Beritaterkini – Investasi diprediksi bakal menjadi salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026. Meski ada perlambatan global, optimisme tetap terlihat dari berbagai indikator, termasuk pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang diproyeksikan meningkat.
Kepala Ekonom PermataBank, Josua Pardede, menilai bahwa investasi tetap berpeluang tumbuh di tengah tantangan global. “Kami melihat investasi tetap tumbuh meskipun ada perlambatan global. Tahun depan potensinya lebih besar, terutama dari belanja pemerintah dan percepatan proyek prioritas,” ungkapnya dalam sesi daring, Kamis (11/12/2025).
Peningkatan investasi ini dinilai penting untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional, terutama di tengah kebutuhan untuk memperkuat infrastruktur dan mendukung sektor-sektor strategis. Selain itu, upaya pemerintah dalam mendorong iklim investasi juga menjadi faktor kunci yang bisa mempercepat arus modal ke Indonesia.
Pertumbuhan Investasi dan Tantangan Efisiensi
Menurut Josua, salah satu faktor pendorong investasi adalah implementasi satgas percepatan investasi yang telah disiapkan pemerintah. Satgas ini diharapkan mampu memperbaiki hambatan struktural, termasuk tingginya Incremental Capital Output Ratio (ICOR).
ICOR Indonesia tercatat lebih tinggi dibandingkan negara berkembang lainnya. Hal ini menandakan investasi di Indonesia belum sepenuhnya efisien, sehingga dibutuhkan perbaikan pada proses perizinan, layanan publik, serta kepastian hukum.
Hingga kuartal III-2025, PMTB mencatatkan pertumbuhan 4,72%, menunjukkan tren positif meski masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti biaya usaha yang tinggi, kepastian regulasi yang belum optimal, dan kebutuhan reformasi di sektor tenaga kerja.
Investasi Luar Jawa Terus Tumbuh
Dari sisi wilayah, investasi di luar Pulau Jawa terus menunjukkan tren meningkat sejak 2020 hingga 2024. Kawasan Indonesia bagian tengah dan timur menjadi prioritas, sejalan dengan pembangunan infrastruktur dan hilirisasi sumber daya alam.
Josua menekankan pentingnya pemulihan infrastruktur di Sumatera sebagai agenda strategis. Kerusakan akibat bencana di beberapa wilayah memengaruhi logistik dan biaya distribusi. “Sumatera harus dibangun lebih kuat, bukan sekadar revitalisasi,” ujarnya.
Peran Danantara dan Investasi Swasta
Peran Danantara, lembaga yang ditugaskan menarik investasi strategis, mulai menjadi sorotan. Walaupun kontribusinya belum besar, potensi Danantara penting sebagai katalis masuknya investasi swasta.
“Investasi swasta masih menjadi kontributor terbesar. Danantara berfungsi sebagai pemantik agar lebih banyak modal masuk ke sektor prioritas,” jelas Josua. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam pembangunan nasional.
Dukungan Perjanjian Perdagangan
Pemerintah juga mendorong implementasi perjanjian perdagangan, seperti EU-CEPA, serta kerja sama regional lainnya. Strategi ini dinilai mampu meningkatkan diversifikasi ekspor sekaligus memperkuat minat investor global untuk menanamkan modal di Indonesia.
Langkah ini menunjukkan bahwa kombinasi antara perbaikan infrastruktur, reformasi regulasi, dan kolaborasi internasional menjadi strategi integral untuk memperkuat iklim bisnis nasional.
Prospek Optimistis Meski Tantangan Ada
Meski tantangan struktural masih membayangi, prospek investasi di Indonesia tetap positif. Josua menekankan, “Jika reformasi regulasi, percepatan proyek strategis, dan perbaikan infrastruktur berjalan sesuai rencana, maka investasi berpotensi tumbuh lebih kuat dari proyeksi.”
Dengan dukungan kebijakan yang tepat, investasi diperkirakan tumbuh 5,6% pada 2026, membuka peluang bagi peningkatan aktivitas bisnis dan pertumbuhan ekonomi secara lebih luas.











