Beritaterkini – Dunia gaming global baru saja diguncang kabar mengejutkan. Electronic Arts (EA), salah satu raksasa industri game asal Amerika Serikat, resmi dibeli oleh konsorsium investor gabungan Arab Saudi dan AS dengan nilai fantastis mencapai 55 miliar dollar AS atau setara Rp 914 triliun. Transaksi ini langsung mencatat sejarah sebagai akuisisi terbesar di sektor hiburan digital.
Kesepakatan ini tidak hanya membuat heboh investor, tetapi juga memicu antusiasme para gamer. Dengan portofolio game legendaris seperti EA Sports FC, The Sims, Battlefield, Dragon Age, Apex Legends, dan Need for Speed, masa depan EA kini menjadi sorotan global. Apa artinya bagi pemain, investor, dan industri gaming secara keseluruhan? Mari kita ulas lebih dalam.
Menurut laporan dari AP News, konsorsium pembeli terdiri dari tiga entitas besar: Public Investment Fund (PIF) milik pemerintah Arab Saudi, serta dua firma investasi raksasa asal AS, yakni Silver Lake dan Affinity Partners. Kolaborasi ini menghasilkan transaksi akuisisi yang luar biasa besar, melampaui rekor sebelumnya dalam sejarah perusahaan ekuitas swasta.
Detail Transaksi: Saham EA Bernilai Fantastis
Berdasarkan laporan Reuters, seluruh pemegang saham EA akan menerima kompensasi sebesar 210 dollar AS per lembar saham, sekitar Rp 3,5 juta. Angka ini merupakan premi jumbo 25 persen dari harga penutupan saham EA pada 25 September 2025, yang berada di posisi 168,32 dollar AS (sekitar Rp 2,8 juta). Bahkan, nilai ini melampaui rekor tertinggi saham EA sebelumnya yang sempat menyentuh 179,01 dollar AS pada Agustus 2025.
Struktur pembiayaan akuisisi ini cukup kompleks. Bloomberg melaporkan, pendanaan ekuitas dari para investor mencapai 36 miliar dollar AS (sekitar Rp 598 triliun), sementara fasilitas pembiayaan utang sebesar 20 miliar dollar AS (sekitar Rp 332 triliun) disediakan oleh JPMorgan Chase Bank sebagai underwriter utama.
PIF, yang sebelumnya memegang 9,9 persen saham EA, kini mengonversi kepemilikannya menjadi bagian dari akuisisi penuh bersama mitra investasinya. Artinya, konsorsium ini mengambil alih 100 persen saham EA dan berencana menjadikan perusahaan ini privat.
EA Go Private: Apa Artinya bagi Perusahaan dan Pemain?
Setelah akuisisi rampung, saham EA akan ditarik dari bursa publik dan statusnya berubah menjadi perusahaan tertutup. Langkah ini memungkinkan EA beroperasi tanpa tekanan pasar saham jangka pendek dan lebih fokus pada strategi jangka panjang.
Andrew Wilson, CEO sekaligus Chairman EA, menegaskan bahwa akuisisi ini merupakan bentuk pengakuan atas dedikasi tim EA. “Bersama mitra baru, kami akan terus mendorong batasan dalam hiburan, olahraga, dan teknologi untuk menciptakan pengalaman transformatif lintas generasi,” kata Wilson.
Meski go private, EA tetap mempertahankan kantor pusatnya di Redwood City, California, dan struktur manajemen perusahaan akan tetap stabil. Hal ini penting untuk memastikan kesinambungan operasional serta inovasi game yang sudah menjadi identitas EA.
Dukungan dan Respons dari Pihak Terkait
Wakil Gubernur PIF, Turqi Alnowaiser, menekankan bahwa akuisisi ini mencerminkan komitmen serius Arab Saudi terhadap industri gaming dan e-sports global. “Kemitraan strategis ini akan mempercepat pertumbuhan jangka panjang EA sekaligus memicu gelombang inovasi industri secara global,” ujarnya, dikutip dari Arab News.
Sementara itu, Egon Durban, Co-CEO Silver Lake, memberikan apresiasi tinggi terhadap kepemimpinan Andrew Wilson. Data dari Silver Lake Management menunjukkan bahwa di bawah kendali Wilson, EA berhasil menggandakan pendapatan, hampir melipatgandakan EBITDA, serta meningkatkan kapitalisasi pasar hingga lima kali lipat. Durban menambahkan, “Masa depan EA sangat cerah dan kami siap mendukung Andrew beserta timnya untuk terus menghadirkan inovasi breakthrough.”
Jared Kushner, CEO Affinity Partners, menyebut EA sebagai perusahaan ikonik yang sukses menghadirkan pengalaman entertainment lintas generasi. “Saya pribadi nggak sabar menantikan gebrakan-gebrakan EA selanjutnya yang pasti bakal epic,” ujar Kushner, dikutip KompasTekno.
Portofolio Game Legendaris EA
EA dikenal memiliki portofolio game yang legendaris dan mendunia, termasuk:
-
EA Sports FC (sebelumnya FIFA)
-
The Sims
-
Battlefield
-
Apex Legends
-
Need for Speed
-
Dragon Age
Ratusan juta gamer di seluruh dunia sudah menjadikan judul-judul ini sebagai bagian dari pengalaman hiburan mereka. Dengan dukungan investor baru, potensi inovasi game lintas platform dan generasi semakin terbuka lebar.
Dampak untuk Industri Gaming Global
Akuisisi ini menunjukkan tren baru dalam industri gaming, di mana modal besar dari investor institusional mampu mendorong ekspansi, inovasi teknologi, dan pengembangan e-sports. Dengan EA menjadi perusahaan privat, strategi jangka panjang seperti integrasi AI, pengembangan game cloud, dan ekspansi ke pasar Asia diprediksi bakal lebih agresif.
Selain itu, langkah ini juga bisa memicu akuisisi atau kolaborasi serupa di industri hiburan digital, karena investor global melihat potensi pertumbuhan sektor gaming yang masih sangat besar.











