Beritaterkini – Bencana Sumatra kembali menyita perhatian nasional. Sejak awal Desember 2025, banjir bandang dan longsor melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatra, dengan dampak paling parah dirasakan oleh Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Ribuan warga terdampak, sementara jumlah korban jiwa terus bertambah seiring proses pencarian dan evakuasi yang masih berlangsung.
Situasi darurat ini memicu respons cepat dari pemerintah pusat dan daerah. Selain fokus pada operasi penyelamatan dan pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) juga menyiapkan santunan bagi keluarga korban meninggal dunia dan korban luka berat.
Lalu, seperti apa perkembangan terbaru data korban Bencana Sumatra, berapa nominal santunan yang disiapkan, dan kapan bantuan tersebut bisa diterima oleh keluarga korban? Berikut rangkuman lengkapnya berdasarkan informasi resmi hingga 10 Desember 2025.
Update Terbaru Korban Bencana Sumatra per 10 Desember 2025
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis pembaruan data korban banjir bandang dan longsor yang melanda tiga provinsi di Sumatra. Data ini merupakan hasil operasi pencarian dan pertolongan (SAR) yang terus dilakukan secara intensif di berbagai titik terdampak.
Jumlah Korban Meninggal Dunia Bertambah
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana (Kapusdatin) BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan adanya penambahan jumlah korban meninggal dunia dalam laporan terbaru.
“Untuk korban meninggal dunia, bertambah lima jasad,” ujar Abdul Muhari melalui kanal YouTube resmi BNPB, Rabu (10/12/2025).
Sebelumnya, pada Selasa (9/12/2025), jumlah korban meninggal tercatat sebanyak 964 jiwa. Dengan penemuan terbaru ini, total korban jiwa akibat Bencana Sumatra meningkat menjadi 969 orang.
Rincian Lokasi Penemuan Korban
Penambahan korban meninggal dunia berasal dari dua wilayah terdampak, yakni:
-
Kabupaten Langkat, Sumatra Utara: 2 korban ditemukan
-
Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat: 3 korban ditemukan
Proses evakuasi di dua wilayah tersebut terkendala kondisi medan yang sulit, cuaca yang belum sepenuhnya bersahabat, serta akses jalan yang rusak akibat longsor.
Jumlah Korban Hilang Mulai Menurun
Di sisi lain, BNPB juga mencatat adanya perkembangan positif pada data korban hilang. Dari sebelumnya 264 orang yang masih dalam pencarian, kini jumlahnya menurun menjadi 252 orang.
Penurunan ini menunjukkan bahwa upaya SAR mulai membuahkan hasil, meski tantangan di lapangan masih cukup besar. Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, relawan, dan masyarakat setempat terus bekerja tanpa henti.
Rekapitulasi Data Korban Bencana Sumatra
Berikut ringkasan data korban berdasarkan laporan resmi BNPB per 10 Desember 2025:
-
Meninggal dunia: 969 jiwa (bertambah 5 dari hari sebelumnya)
-
Hilang (dalam pencarian): 252 orang (turun dari 264 orang)
-
Luka-luka: Lebih dari 5.000 orang, tersebar di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat
BNPB menegaskan bahwa data ini masih bersifat dinamis dan dapat berubah seiring berjalannya operasi SAR serta pemutakhiran laporan dari posko daerah.
Respons Pemerintah: Skema Santunan dari Kemensos
Selain penanganan darurat di lapangan, pemerintah juga menyiapkan dukungan jangka pendek bagi keluarga korban melalui program santunan atau yang sering disebut sebagai “tali asih”.
Nominal Santunan untuk Korban Bencana Sumatra
Kementerian Sosial menetapkan besaran santunan berdasarkan kategori korban, sebagai berikut:
-
Korban meninggal dunia: Rp15.000.000
-
Korban luka berat: Rp5.000.000
Santunan ini bertujuan untuk meringankan beban keluarga korban, terutama dalam memenuhi kebutuhan mendesak pascabencana.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari komitmen negara untuk hadir di tengah masyarakat saat terjadi bencana besar.
Kapan Santunan Kemensos Akan Dicairkan?
Pertanyaan soal waktu pencairan santunan menjadi perhatian utama keluarga korban. Menanggapi hal tersebut, Mensos Saifullah Yusuf menjelaskan bahwa penyaluran bantuan tidak dilakukan secara instan.
“Ini semacam tali asih untuk meringankan beban. Tetapi ini akan kami salurkan nanti setelah melakukan asesmen,” kata Gus Ipul dalam program Metro Siang, Metro TV, Rabu (10/12/2025).
Tahapan Penyaluran Santunan
Menurut Kemensos, ada beberapa tahapan penting yang harus dilalui sebelum santunan dapat dicairkan, yaitu:
-
Pendataan korban oleh posko bencana di masing-masing daerah terdampak
-
Verifikasi dan validasi data oleh tim asesmen Kemensos
-
Koordinasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) provinsi dan kabupaten/kota setempat
-
Penyaluran santunan setelah kondisi lapangan dinilai relatif kondusif
Proses asesmen ini dinilai krusial untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan benar-benar diterima oleh pihak yang berhak.
Alasan Asesmen Tidak Bisa Dilewati
Kemensos menjelaskan bahwa asesmen diperlukan untuk:
-
Menghindari data ganda atau tidak valid
-
Memastikan status korban sesuai kategori
-
Menjaga akuntabilitas penggunaan anggaran negara
Dengan mekanisme ini, pemerintah berharap penyaluran santunan bisa berjalan transparan dan adil, meski membutuhkan waktu.
Layanan Informasi dan Kontak Resmi untuk Keluarga Korban
Bagi keluarga korban Bencana Sumatra yang membutuhkan informasi lanjutan atau ingin menyampaikan pengaduan, pemerintah menyediakan beberapa kanal resmi.
Kontak Kemensos dan BNPB
-
Call center Kemensos: 119 ext. 8 (jam kerja)
-
Hotline BNPB: 117
-
Informasi resmi BNPB: Kanal YouTube dan media sosial BNPB
Selain itu, masyarakat juga dapat berkoordinasi langsung dengan Dinas Sosial daerah atau posko bencana yang tersebar di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Dampak dan Evaluasi Penanganan Bencana
Bencana Sumatra kali ini menjadi salah satu bencana hidrometeorologi terbesar di akhir 2025. Selain menelan korban jiwa, ribuan rumah rusak, fasilitas umum lumpuh, dan aktivitas ekonomi warga terganggu.
Pakar kebencanaan kerap mengingatkan bahwa intensitas hujan ekstrem, kondisi geografis, serta alih fungsi lahan menjadi faktor yang memperparah dampak banjir bandang dan longsor. Pemerintah pusat dan daerah diharapkan tidak hanya fokus pada penanganan darurat, tetapi juga pada mitigasi jangka panjang agar kejadian serupa bisa diminimalkan di masa depan.
Seluruh informasi dalam artikel ini bersumber dari pernyataan resmi BNPB dan Kementerian Sosial per 10 Desember 2025. Data dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan situasi di lapangan dan hasil operasi SAR.











