereka bisa berkumpul dan sembahyang dan berbakti kepada orang tua,” ungkapnya.
Untuk persatuan atau perkumpulan umat Tionghoa, Zewwy berpesan untuk terus menjaga persatuan umat.
“Mari kita hidup harmonis, menjaga persatuan, menjaga Pancasila,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua PPBD (Persaudaraan Pemuda Buddhis Dharmakirti) Roni Fernando mengatakan, pada hari ini karena ini malam menjelang Imlek akan ada sembahyang untuk penghidupan malam pelita dan persiapan untuk esok ada pemasangan lampion di vihara dan pemasangan pelita dan kesiapan dharmasala, depan sama pagoda depan.
“Besok pasti ramai untuk sembahyang itu persiapan di hari ini,” katanya.
Dia menuturkan, harapannya ang pastinya kalau untuk tahun ini semua umat dan semua kalangan yang pastinya semoga lebih baik lagi dari tahun kemarin ekonomi semakin baik dan semakin lancar semua.
“Pokoknya yang terbaik untuk kita semua dari segi kesehatan, keuangan, jodoh, sejahtera dan sebagainya,” bebernya.
Ketika ditanya awak media terkait makna Shio ular kayu, Roni menjelaskan maknanya adalah awal mungkin agak sulit. Tapi seiring berjalannya waktu maka akan semakin membaik.
“Memang yang dibutuhkan adalah bekerja keras, mungkin ada beberapa rintangan yang berat tapi di pertengahan dan akhirnya bagi yang mau cita-cita dan mau berjuang nanti akan ada peningkatan,” paparnya.
“Tentunya kalau kita menginginkan sesuatu pasti butuh kerja keras. Karena memang meskipun secara Chinese kita sama percaya namanya ramalan secara shio dan sebagainya. Tapi tetap yang dibutuhkan adalah kerja keras untuk menggapai cita-cita. Jadi untuk mencapai cita adalah lebih fokus lebih mendalami apa yang diinginkan lebih dijabarkan lagi. Karena terkadang kita fokus ke masalahnya, tapi kalau di tahun ini kalau kita fokus ke solusi. Jadi bagaimana untuk suatu persoalan dan sebagainya, itu lebih diperdalam lagi baik itu dari sisi iman doa, sembahyang dan sebagainya. Serta jangan lupa dengan leluhur, sembahyang leluhur tidak boleh dilewatkan. Maka kedepan mudah-mudahan kehidupan kita akan lebih baik lagi,” tandasnya. (**)