Bitcoin Kembali Menguat Tembus USD92.000, Minat Institusi Dorong Rebound Pasar Kripto

Maman S

Beritaterkini – Harga Bitcoin kembali memanas setelah sempat berada di bawah tekanan berat pada pekan lalu. Aset kripto terbesar dunia itu menembus level USD92.000 pada Selasa malam hingga Rabu pagi waktu Indonesia, sebuah lonjakan yang langsung memantik optimisme baru di pasar aset digital.
Kenaikan cepat ini membuat banyak pelaku pasar menilai bahwa daya beli terhadap Bitcoin masih sangat solid, terutama setelah pasar sempat diguncang gelombang likuidasi besar-besaran.
Fenomena rebound ini juga memperlihatkan bagaimana sentimen institusi global mulai kembali menjadi motor penggerak pergerakan harga Bitcoin menjelang keputusan penting The Federal Reserve pada pertengahan Desember 2025.

Pemulihan Tajam Setelah Tekanan Likuidasi Besar

Menurut data pasar, Bitcoin sebelumnya sempat turun hingga berada di area USD83.800–USD84.000 akibat gelombang likuidasi lebih dari USD250 juta di pasar derivatif kripto. Namun, tekanan ini tak berlangsung lama.
Pelaku industri dalam negeri, termasuk Vice President Indodax Antony Kusuma, menyebut pemulihan tersebut terjadi berkat masifnya respons pembeli setelah harga menyentuh zona support teknikal yang cukup kuat.

Dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (5/12/2025), Antony menjelaskan:

“Kenaikan ini didorong oleh menguatnya minat institusi keuangan global terhadap aset digital serta pulihnya sentimen pasar pasca penurunan tajam akhir pekan lalu.”

Sentimen tersebut terlihat dari meningkatnya aktivitas spot dan derivatif dalam 24 jam terakhir, menandakan bahwa reli ini bukan hanya efek teknikal jangka pendek, melainkan didukung permintaan nyata.

Institusi Global Jadi Motor Utama Penguatan Harga

Dukungan dari Raksasa Finansial Dunia

Indodax mencatat bahwa sejumlah institusi keuangan besar seperti Goldman Sachs, Vanguard, hingga Bank of America mulai membuka akses lebih luas terhadap produk investasi berbasis Bitcoin.
Akses ini berupa perluasan eksposur melalui instrumen pasar modal, integrasi layanan digital asset custody, hingga pembukaan jalur trading aset kripto untuk klien institusional.

Antony menilai langkah ini menjadi katalis besar:

“Penerimaan institusi besar menjadi katalis penting dalam penguatan harga Bitcoin. Langkah mereka memberikan sinyal kuat bahwa adopsi aset digital semakin meluas.”

Konteks Global yang Mendukung

Langkah institusional tersebut juga sejalan dengan tren global:

  • banyak manajer aset besar menambahkan Bitcoin ke portofolio diversifikasi,

  • meningkatnya permintaan dari klien korporasi,

  • serta naiknya adopsi aset digital di negara-negara Eropa dan Asia.

Kombinasi ini memperkuat persepsi bahwa Bitcoin kini tak lagi hanya dianggap aset spekulatif, tetapi mulai difungsikan sebagai salah satu instrumen lindung nilai alternatif.

Rebound Cepat Tunjukkan Minat Beli yang Konsisten

Volume Perdagangan Melonjak

Pada periode 24 jam terakhir, volume perdagangan global Bitcoin tercatat meningkat signifikan. Lonjakan ini menunjukkan bahwa tekanan jual sebelumnya tidak menghilangkan minat investor terhadap aset ini.

Rebound cepat pasca koreksi pekan lalu menegaskan bahwa level support di area USD83.000 dianggap cukup kuat oleh pelaku pasar—baik ritel maupun institusi.

Faktor Jangka Pendek Turut Berperan

Selain dukungan institusi, dinamika pasar jangka pendek seperti short squeeze dan retest zona support teknikal juga menjadi pendorong.
Hal ini lazim terjadi pada aset berfluktuasi tinggi seperti Bitcoin, terutama ketika pasar menghadapi ketidakpastian menjelang keputusan kebijakan moneter.

Likuiditas The Fed Tingkatkan Selera Risiko Pasar

Kebijakan Makro yang Bersahabat

Dari sisi makroekonomi, keputusan Federal Reserve menghentikan program Quantitative Tightening (QT) sejak 1 Desember 2025 menjadi faktor lain yang menguatkan sentimen.

The Fed kembali menyuntikkan sekitar USD13,5 miliar melalui operasi repo harian—salah satu injeksi likuiditas terbesar yang pernah dilakukan sejak masa pandemi COVID-19.

Antony menjelaskan bahwa peningkatan likuiditas global umumnya berdampak positif pada aset berisiko, termasuk pasar kripto.

“Meredanya tekanan kebijakan moneter memberi ruang bagi investor untuk kembali masuk ke pasar. Secara historis, kebijakan yang lebih longgar selalu meningkatkan minat terhadap aset kripto.”

Pasar kini menanti keputusan The Fed pada 9–10 Desember 2025, termasuk potensi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Investor Diingatkan Tetap Waspada di Tengah Volatilitas

Meski Bitcoin kembali menguat, volatilitas tetap menjadi karakter utama pasar kripto. Antony mengingatkan bahwa investor perlu mengatur strategi dengan lebih disiplin dan tidak terbawa euforia.

Ia merekomendasikan dua pendekatan:

1. Dollar-Cost Averaging (DCA)

Pendekatan ini membantu investor mengurangi risiko membeli di harga puncak dan menjaga konsistensi dalam akumulasi aset.

2. Manajemen Risiko yang Ketat

Mengatur batas kerugian (stop loss), tidak masuk pasar dalam kondisi emosional seperti FOMO, serta memahami dinamika pasar sebelum mengambil posisi.

Indodax juga mengimbau seluruh investor untuk terus memperbarui informasi terkait faktor yang dapat mempengaruhi volatilitas harga, baik di pasar global maupun domestik.

Pemahaman Pasar Jadi Kunci Mengelola Portofolio Kripto

Antony menegaskan bahwa pengetahuan mendalam tentang pergerakan pasar kripto sangat penting di tengah cepatnya perubahan harga. Investor yang memahami pola teknikal, arah sentimen, dan pengaruh makroekonomi cenderung mampu mengambil keputusan yang lebih baik.

Ia merangkum:

“Pemahaman yang baik terhadap dinamika pasar adalah kunci untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. Pasar bergerak cepat, dan informasi yang akurat akan membantu investor tetap berada di jalur yang benar.”

Kesimpulan: Bitcoin Masuki Fase Optimisme Baru

Kenaikan Bitcoin hingga USD92.000 menandakan kembalinya optimisme pasar kripto setelah tekanan besar pada pekan sebelumnya. Kombinasi faktor institusional, likuiditas bank sentral, dan dinamika teknikal membuat reli ini terasa lebih kuat dan terukur.

Namun, kehati-hatian tetap dibutuhkan, mengingat volatilitas adalah bagian tak terpisahkan dari aset digital ini. Investor disarankan untuk tetap rasional, berstrategi jangka panjang, dan mengikuti perkembangan pasar secara berkala.

Also Read