TANI MERDEKA dan Jaladharma Diving Club Tanam Terumbu Karang Usung Satu Karang Seribu Harapan di Tulamben

beritaterkini.co.id-KARANGASEM | Kegiatan yang bertajuk “Satu Karang, Seribu Harapan” dilaksanakan Organisasi TANI MERDEKA dan Jaladharma Diving, Malleum Iustitiae Institute serta Pemuda Muhammadiyah dengan menginisiasi penanaman Terumbu Karang di Batu Kelebit, Tulamben, Karangasem, Bali, Sabtu, 21 JUNI 2025.
Turut hadir, para Kelompok Tani, Lembaga Lingkungan, perwakilan Organisasi Kemasyarakatan, Sekolah Menyelam dan Relawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Terlebih lagi, Terumbu Karang yang ditanam merupakan hasil adopsi dari berbagai pihak yang peduli terhadap pelestarian lingkungan melalui donasi.
Kegiatan tersebut juga merupakan bagian dari partisipasi Jaladharma Diving Club dalam lomba penanaman Adopsi Karang yang diselenggarakan oleh JARI sebagai lembaga dibawah naungan perusahaan migas besar di Indonesia.
Sementara itu, TANI MERDEKA adalah sebuah organisasi usulan dari para Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), Tokoh Tani, Pemerhati Tani, Kelompok Perikanan dan Kelompok Peternakan di Indonesia.
Organisasi ini disetujui oleh Prabowo Subianto dan Sudaryono, yang dipimpin oleh Don Muzakir.
Selain itu, TANI MERDEKA berkomitmen untuk mendukung para petani dalam menghadapi berbagai tantangan yang mereka hadapi sehari-hari, seperti perubahan iklim, fluktuasi harga komoditas serta permasalahan lainnya yang terkait dengan dunia pertanian.
Ketua Jaladharma Diving Club, Suyanto mengatakan, bahwa aksi penanaman Terumbu Karang dapat menjadi inspirasi bagi pihak lain untuk terus berpartisipasi dalam melindungi kelestarian Terumbu Karang dan menjaga keseimbangan ekosistem laut.
“Kehadiran berbagai lembaga dan individu dalam kegiatan ini menunjukkan bahwa upaya pelestarian lingkungan memerlukan kerja sama dan kepedulian bersama, semoga menjadi inspirasi,” terangnya.
Patut diketahui, bahwa Tulamben terkenal sebagai spot diving unggul untuk Wreck Dive, yang juga memiliki beberapa area dasar laut yang membutuhkan perhatian khusus, karena Terumbu Karangnya mengalami kerusakan akibat perubahan iklim, pencemaran dan aktivitas manusia. (red/kyn).