Beritaterkini – Merokok kerap dianggap sebagai urusan pribadi. Banyak orang merasa kebiasaan ini hanya berdampak pada diri sendiri, tanpa menyadari efek berantainya bagi orang di sekitar. Padahal, dalam konteks ibu menyusui, rokok bukan lagi sekadar pilihan gaya hidup, melainkan persoalan serius yang menyangkut kesehatan bayi.
Bagi bayi, air susu ibu (ASI) adalah satu-satunya sumber nutrisi utama di awal kehidupan. Apa pun yang masuk ke tubuh ibu, termasuk zat berbahaya dari rokok, berpotensi ikut terbawa ke dalam ASI. Inilah yang membuat kebiasaan merokok selama masa menyusui menjadi perhatian besar di dunia kesehatan.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam bahaya merokok bagi ibu menyusui, dampaknya bagi kesehatan buah hati, serta pandangan para ahli kesehatan terkait langkah pencegahan yang seharusnya dilakukan. Bukan sekadar larangan, tetapi penjelasan berbasis fakta agar ibu dan keluarga bisa mengambil keputusan terbaik.
Fakta Utama: Apa yang Terjadi Saat Ibu Menyusui Merokok
Merokok menghasilkan asap yang mengandung ribuan zat kimia berbahaya. Di antaranya yang paling dikenal adalah nikotin, karbon monoksida, dan tar. Zat-zat ini tidak hanya terhirup ke paru-paru, tetapi juga masuk ke aliran darah.
Pada ibu menyusui, nikotin yang terserap dalam darah dapat berpindah langsung ke ASI. Bayi yang mengonsumsi ASI tersebut secara tidak langsung ikut terpapar zat adiktif yang seharusnya sama sekali tidak masuk ke tubuhnya.
Siapa, Di Mana, dan Kapan Risiko Terjadi
Risiko ini terjadi pada ibu menyusui yang merokok aktif, baik di rumah maupun di luar rumah. Paparan bisa terjadi kapan saja selama masa menyusui, bahkan ketika ibu merasa sudah “berhati-hati”, misalnya dengan merokok jauh dari bayi.
Menurut berbagai penelitian kesehatan, nikotin dapat bertahan di dalam ASI selama beberapa jam setelah rokok dihisap. Artinya, menyusui setelah merokok tetap membawa risiko, meskipun ibu tidak merokok tepat sebelum menyusui.
Dampak Langsung Rokok pada Bayi Melalui ASI
Gangguan Tidur dan Nafsu Makan
Paparan nikotin melalui ASI diketahui dapat memengaruhi pola tidur bayi. Bayi menjadi lebih gelisah, sulit tidur nyenyak, dan sering terbangun. Selain itu, nikotin juga dapat menurunkan nafsu makan, sehingga asupan nutrisi bayi menjadi tidak optimal.
Kondisi ini tentu berpengaruh pada tumbuh kembang bayi, terutama pada masa-masa awal kehidupan yang sangat krusial.
Risiko Gangguan Perkembangan Sistem Saraf
Sistem saraf bayi masih dalam tahap perkembangan pesat. Paparan zat kimia dari rokok berpotensi mengganggu proses ini. Beberapa studi menunjukkan adanya kaitan antara paparan nikotin dini dengan masalah perilaku dan konsentrasi di kemudian hari.
Meski dampaknya tidak selalu langsung terlihat, efek jangka panjang inilah yang menjadi kekhawatiran utama para tenaga medis.
Paparan Asap Rokok Lingkungan: Bahaya Tambahan
Bahaya merokok bagi ibu menyusui tidak hanya datang dari ASI. Asap rokok di lingkungan sekitar bayi, yang dikenal sebagai asap rokok pasif, juga sama berbahayanya.
Bayi yang terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami infeksi saluran pernapasan, batuk kronis, pilek berkepanjangan, hingga asma. Sistem pernapasan bayi yang masih sangat sensitif membuatnya rentan terhadap polusi udara, termasuk asap rokok.
Risiko SIDS yang Mengintai
Sejumlah penelitian internasional menunjukkan bahwa paparan asap rokok meningkatkan risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi mendadak. Risiko ini menjadi lebih besar jika ibu atau anggota keluarga lain merokok di dalam rumah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam berbagai rilis resminya menegaskan bahwa tidak ada tingkat paparan asap rokok yang aman bagi bayi dan anak-anak.
Dampak Merokok bagi Kesehatan Ibu Menyusui
Penurunan Produksi dan Kualitas ASI
Merokok juga berdampak langsung pada ibu. Nikotin diketahui memengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin, dua hormon utama yang berperan dalam produksi dan pengeluaran ASI. Akibatnya, jumlah ASI bisa berkurang, dan proses menyusui menjadi tidak optimal.
Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat membuat bayi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhannya.
Kelelahan dan Daya Tahan Tubuh Menurun
Ibu menyusui yang merokok juga lebih rentan mengalami kelelahan, gangguan tidur, dan penurunan daya tahan tubuh. Padahal, masa menyusui menuntut kondisi fisik dan mental yang prima agar ibu mampu merawat bayi dengan baik.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menjaga gaya hidup sehat selama kehamilan dan menyusui merupakan kunci utama untuk melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas.
Pandangan Ahli: Berhenti Merokok adalah Pilihan Terbaik
Para ahli kesehatan sepakat bahwa berhenti merokok sepenuhnya adalah langkah paling aman bagi ibu menyusui. American Academy of Pediatrics dan WHO sama-sama merekomendasikan lingkungan bebas asap rokok untuk bayi dan anak.
Jika berhenti total masih terasa berat, tenaga kesehatan menyarankan langkah-langkah sementara, seperti:
-
Tidak merokok di dalam rumah atau dekat bayi
-
Menyusui di ruangan bebas asap rokok
-
Mencuci tangan dan mengganti pakaian setelah merokok
Namun, para ahli juga menegaskan bahwa langkah-langkah ini tidak sepenuhnya menghilangkan risiko. Nikotin dan residu zat kimia tetap bisa menempel di kulit, rambut, dan pakaian.
Tanggung Jawab Bersama demi Kesehatan Buah Hati
Bahaya merokok bagi ibu menyusui bukan hanya isu individu, melainkan tanggung jawab bersama keluarga dan lingkungan sekitar. Dukungan pasangan dan anggota keluarga sangat berperan dalam membantu ibu berhenti merokok.
Setiap batang rokok yang dihisap selama masa menyusui membawa konsekuensi nyata bagi kesehatan buah hati. Dengan berhenti merokok, ibu tidak hanya melindungi dirinya sendiri, tetapi juga memberikan fondasi kehidupan yang lebih sehat, aman, dan berkualitas bagi sang bayi.











