Beritaterkini – Kebakaran hebat yang melanda kantor PT Terra Drone di Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025), meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar. Insiden yang terjadi pada siang hari itu menelan puluhan korban jiwa serta memicu proses identifikasi besar-besaran oleh petugas gabungan.
Dalam pendataan awal di lokasi, tim pemadam kebakaran mencatat sedikitnya 22 orang meninggal dunia dan 19 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. Angka tersebut tercantum dalam papan informasi darurat yang dipasang tidak jauh dari titik kejadian dan terus diperbarui petugas hingga malam hari.
Peristiwa ini menyoroti kembali persoalan keselamatan bangunan bertingkat, terutama gedung yang dihuni pekerja dan penghuni secara bersamaan. BPBD dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mengingatkan bahwa evakuasi gedung padat aktivitas membutuhkan prosedur cepat, terarah, dan infrastruktur keselamatan yang berfungsi optimal.
Identitas 22 Korban Meninggal Mulai Diungkap Petugas
Tim pendataan sementara mencatat bahwa korban terdiri dari laki-laki dan perempuan, dengan sebagian identitas yang telah lengkap, sementara lainnya masih berupa inisial. Dari data awal, terlihat bahwa mayoritas korban adalah perempuan, termasuk satu orang yang diketahui sedang mengandung.
Berikut daftar nama korban meninggal yang tercatat dalam papan evakuasi awal:
-
Ninda
-
Apriana (L)
-
Abiel (L)
-
Yoga (L)
-
Pariyem
-
Noria (hamil)
-
Nisa
-
Nazlia
-
Risda
-
Assyfa
-
Della
-
Siti
-
Emelia
-
Vina
-
Chandra
-
Tasya
-
Sendi (L)
-
Raihan (L)
-
Chintia
-
Rosdiana
-
Ihsanul Mirza (L)
-
Ipul (L)
Petugas lapangan menegaskan bahwa data ini masih bersifat sementara, mengingat proses identifikasi belum rampung dan beberapa jenazah memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Koordinasi juga terus dilakukan dengan pihak keluarga untuk memastikan kecocokan identitas.
Menurut penjelasan Kepala Gulkarmat Jakarta Pusat dalam keterangan tertulisnya, pendataan awal seperti ini penting dilakukan untuk memberikan informasi cepat kepada keluarga yang mencari kabar anggota keluarganya. Meski begitu, proses verifikasi tetap mengikuti prosedur resmi, termasuk pemeriksaan rekam medis, ciri fisik, serta pencocokan data dari pihak keluarga.
Korban Diduga Terjebak di Lantai 3 dan 5
Berdasarkan catatan awal petugas, lantai 3 dan 5 menjadi area paling terdampak saat kebakaran berlangsung. Di dua lantai ini, kepulan asap tebal meningkat sangat cepat, sehingga membuat banyak orang kesulitan menemukan jalur keluar.
Tim investigasi sementara menduga peningkatan suhu ruangan dan kepadatan asap membuat korban tidak sempat menyelamatkan diri. Beberapa ruang kantor di lantai tersebut diketahui memiliki pembatas kaca dan area kerja tertutup, yang berpotensi memperburuk sirkulasi asap ketika terjadi kebakaran.
“Dari hasil penyisiran sementara, sebagian besar korban ditemukan di dua lantai tersebut. Kami masih melakukan pendalaman terkait kondisi ruang dan jalur evakuasi,” ujar seorang petugas BPBD yang bertugas di lokasi.
Situasi ini juga mendapat perhatian dari para ahli keselamatan bangunan. Dalam beberapa kasus kebakaran gedung, akses evakuasi yang tidak jelas, ventilasi minim, atau sistem peringatan dini yang terlambat dapat memperburuk risiko. Pakar keselamatan publik Universitas Indonesia, dalam wawancara sebelumnya mengenai insiden serupa, menekankan bahwa bangunan tinggi harus memiliki alarm yang berfungsi, petunjuk jalur keluar yang terang, serta latihan evakuasi berkala bagi penghuni.
Tim Gabungan Masih Menyisir Bangunan Hingga Malam Hari
Hingga Selasa malam, tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Gulkarmat, kepolisian, dan sejumlah relawan masih melakukan penyisiran di dalam bangunan. Upaya pencarian difokuskan pada titik-titik ruangan yang memiliki potensi jalur terperangkapnya korban.
Dinas Gulkarmat menyebutkan bahwa pendinginan area kebakaran memakan waktu lebih lama karena beberapa bagian bangunan memiliki material mudah terbakar, termasuk peralatan elektronik kantor dan furnitur. Suhu ruangan yang tinggi membuat proses masuk ke beberapa ruangan harus dilakukan secara bertahap.
Sementara itu, polisi telah memasang garis pembatas dan mulai melakukan pengumpulan barang bukti untuk kepentingan penyelidikan. Pemeriksaan saksi dan pegawai gedung juga sedang berlangsung.
“Investigasi masih berjalan. Kami belum bisa menyimpulkan penyebab pasti kebakaran. Semua kemungkinan, termasuk unsur kelalaian, sedang ditelaah,” ungkap Kapolres Metro Jakarta Pusat dalam pernyataan singkatnya.
Keluarga Korban Datangi Rumah Sakit untuk Identifikasi
Setelah evakuasi, jenazah korban langsung dibawa ke beberapa rumah sakit rujukan di Jakarta. Keluarga korban mulai berdatangan untuk memastikan identitas sekaligus mengambil jenazah yang sudah terkonfirmasi.
Pihak rumah sakit menyediakan ruang khusus bagi keluarga untuk memudahkan proses identifikasi. Petugas medis juga menyiapkan layanan pendampingan psikologis bagi keluarga yang membutuhkan.
BPBD DKI Jakarta mengimbau masyarakat untuk mengikuti informasi resmi melalui kanal pemerintah daerah dan tidak menyebarkan data korban yang belum tervalidasi.
Penyebab Kebakaran Masih Diselidiki
Hingga kini, penyebab pasti kebakaran belum diumumkan. Tim laboratorium forensik (Labfor) Polri sedang mengumpulkan sampel dari titik-titik yang dianggap sebagai sumber panas awal.
Dalam banyak kasus kebakaran perkantoran, faktor pemicu yang sering terjadi antara lain korsleting listrik, perangkat elektronik yang overheat, atau penggunaan material yang tidak tahan api. Namun, seluruh kemungkinan masih harus diverifikasi.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB dalam sejumlah kesempatan menekankan bahwa penyebab kebakaran baru bisa dipastikan setelah investigasi ilmiah oleh tim forensik. Pernyataan ini juga berlaku untuk kasus Terra Drone.
Penanganan Lanjutan dan Langkah Ke Depan
Setelah proses identifikasi selesai, pemerintah daerah dijadwalkan menyampaikan perkembangan resmi terkait jumlah korban serta hasil penelitian awal dari tim teknis. Wali Kota Jakarta Pusat juga dijadwalkan meninjau lokasi untuk memastikan proses pemulihan berjalan baik.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya memastikan standar keselamatan gedung terpenuhi, mulai dari jalur evakuasi, alat pemadam api ringan (APAR), hingga sistem alarm yang berfungsi.











