Kronologi Lengkap Pengeroyokan Mata Elang di Kalibata

Maman S

Beritaterkini – Insiden pengeroyokan terhadap dua debt collector atau mata elang (matel) di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/12/2025) menimbulkan kericuhan besar. Salah satu korban tewas, sementara korban lainnya kritis, memicu kemarahan rekan korban hingga terjadi aksi balasan yang merusak fasilitas warga di sekitar lokasi.

Kejadian ini menarik perhatian masyarakat karena melibatkan dugaan oknum TNI dan memicu mobilisasi massa dari berbagai wilayah, termasuk NTT dan Ambon. Polri pun langsung meningkatkan pengamanan guna mencegah bentrokan lanjutan.

Situasi semakin tegang karena korban yang kritis dilarikan ke RS Budi Asih Kramat Jati, Jakarta Timur, dan diserbu oleh sekitar 100 orang kerabat serta rekan korban. Hal ini menuntut aparat melakukan penjagaan ketat agar kondisi rumah sakit tetap aman dan terkendali.

Kronologi Kejadian Pengeroyokan

Berdasarkan laporan kepolisian, insiden bermula sekitar pukul 15.45–16.00 WIB di area parkir TMPN Kalibata, Jalan Raya Kalibata, Duren Tiga. Dua korban ditemukan bersimbah darah setelah diduga dikeroyok oleh sekitar delapan orang pemuda.

Salah satu korban diketahui berasal dari NTT, sedangkan korban lainnya merupakan anggota kelompok debt collector asal Ambon. Dugaan awal menyebutkan adanya keterlibatan oknum TNI, namun masih dalam penyelidikan lebih lanjut.

Korban yang tewas dan korban kritis langsung dilarikan ke RS Budi Asih Kramat Jati untuk mendapatkan perawatan intensif. Petugas rumah sakit dan aparat kepolisian bekerja sama menjaga agar situasi tidak semakin memanas.

Massa Serbu Rumah Sakit dan Lokasi Kejadian

Kedatangan sekitar 100 orang dari kelompok NTT ke RS Budi Asih membuat rumah sakit dipenuhi kerabat dan rekan korban. Polisi langsung menyiagakan personel Brimob, Sat Samapta Polda Metro Jaya, Sat Samapta Polres, dan Polsek setempat untuk mengantisipasi kericuhan.

Tak lama setelah pengeroyokan, kelompok rekan korban bergerak ke lokasi kejadian di depan Makam Kalibata, Jakarta Selatan, untuk membalas. Mereka melakukan perusakan dan pembakaran terhadap warung serta sepeda motor milik warga.

“Kelompok NTT melakukan pembakaran terhadap warung yang ada di TKP,” jelas petugas dalam pesan resmi.

Meskipun kerusakan material cukup signifikan, tidak ada korban jiwa dari aksi balasan ini. Aparat kepolisian melakukan penyisiran untuk mencari pelaku pengeroyokan sekaligus mencegah balasan dari pihak lain.

Tindakan Kepolisian dan Imbauan Keamanan

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, menegaskan bahwa polisi menangani dua kasus sekaligus: pengeroyokan terhadap matel dan aksi perusakan setelahnya.

“Kami akan mengejar kelompok mana pun yang terlibat. Kedua kasus ini ditangani secara serius,” ujar Nicolas.

Ia memastikan situasi di lokasi kejadian telah kembali aman berkat ratusan personel gabungan dari Brimob, Polres Metro Jakarta Selatan, dan Polsek setempat. Nicolas juga mengimbau masyarakat untuk tidak main hakim sendiri dan menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada polisi.

“Kami minta masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa dan melaporkan setiap kejadian agar diproses sesuai hukum,” tambahnya.

Pihak kepolisian menekankan pentingnya masyarakat mengikuti prosedur hukum dan melaporkan segala dugaan keterlibatan pihak tertentu, sehingga keamanan kawasan Kalibata dapat terjaga.

Dampak dan Analisis

Kericuhan ini menyoroti potensi konflik antar kelompok yang dapat memicu kerusakan materiil dan ancaman keamanan di perkotaan. Selain kerusakan warung dan kendaraan, aksi ini juga meningkatkan risiko gangguan ketertiban publik.

Pakar keamanan, Dr. Irfan Maulana, menyebutkan, “Kasus seperti ini menegaskan pentingnya kehadiran aparat di titik rawan dan perlunya edukasi masyarakat tentang cara menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.”

Selain itu, insiden ini menjadi peringatan bagi pihak terkait untuk menindaklanjuti dugaan keterlibatan oknum tertentu dengan transparan, agar masyarakat tidak kehilangan kepercayaan terhadap aparat penegak hukum.

Penutup

Kejadian pengeroyokan matel di Kalibata menjadi contoh nyata bagaimana konflik kecil dapat berkembang menjadi kericuhan publik. Penegakan hukum yang tegas dan cepat, serta partisipasi aktif masyarakat dalam melaporkan insiden, menjadi kunci menjaga keamanan kawasan.

Polisi menegaskan akan terus memantau lokasi-lokasi rawan dan memastikan seluruh pelaku diusut tuntas sesuai hukum yang berlaku.

Also Read