Beritaterkini – Upaya pemerintah membangun kembali Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, mendapat apresiasi dari DPR RI. Langkah ini dinilai sebagai bukti nyata keseriusan negara dalam melindungi dan mengembangkan pesantren sebagai pilar penting pendidikan keagamaan di Indonesia.
Pesantren Al Khoziny sebelumnya mengalami peristiwa ambruk yang mengundang perhatian publik. Insiden tersebut tak hanya berdampak pada aktivitas belajar mengajar, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran soal keselamatan santri dan kelayakan infrastruktur pesantren secara umum.
Kini, melalui proyek rekonstruksi yang dirancang lebih matang, pesantren tersebut diharapkan benar-benar bangkit dari ambruk, bukan sekadar berdiri kembali secara fisik, tetapi juga menjadi contoh penataan pesantren yang aman, layak, dan berkelanjutan ke depan.
DPR RI Apresiasi Langkah Pemerintah
Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Maman Imanul Haq, secara terbuka menyampaikan apresiasinya terhadap kebijakan pemerintah yang memutuskan membangun kembali Pondok Pesantren Al Khoziny.
Menurut Maman, kebijakan ini mencerminkan perhatian serius pemerintah terhadap pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang memiliki peran strategis dalam mencetak generasi berkarakter dan berakhlak.
“Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah dalam pembangunan kembali Pondok Pesantren Al Khoziny. Ini menunjukkan keberpihakan dan dukungan nyata pemerintah terhadap pengembangan pesantren di Indonesia. Namun, kami berharap proses penataan pesantren tetap berlanjut,” ujar Maman, Selasa (16/12/2025).
Ia menegaskan, pembangunan fisik harus dibarengi dengan pengawasan ketat agar pesantren benar-benar memenuhi standar keamanan dan kenyamanan bagi para santri.
Lokasi dan Skala Pembangunan Pesantren Al Khoziny
Rekonstruksi Pondok Pesantren Al Khoziny direncanakan berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 4.100 meter persegi. Lokasinya berada di Jalan Siwalan Panji II, Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Fasilitas yang Akan Dibangun
Pembangunan pesantren ini tidak dilakukan secara parsial, melainkan menyeluruh, mencakup berbagai fasilitas utama, antara lain:
-
Gedung asrama santri setinggi lima lantai
-
Sarana pendidikan dan ruang belajar
-
Masjid sebagai pusat kegiatan ibadah
-
Penunjang fasilitas pesantren lainnya
Target penyelesaian proyek ini ditetapkan pada Juni 2026, dengan harapan aktivitas pendidikan bisa kembali berjalan normal dan lebih baik dari sebelumnya.
Sejalan dengan Arahan Presiden Prabowo
Maman Imanul Haq menilai, pembangunan kembali Pesantren Al Khoziny sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya penataan infrastruktur pesantren secara nasional.
Arahan tersebut menekankan perlunya kolaborasi lintas kementerian dan lembaga agar pesantren tidak lagi dibangun secara asal, tetapi memenuhi standar teknis dan keselamatan.
Beberapa pihak yang terlibat dalam kolaborasi ini antara lain:
-
Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat
-
Kementerian Agama
-
Kementerian Pekerjaan Umum
-
Pemerintah daerah setempat
Kolaborasi ini dinilai krusial agar pembangunan pesantren tidak hanya cepat, tetapi juga berkualitas dan berkelanjutan.
Pentingnya Pengawasan dan Penataan Pesantren
Selain pembangunan fisik, Maman menekankan pentingnya pemantauan dan pengawasan yang konsisten dalam penataan pesantren. Menurutnya, kejadian ambruk harus menjadi pelajaran serius bagi semua pihak.
“Pemantauan, pengawasan, dan pelaksanaan penataan pesantren membutuhkan dukungan semua pihak agar pesantren benar-benar menjadi tempat yang aman, layak, dan nyaman untuk menimba ilmu,” tegasnya.
Ia menilai, pesantren bukan sekadar bangunan, melainkan ruang hidup bagi ribuan santri yang membutuhkan jaminan keselamatan dan kenyamanan dalam jangka panjang.
Groundbreaking Dihadiri Menko PM
Sebagai bentuk keseriusan pemerintah, proses rekonstruksi Pesantren Al Khoziny telah ditandai dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking.
Acara tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, pada Kamis (11/12/2025). Kehadiran Menko PM menjadi sinyal kuat bahwa proyek ini mendapat perhatian langsung dari pemerintah pusat.
Pemerintah sebelumnya memang telah memutuskan untuk merekonstruksi pesantren tersebut setelah bangunan lama mengalami keruntuhan dan dinilai tidak lagi layak digunakan.
Dampak Positif bagi Dunia Pesantren
Pembangunan kembali Pesantren Al Khoziny diharapkan membawa dampak positif yang lebih luas, tidak hanya bagi santri dan pengelola pesantren, tetapi juga bagi sistem pendidikan pesantren di Indonesia.
Beberapa dampak yang diharapkan antara lain:
-
Meningkatkan standar keselamatan bangunan pesantren
-
Menjadi contoh penataan pesantren berbasis kolaborasi
-
Memperkuat kepercayaan publik terhadap pendidikan pesantren
-
Mendorong pesantren menjadi pusat pendidikan yang modern dan inklusif
Dengan pendekatan yang lebih terencana, pesantren diharapkan benar-benar bangkit dari ambruk, baik secara fisik maupun sistem pengelolaannya.











