Apa Itu Zombieing dalam Dunia Percintaan? Fenomena yang Disebut Lebih Menyakitkan dari Ghosting

Maman S

Beritaterkini – Dalam dinamika hubungan modern, istilah ghosting sudah lama dikenal sebagai salah satu pengalaman paling menyakitkan dalam urusan asmara. Seseorang tiba-tiba menghilang tanpa kabar, tanpa penjelasan, dan meninggalkan tanda tanya besar bagi orang yang ditinggalkan.

Namun, seiring berkembangnya pola komunikasi digital, muncul istilah baru yang dinilai tak kalah, bahkan lebih membingungkan secara emosional: zombieing. Fenomena ini terjadi ketika seseorang yang dulu menghilang begitu saja, tiba-tiba kembali muncul seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Kehadiran “mendadak” ini sering memicu perasaan campur aduk. Ada rasa senang karena dihubungi kembali, tetapi di saat yang sama muncul luka lama, kebingungan, dan pertanyaan soal niat sebenarnya. Lantas, apa itu zombieing dalam dunia percintaan, dan mengapa fenomena ini perlu diwaspadai?

Apa Itu Zombieing dalam Dunia Percintaan?

Zombieing berasal dari kata zombie, yang merujuk pada makhluk yang “hidup kembali” setelah mati. Dalam konteks hubungan asmara, zombieing menggambarkan perilaku seseorang yang sebelumnya menghilang atau memutus komunikasi tanpa kejelasan, lalu tiba-tiba muncul kembali tanpa membahas masa lalu.

Biasanya, kemunculan ini diawali dengan pesan sederhana seperti “Hai, apa kabar?” atau sekadar memberi like dan komentar di media sosial setelah lama tidak berinteraksi. Sekilas terlihat sepele, tetapi bagi orang yang pernah ditinggalkan, hal ini bisa sangat mengguncang emosi.

Zombieing berbeda dari upaya memperbaiki hubungan yang sehat. Pelaku sering kali tidak memberikan penjelasan atas kepergiannya di masa lalu, dan bertindak seolah hubungan tersebut tidak pernah bermasalah.

Perbedaan Zombieing dan Ghosting

Meski terdengar mirip, zombieing dan ghosting memiliki perbedaan mendasar.

  • Ghosting: Seseorang menghilang sepenuhnya tanpa kabar dan tanpa kembali.

  • Zombieing: Seseorang menghilang, lalu kembali muncul setelah waktu yang cukup lama tanpa penjelasan.

Menurut sejumlah pakar hubungan, zombieing justru bisa terasa lebih menyakitkan karena membuka kembali harapan dan emosi yang sebelumnya sudah berusaha ditutup.

Mengapa Seseorang Melakukan Zombieing?

Tidak ada satu alasan tunggal mengapa seseorang melakukan zombieing. Namun, beberapa faktor umum kerap menjadi pemicunya.

1. Mencari Perhatian dan Validasi

Banyak pelaku zombieing kembali hanya untuk memastikan bahwa dirinya masih diingat. Mereka ingin tahu apakah masih memiliki “tempat” di hati orang yang pernah dekat dengannya, tanpa niat serius membangun hubungan yang sehat.

2. Rasa Bosan atau Kesepian

Dalam beberapa kasus, zombieing terjadi saat seseorang merasa kesepian atau bosan. Menghubungi orang dari masa lalu dianggap sebagai jalan pintas untuk mendapatkan perhatian emosional tanpa usaha besar.

3. Penyesalan di Kemudian Hari

Ada juga pelaku yang benar-benar menyesal telah menghilang. Setelah waktu berlalu, mereka menyadari kesalahan dan mencoba kembali. Sayangnya, niat ini sering tidak dibarengi komunikasi yang jujur dan terbuka, sehingga justru menimbulkan kebingungan.

4. Peran Media Sosial

Kemudahan akses lewat media sosial memperparah fenomena ini. Seseorang bisa kembali “hadir” hanya dengan membalas story, memberi like, atau mengirim pesan singkat, tanpa perlu menjelaskan alasan kepergiannya di masa lalu.

Pakar psikologi hubungan dari berbagai publikasi internasional menilai bahwa zombieing kerap dipicu oleh rendahnya tanggung jawab emosional dalam berkomunikasi, terutama di era digital yang serba instan.

Dampak Zombieing bagi Korban

Zombieing bukan sekadar gangguan kecil dalam percintaan. Bagi banyak orang, dampaknya bisa cukup serius secara emosional.

  • Membuka kembali luka lama yang belum sepenuhnya sembuh

  • Menimbulkan kebingungan dan harapan semu

  • Mengganggu proses pemulihan diri

  • Menurunkan kepercayaan terhadap hubungan baru

Karena itulah, fenomena ini sering dianggap lebih “kejam” daripada ghosting, karena datang setelah korban merasa sudah mulai pulih.

Cara Menghadapi Zombieing dengan Bijak

Jika kamu mengalami zombieing, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar tidak terjebak dalam siklus hubungan yang tidak sehat.

1. Jangan Langsung Bereaksi Emosional

Luangkan waktu untuk menenangkan diri sebelum merespons. Kehadiran kembali seseorang dari masa lalu tidak selalu berarti niat baik.

2. Tanyakan Niat dengan Jelas

Jika kamu memilih merespons, tidak ada salahnya meminta kejelasan. Apakah mereka ingin memperbaiki hubungan, atau hanya sekadar menyapa tanpa tujuan?

3. Ingat Alasan Hubungan Berakhir

Jangan mengabaikan pengalaman masa lalu. Jika sebelumnya kamu ditinggalkan tanpa penjelasan, itu adalah tanda yang perlu dipertimbangkan matang-matang.

4. Tetapkan Batasan

Menjaga batas diri sangat penting. Jika kehadiran mereka justru mengganggu ketenangan emosionalmu, tidak ada kewajiban untuk terus membuka akses komunikasi.

5. Prioritaskan Kesehatan Mental

Fokuslah pada pemulihan diri dan kebahagiaan pribadi. Hubungan yang sehat seharusnya memberi rasa aman, bukan kebingungan berulang.

Zombieing dan Pentingnya Hubungan yang Sehat

Fenomena zombieing menunjukkan bahwa komunikasi yang tidak bertanggung jawab masih menjadi masalah besar dalam dunia percintaan modern. Meski terlihat sepele, dampaknya bisa sangat dalam bagi pihak yang ditinggalkan.

Hubungan yang sehat selalu dibangun di atas kejujuran, kejelasan, dan rasa saling menghargai. Seseorang yang datang dan pergi tanpa penjelasan bukanlah standar hubungan yang layak diperjuangkan.

Pada akhirnya, memahami apa itu zombieing dalam dunia percintaan bisa membantu kita lebih waspada, lebih tegas menjaga batas diri, dan tidak mudah terjebak dalam harapan yang tidak jelas arah dan tujuannya.

Also Read