Investor Ritel Kian Dominan, IHSG Dinilai Berpeluang Menembus Level 9.000

Maman S

Beritaterkini – Pergerakan pasar modal Indonesia kembali menjadi sorotan setelah optimisme mengenai peluang IHSG menuju level 9.000 semakin menguat. Sentimen positif ini terutama dipicu oleh dominasi investor ritel yang terus menunjukkan aktivitas tinggi sepanjang tahun. Dalam beberapa bulan terakhir, dinamika pasar mengindikasikan bahwa dukungan investor ritel mampu menjadi motor utama dalam mengangkat indeks ke zona rekor baru.
Di tengah volatilitas harian, sejumlah indikator fundamental dan teknikal disebut memberi ruang yang cukup besar bagi IHSG untuk melaju lebih jauh. Para analis menilai, tren penguatan yang berulang serta valuasi yang relatif menarik menjelang akhir tahun membuat prospek pasar semakin solid.
Artikel ini mengulas lebih dalam pandangan Mandiri Sekuritas, kondisi pasar terbaru, hingga bagaimana investor dapat memanfaatkan momentum penguatan menjelang 2026.

IHSG Dinilai Berpeluang Mencapai 9.000: Optimisme Menguat

Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Oki Ramadhana, menyatakan bahwa peluang IHSG melewati level psikologis 9.000 kini semakin terbuka. Menurutnya, tren penguatan indeks selama beberapa bulan terakhir menunjukkan pola yang konsisten.

Oki mengungkapkan bahwa IHSG telah berkali-kali menyentuh titik tertinggi baru. Dengan lebih dari 20 kali “menyentuh puncak”, ia menilai bahwa pasar hanya menunggu momentum final untuk menembus level berikutnya.

Dalam acara Media Gathering Mandiri Sekuritas di Jakarta, Selasa (9/12/2025), Oki menyampaikan:

“Kalau bisa achieve 9.000, itu hanya soal waktu. Saya yakin dengan kekuatan investor ritel saat ini, peluangnya sangat besar.”

Pernyataan tersebut memperkuat pandangan bahwa pelaku pasar domestik kini memegang peranan semakin dominan dalam menentukan arah pergerakan IHSG.

Investor Ritel Jadi Penggerak Utama Pasar

Kontribusi Ritel Terus Meningkat

Dalam beberapa tahun terakhir, investor ritel Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang pesat, baik dari sisi jumlah maupun nilai transaksi. Berdasarkan laporan BEI sepanjang 2025, komposisi transaksi ritel masih stabil di level tinggi—sebuah tren yang dianggap menjadi salah satu pondasi utama kenaikan indeks.

Kepala Riset Ciptadana Sekuritas, dalam analisis resminya bulan lalu, juga menyatakan bahwa peningkatan literasi keuangan di kalangan masyarakat turut meningkatkan partisipasi ritel di pasar saham. Hal ini membuat struktur pasar domestik lebih tangguh ketika menghadapi tekanan eksternal.

Valuasi Masih Menarik

Oki menilai bahwa valuasi pasar saat ini masih terbilang murah dibandingkan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Dengan prospek pertumbuhan emiten yang positif, investor ritel disebut punya kesempatan besar memanfaatkan momentum ini.

Ia menjelaskan bahwa sebagian besar saham berada pada level harga yang menawarkan potensi pertumbuhan menarik pada tahun depan.

“Tahun depan ekspektasi growth EPS itu 12 persen. Bond yield juga menunjukkan tren penurunan. Ini kondisi yang sangat baik untuk pasar modal,” ujar Oki.

Dengan penurunan imbal hasil obligasi, aset berbasis saham diperkirakan menjadi pilihan yang lebih atraktif bagi investor.

Rekomendasi Strategi Portofolio Menjelang 2026

Momentum Akhir Tahun Dianggap Ideal

Memasuki akhir 2025, Mandiri Sekuritas menilai bahwa inilah saat yang tepat untuk mengatur ulang portofolio. Oki menegaskan bahwa investor sebaiknya memanfaatkan momentum akhir tahun yang memiliki kecenderungan historis menunjukkan penguatan.

“Pegang investasinya dari sekarang sampai tahun depan minimal. Potensinya besar,” katanya.

Analis pasar juga menyebut bahwa periode November–Januari dikenal sebagai fase yang cukup positif bagi pasar modal Indonesia, didukung oleh aliran dana investor domestik dan pola musim laporan keuangan kuartal IV.

Tetap Utamakan Prinsip Kehati-hatian

Meski prospeknya menjanjikan, Mandiri Sekuritas mengingatkan pentingnya disiplin dalam menerapkan prinsip fundamental. Oki menyampaikan bahwa investor perlu memperhatikan kualitas emiten secara menyeluruh.

“Lihat fundamental-nya, lihat technical-nya, lihat liquidity-nya. Banyak saham bagus, tidak hanya blue-chip. Di luar blue-chip pun banyak yang fundamentalnya kuat dan punya cerita pertumbuhan menarik,” jelasnya.

Ini menunjukkan bahwa peluang tidak hanya berada pada saham-saham unggulan, tetapi juga pada sektor-sektor dengan prospek pertumbuhan jangka panjang.

Kinerja Perdagangan Terbaru: IHSG Ditutup Melemah

Meski sentimen positif masih dominan, IHSG pada perdagangan Selasa (9/12/2025) justru ditutup melemah. Indeks terkoreksi 53,51 poin atau 0,61% ke level 8.657,18.

Aktivitas Transaksi Tetap Tinggi

Berdasarkan data BEI, total frekuensi perdagangan hari itu mencapai 3.115.997 kali transaksi, dengan volume mencapai 54,21 miliar lembar saham. Nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp26,17 triliun.

Dari 801 saham yang diperdagangkan:

  • 250 saham menguat

  • 432 saham melemah

  • 119 saham stagnan

Data tersebut menunjukkan bahwa meski terjadi koreksi, aktivitas pasar tetap solid, menandakan minat investor ritel dan institusi masih terjaga.

Pengaruh Sentimen Global & Domestik

Tekanan global, fluktuasi rupiah, serta kekhawatiran terhadap kebijakan ekonomi negara mitra dagang disebut menjadi faktor utama koreksi jangka pendek ini. Namun, sejumlah ekonom menilai bahwa volatilitas ini bersifat sementara.

Ekonom Bank Indonesia dalam laporan triwulanan sebelumnya menyatakan bahwa stabilitas ekonomi nasional masih terjaga, didukung inflasi yang terkendali dan konsumsi domestik yang kuat. Faktor-faktor tersebut diyakini menjadi katalis positif yang dapat membantu IHSG kembali menguat.

Prospek IHSG ke Depan: Menuju Level Psikologis Baru

Meski ada tekanan jangka pendek, Oki meyakini bahwa arah besar IHSG tetap berada dalam tren positif. Dominasi investor ritel, peningkatan kinerja emiten, serta perbaikan indikator ekonomi diperkirakan menjadi pendorong utama beberapa bulan mendatang.

Analis senior pasar modal menambahkan bahwa pencapaian level 9.000 bukan hanya simbol kekuatan pasar, tetapi juga menunjukkan kedewasaan struktur pasar Indonesia yang semakin stabil dan inklusif.

Also Read