Beritaterkini – Kasus viral penarikan bansos yang dialami sebuah keluarga di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, akhirnya mendapat perhatian langsung dari pemerintah pusat. Peristiwa ini menyedot empati publik setelah curahan hati seorang ibu rumah tangga menyebar luas di media sosial dan memicu perdebatan soal akurasi data bantuan sosial.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bergerak cepat merespons situasi tersebut. Tak hanya memerintahkan penelusuran masalah, pemerintah juga menyalurkan bantuan tunai dan pangan untuk memastikan keluarga terdampak tetap mendapat perlindungan sosial yang layak.
Langkah cepat ini dinilai sebagai bentuk tanggung jawab negara dalam memperbaiki kekeliruan administratif, sekaligus menjadi pengingat pentingnya validasi data agar program bantuan benar-benar tepat sasaran dan tidak melukai rasa keadilan masyarakat.
Kronologi Viral Penarikan Bansos di Baubau
Curhatan Wa Muna yang Menggugah Publik
Kasus ini bermula dari unggahan Wa Muna, istri Jafar, warga Baubau, yang menceritakan pengalaman pahit keluarganya. Ia mengaku bantuan beras dan minyak goreng yang sempat diterima justru diminta kembali oleh petugas karena disebut terjadi kesalahan data penerima.
Unggahan tersebut dengan cepat viral dan menuai simpati luas. Banyak warganet menilai kejadian itu tidak manusiawi, terlebih mengingat kondisi ekonomi keluarga Jafar yang tergolong rentan.
Kondisi Keluarga yang Rentan
Wa Muna sehari-hari bekerja sebagai buruh cuci demi menghidupi keluarganya. Selama delapan tahun terakhir, ia menjadi tulang punggung keluarga setelah sang suami, Jafar, mengalami stroke dan tidak lagi mampu bekerja.
Situasi inilah yang membuat publik bereaksi keras. Penarikan bantuan dinilai mencerminkan lemahnya sistem pendataan dan minimnya empati di lapangan.
Respons Cepat Mentan Andi Amran Sulaiman
Instruksi Langsung ke Bulog dan Bapanas
Menindaklanjuti kasus viral penarikan bansos tersebut, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) langsung menginstruksikan jajaran Bulog setempat untuk turun tangan.
Amran meminta agar persoalan diselesaikan secara menyeluruh dan tidak ada masyarakat yang dirugikan akibat kesalahan administrasi.
Pemerintah, menurut Amran, berkewajiban memastikan setiap bantuan sosial benar-benar sampai kepada warga yang berhak menerimanya.
Penegasan soal Akurasi Data
Dalam pernyataannya, Mentan Amran menekankan pentingnya ketepatan data penerima bantuan. Ia menilai setiap kekeliruan harus segera diperbaiki dan dijadikan pembelajaran agar tidak terulang di kemudian hari.
Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memperkuat sistem penyaluran bantuan pangan nasional agar lebih transparan, akuntabel, dan berkeadilan.
Santunan Tunai dan Bantuan Pangan untuk Keluarga Jafar
Santunan Rp20 Juta sebagai Bentuk Kepedulian
Sebagai bentuk tanggung jawab dan empati, Mentan Amran menyalurkan santunan tunai sebesar Rp20 juta kepada keluarga Jafar. Bantuan ini diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan mendesak keluarga tersebut.
Santunan ini bukan sekadar bantuan materi, tetapi juga simbol kehadiran negara dalam melindungi masyarakat kecil yang terdampak kebijakan.
Rincian Bantuan Pangan yang Diberikan
Selain santunan tunai, pemerintah juga menyalurkan bantuan pangan dalam jumlah cukup besar, meliputi:
-
Beras sebanyak 250 kilogram
-
Minyak goreng 12 liter
-
Gula pasir 10 kilogram
Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Pimpinan Cabang Bulog Baubau, Dion, kepada keluarga Jafar di Baubau.
Permohonan Maaf Resmi dari Pemerintah
Bulog Wakili Mentan Sampaikan Maaf
Dalam kesempatan penyerahan bantuan, Dion mewakili Mentan Andi Amran Sulaiman menyampaikan permohonan maaf secara langsung atas kekeliruan yang terjadi sebelumnya.
“Kami menyampaikan amanah dari Bapak Menteri Pertanian untuk menyerahkan bantuan pangan ini. Semoga keluarga Pak Jafar berkenan menerima, dan kami mohon maaf atas kesalahan yang terjadi sebelumnya,” ujar Dion dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (14/12/2025).
Permohonan maaf ini dinilai penting sebagai bentuk tanggung jawab moral dan upaya memulihkan kepercayaan publik.
Dampak Kasus Viral Penarikan Bansos
Sorotan Publik terhadap Sistem Pendataan
Kasus ini kembali membuka diskusi soal validitas dan pembaruan data penerima bantuan sosial. Banyak pihak menilai bahwa sistem pendataan masih perlu dibenahi agar lebih responsif terhadap kondisi riil di lapangan.
Kesalahan administratif, meski bersifat teknis, bisa berdampak besar bagi keluarga rentan yang sangat bergantung pada bantuan pemerintah.
Dorongan Perbaikan Kebijakan Sosial
Pengamat kebijakan publik kerap menekankan bahwa evaluasi rutin dan verifikasi lapangan sangat penting untuk mencegah kejadian serupa. Kasus Baubau ini menjadi contoh nyata bahwa kebijakan sosial harus diiringi empati dan kepekaan petugas di lapangan.
Ungkapan Haru dari Jafar dan Wa Muna
Rasa Terima Kasih kepada Pemerintah
Jafar mengaku terharu atas perhatian yang diberikan pemerintah. Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada Mentan Amran yang dinilainya hadir langsung membantu masyarakat kecil di tengah kesulitan.
“Saya Jafar dan keluarga mengucapkan terima kasih atas perhatian Bapak Menteri Pertanian. Bantuan ini sangat berarti bagi kami,” ujar Jafar.
Mengambil Hikmah dari Peristiwa
Sementara itu, Wa Muna memilih mengambil hikmah dari peristiwa yang sempat membuatnya terpukul. Ia berharap kejadian serupa tidak kembali dialami warga lain.
“Terima kasih banyak, Pak Menteri. Saya bersyukur dan mengambil hikmahnya. Bantuan beras ini sangat membantu keluarga kami,” kata Wa Muna.
Catatan Penting dari Kasus Baubau
Kasus viral penarikan bansos di Baubau menjadi pengingat bahwa keberhasilan program bantuan sosial tidak hanya bergantung pada anggaran, tetapi juga pada akurasi data, koordinasi antarinstansi, dan empati pelaksana di lapangan.
Langkah cepat Mentan Andi Amran Sulaiman patut diapresiasi, namun peristiwa ini sekaligus menjadi evaluasi bersama agar sistem bantuan sosial di Indonesia semakin tepat sasaran dan berkeadilan.











