Beritaterkini – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang dapat melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Peringatan ini menyusul terpantau dua bibit siklon tropis, yakni Bibit Siklon 91S dan Bibit Siklon 93S, di kawasan Samudra Hindia.
Kemunculan dua bibit siklon tersebut diprediksi membawa dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca nasional, terutama dalam bentuk peningkatan curah hujan, angin kencang, hingga potensi gelombang tinggi di wilayah perairan tertentu. Situasi ini menjadi perhatian serius karena bertepatan dengan periode cuaca yang cenderung labil di berbagai daerah.
BNPB mengingatkan bahwa meski bibit siklon tidak selalu berkembang menjadi siklon tropis, pengaruhnya tetap signifikan terhadap dinamika atmosfer. Karena itu, pemerintah daerah dan masyarakat diminta tidak lengah serta meningkatkan kewaspadaan sejak dini.
BNPB Ungkap Posisi Bibit Siklon 91S dan 93S
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa Bibit Siklon Tropis 91S saat ini terdeteksi berada di Samudra Hindia bagian barat Lampung.
Dampak Bibit Siklon 91S di Wilayah Sumatera
Menurut Abdul Muhari, keberadaan Bibit Siklon 91S berpotensi memicu peningkatan curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sejumlah wilayah Sumatera. Daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan antara lain:
-
Sumatera Barat
-
Bengkulu
-
Lampung
“Selain hujan lebat, wilayah pesisir barat Sumatera Barat dan Bengkulu juga berpotensi mengalami angin kencang,” ujar Abdul Muhari dalam keterangan resminya, Sabtu (13/12/2025).
Kondisi ini dinilai berisiko memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor, terutama di wilayah dengan kontur perbukitan dan daerah aliran sungai.
Bibit Siklon 93S Berpengaruh ke Jawa, Bali, hingga Maluku
Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 93S diprakirakan berada di Samudra Hindia bagian selatan Pulau Sumba. Bibit siklon ini berpotensi membentuk daerah konvergensi atau perlambatan kecepatan angin yang memanjang dari Bali hingga Nusa Tenggara Barat (NTB).
Wilayah Terdampak Angin Kencang
BNPB menyebut dampak dari Bibit Siklon 93S dapat memicu angin kencang di sejumlah wilayah, antara lain:
-
Jawa Timur
-
Jawa Tengah
-
Jawa Barat
-
DI Yogyakarta
-
DKI Jakarta
-
Nusa Tenggara Barat
-
Sulawesi Selatan
-
Maluku
“Dampaknya dapat memicu angin kencang di sejumlah wilayah tersebut dalam sepekan ke depan,” jelas Abdul Muhari.
Angin kencang yang terjadi secara tiba-tiba berpotensi menumbangkan pohon, merusak bangunan ringan, hingga mengganggu aktivitas transportasi darat dan laut.
Potensi Bencana Hidrometeorologi Meningkat
BNPB menegaskan bahwa kombinasi hujan lebat dan angin kencang akibat pengaruh bibit siklon tropis dapat meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi. Beberapa potensi bencana yang perlu diantisipasi meliputi:
-
Banjir dan banjir bandang
-
Tanah longsor
-
Angin puting beliung
-
Gelombang tinggi di wilayah perairan
BNPB mengingatkan bahwa pengalaman sebelumnya menunjukkan dampak tidak langsung bibit siklon sering kali lebih berbahaya karena masyarakat cenderung kurang waspada dibanding saat terjadi siklon tropis secara langsung.
Imbauan BNPB untuk Pemerintah Daerah dan Masyarakat
Untuk meminimalkan risiko, BNPB mengimbau pemerintah daerah agar segera melakukan langkah-langkah kesiapsiagaan. Koordinasi lintas sektor dinilai penting, terutama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), aparat desa, serta relawan kebencanaan.
Langkah Kesiapsiagaan yang Disarankan
Abdul Muhari menekankan sejumlah langkah sederhana namun krusial yang dapat dilakukan masyarakat, di antaranya:
-
Memangkas pohon rapuh di sekitar rumah
-
Memeriksa kekuatan atap dan bangunan
-
Menyimpan dokumen penting dan perangkat elektronik di tempat aman
-
Mengamankan benda-benda yang mudah terbawa angin
“Masyarakat juga disarankan menyiapkan tas siaga bencana berisi kebutuhan dasar untuk minimal tiga hari,” ujarnya.
Tas siaga tersebut idealnya berisi air minum, makanan siap saji, obat-obatan, senter, pakaian ganti, serta dokumen penting.
Pantau Informasi Cuaca dari Sumber Resmi
BNPB juga mengingatkan pentingnya memantau perkembangan cuaca dari sumber resmi, seperti BMKG dan kanal informasi kebencanaan pemerintah. Informasi yang akurat dan terkini dapat membantu masyarakat mengambil keputusan cepat saat kondisi memburuk.
“Jika terjadi hujan lebat dengan durasi lebih dari satu jam, masyarakat diimbau bersiap melakukan evakuasi ke lokasi yang lebih aman,” pungkas Abdul Muhari.
Dengan meningkatnya potensi cuaca ekstrem akibat Bibit Siklon 91S dan 93S, kewaspadaan kolektif menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko dan dampak bencana di berbagai wilayah Indonesia.











