Beritaterkini – Puasa sering dianggap sebagai cara alami untuk membantu tubuh beristirahat dari pola makan harian. Namun bagi sebagian orang, terutama penderita diabetes, pertanyaan besarnya adalah: apakah puasa benar-benar bisa membantu mengontrol kadar gula darah atau justru berisiko? Pertanyaan ini semakin relevan menjelang momen-momen ibadah yang melibatkan puasa panjang.
Dalam beberapa kasus, puasa memang berpotensi memberikan efek positif pada metabolisme glukosa. Tapi, di sisi lain, puasa juga dapat memicu penurunan atau lonjakan gula darah yang cukup ekstrem bila tidak dijalankan dengan persiapan yang benar. Hal inilah yang membuat banyak diabetesi perlu memahami prinsip dasar perubahan glukosa saat tubuh tidak menerima asupan makanan.
Artikel ini membahas fakta medis, rekomendasi tenaga kesehatan, hingga tips aman yang bisa diterapkan penderita diabetes apabila ingin berpuasa. Seluruh informasi disajikan dalam bahasa yang santai, natural, dan mudah dipahami.
Bagaimana Puasa Mempengaruhi Kadar Gula Darah?
Puasa memicu perubahan metabolisme di dalam tubuh. Ketika tidak ada makanan yang masuk, tubuh akan mencari sumber energi alternatif karena pasokan glukosa dari makanan berhenti sementara.
Penurunan Glukosa Saat Tidak Makan
Dalam kondisi normal, tubuh menggunakan glukosa sebagai sumber energi utama. Ketika seseorang berpuasa, cadangan glikogen yang berada di hati akan dipecah menjadi glukosa untuk menjaga kadar gula tetap stabil.
Namun setelah beberapa jam, cadangan ini mulai menipis. Pada orang sehat, tubuh bisa melakukan kompensasi dengan mengubah lemak menjadi energi melalui proses yang disebut glukoneogenesis. Mekanisme inilah yang membuat kadar gula darah tetap relatif terjaga.
Risiko pada Penderita Diabetes
Pada penderita diabetes, terutama yang menggunakan insulin atau obat penurun gula darah, respons kompensasi ini tidak selalu berjalan optimal. Tanpa asupan makanan yang cukup, mereka bisa mengalami hipoglikemia, yakni penurunan gula darah ke level yang terlalu rendah.
Apa Bahayanya Hipoglikemia?
Hipoglikemia dapat menyebabkan gejala seperti:
-
Gemetar
-
Keringat dingin
-
Pusing atau linglung
-
Pingsan
-
Kejang (pada kasus berat)
Kondisi ini bisa membahayakan nyawa jika tidak segera ditangani, terutama jika penderita tidak menyadari tanda-tanda awal.
Lonjakan Gula Darah Saat Berbuka
Selain risiko gula darah turun, ada juga potensi lonjakan gula darah ketika waktu berbuka tiba.
Makanan Manis dan Karbohidrat Cepat Cerna
Ketika berbuka, banyak orang tergoda menyantap makanan tinggi gula atau karbohidrat cepat serap. Pada diabetesi, ini bisa menyebabkan hiperglikemia, yaitu kadar gula darah naik tajam dalam waktu singkat.
Menurut penjelasan American Diabetes Association (ADA), konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi tanpa pengaturan porsi bisa mengganggu kontrol gula darah, terutama setelah puasa panjang.
Pengaruh Pola Makan Tidak Seimbang
Kelebihan porsi, kurang minum air, atau tidak adanya aktivitas fisik ringan setelah makan dapat memperburuk kondisi. Akibatnya, kadar gula naik drastis dan sulit dikendalikan sepanjang malam.
Rekomendasi Medis: Amankah Penderita Diabetes Berpuasa?
Tidak semua penderita diabetes dapat berpuasa. Konsultasi medis adalah langkah paling penting sebelum memutuskan.
Pertimbangan Dokter Sebelum Mengizinkan Puasa
Tenaga medis biasanya mempertimbangkan beberapa hal berikut:
-
Riwayat gula darah yang stabil
-
Tidak memiliki komplikasi berat (seperti gangguan ginjal atau saraf)
-
Menggunakan obat yang dosisnya bisa disesuaikan
-
Tidak memiliki riwayat hipoglikemia berulang
Kementerian Kesehatan RI juga menekankan bahwa penderita diabetes dengan komplikasi parah tidak disarankan untuk berpuasa karena risiko metaboliknya sangat tinggi.
Panduan Organisasi Diabetes Internasional
Federation of International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa puasa dapat dilakukan oleh sebagian diabetesi selama ada:
-
Edukasi yang cukup
-
Penyesuaian obat
-
Pemantauan gula darah intensif
-
Pola makan sehat selama sahur dan berbuka
Cara Puasa yang Lebih Aman untuk Mengontrol Gula Darah
Jika dokter menyatakan kondisi aman, penderita diabetes bisa menjalankan puasa dengan beberapa strategi berikut.
1. Pilih Makanan dengan Indeks Glikemik Rendah
Contohnya:
-
Oat, gandum
-
Beras merah
-
Buah segar (bukan jus)
-
Kacang-kacangan
-
Sayuran hijau
Makanan ini dicerna lebih lambat sehingga mencegah lonjakan gula darah.
2. Jangan Lewatkan Sahur
Sahur dengan komposisi karbohidrat kompleks, protein, dan serat sangat disarankan. Ini membantu menjaga kestabilan gula darah sepanjang hari.
3. Hindari Makanan Manis Saat Berbuka
Lebih baik memulai dengan air putih, kurma 1–2 butir, kemudian makan utama dalam porsi seimbang. Membatasi gorengan dan makanan manis sangat dianjurkan.
4. Cek Gula Darah Secara Berkala
Pemantauan gula darah tidak membatalkan puasa. Justru ini penting untuk mencegah hipoglikemia dan hiperglikemia.
5. Lakukan Aktivitas Fisik Ringan
Jalan ringan setelah berbuka membantu mengontrol kadar gula dan memperbaiki metabolisme.
Kesimpulan: Bisakah Puasa Membantu Mengontrol Kadar Gula?
Jawabannya: bisa, tetapi tidak untuk semua orang.
Pada individu sehat, puasa dapat membantu memperbaiki sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa. Namun bagi penderita diabetes, risiko hipoglikemia dan hiperglikemia tetap harus diperhatikan. Dengan konsultasi medis, pengaturan makan yang baik, dan pemantauan gula darah yang konsisten, puasa bisa menjadi bagian dari strategi gaya hidup sehat.
Tanpa persiapan, puasa dapat berbahaya bagi diabetesi yang memiliki kontrol gula buruk atau komplikasi berat. Karena itu, keputusan berpuasa sebaiknya digabungkan dengan nasihat dokter dan pemahaman penuh terhadap kondisi tubuh.











