Beritaterkini – Memasuki musim hujan, keluhan panas tinggi mendadak jadi salah satu alasan paling sering orang datang ke fasilitas kesehatan. Sayangnya, masih banyak yang menganggap semua demam itu sama, padahal penyebab dan risikonya bisa sangat berbeda.
Dua penyakit yang paling sering bikin bingung adalah demam berdarah (DBD) dan tipes. Keduanya sama-sama diawali demam, tapi punya sumber penularan, gejala lanjutan, hingga potensi komplikasi yang tidak sama. Salah langkah mengenali gejala bisa berakibat fatal, terutama pada DBD.
Karena itu, penting bagi masyarakat untuk kenali perbedaan gejala demam berdarah dan tipes sejak awal. Dengan memahami ciri khas masing-masing penyakit, penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat, sebelum kondisi memburuk.
Apa Itu Demam Berdarah dan Tipes?
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam berdarah adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue, ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini aktif menggigit pada pagi dan sore hari, serta berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, ember, atau pot bunga.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, peningkatan kasus DBD hampir selalu terjadi saat musim hujan karena kondisi lingkungan yang lembap mempercepat perkembangbiakan nyamuk.
Tipes (Typhoid Fever)
Berbeda dengan DBD, tipes disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penularannya terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi, terutama akibat sanitasi buruk dan kebersihan yang kurang terjaga.
Bakteri masuk ke tubuh lewat mulut, bertahan di saluran pencernaan, lalu menyebar ke aliran darah dan organ lain jika tidak segera ditangani.
Gejala Demam Berdarah yang Perlu Diwaspadai
DBD bisa menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Penyakit ini dikenal berbahaya karena dapat berkembang cepat menuju fase kritis.
1. Demam Tinggi Mendadak
Penderita DBD biasanya mengalami demam tinggi hingga 39–40 derajat Celsius yang muncul tiba-tiba. Demam ini sering tidak turun meski sudah minum obat penurun panas biasa dan berlangsung selama 2–7 hari.
2. Sakit Kepala dan Nyeri Hebat
Keluhan khas lainnya adalah sakit kepala berat, terutama di belakang mata, disertai nyeri otot, sendi, dan tulang. Banyak pasien menggambarkannya seperti “badan dipukul-pukul”.
3. Muncul Ruam atau Bintik Merah
Bintik atau ruam merah pada kulit menjadi tanda penting DBD. Bintik ini muncul akibat perdarahan kapiler di bawah kulit dan tidak hilang saat ditekan. Biasanya terlihat di wajah, dada, lengan, hingga telapak tangan.
4. Mual, Muntah, dan Tubuh Sangat Lemas
Selain panas tinggi, penderita DBD sering mengalami mual, muntah, hilang nafsu makan, dan rasa lemas ekstrem akibat penurunan trombosit dan cairan tubuh.
5. Tanda Perdarahan
Pada kasus lebih berat, bisa muncul mimisan, gusi berdarah, muntah darah, atau BAB hitam. Ini menandakan kondisi serius yang memerlukan perawatan segera.
Gejala Tipes yang Sering Diabaikan
Gejala tipes cenderung muncul bertahap dan sering disalahartikan sebagai masuk angin atau gangguan pencernaan biasa.
1. Demam Tinggi Bertahap
Berbeda dengan DBD, demam pada tipes biasanya naik perlahan, terutama sore atau malam hari, dan bisa bertahan lebih dari satu minggu jika tidak diobati.
2. Sakit Kepala dan Pusing
Infeksi bakteri dapat memengaruhi sistem saraf, menyebabkan sakit kepala, pusing, dan sulit berkonsentrasi.
3. Nyeri Perut
Keluhan utama tipes adalah gangguan pencernaan. Nyeri perut, terutama di bagian bawah, sering disertai rasa tidak nyaman, kembung, dan mual.
4. Diare atau Sembelit
Sebagian penderita mengalami diare, sementara yang lain justru mengalami sembelit. Pola ini bergantung pada respon tubuh terhadap infeksi bakteri.
5. Nafsu Makan Menurun
Mulut terasa pahit, perut cepat kenyang, dan nafsu makan menurun drastis. Jika berlangsung lama, kondisi ini bisa menyebabkan penurunan berat badan dan lemas berkepanjangan.
Cara Membedakan Gejala Demam Berdarah dan Tipes
1. Bintik Merah pada Kulit
DBD ditandai dengan bintik merah akibat perdarahan yang tidak hilang saat ditekan. Pada tipes, bintik merah jarang muncul, jumlahnya sedikit, dan bukan akibat perdarahan.
2. Pola Demam
DBD: demam tinggi mendadak.
Tipes: demam naik bertahap dan berlangsung lama.
3. Lokasi Nyeri
DBD lebih dominan nyeri otot, sendi, dan kepala.
Tipes lebih fokus pada gangguan pencernaan seperti sakit perut, diare, atau sembelit.
4. Risiko Syok
DBD berisiko menyebabkan syok akibat kebocoran plasma dan penurunan trombosit. Pada tipes, syok jarang terjadi kecuali sudah muncul komplikasi berat.
Pentingnya Pemeriksaan Medis
Meski gejalanya mirip, diagnosis pasti hanya bisa ditegakkan melalui pemeriksaan medis, terutama tes darah. Dokter akan memeriksa trombosit, hematokrit, atau tes Widal dan kultur darah untuk memastikan apakah pasien menderita DBD atau tipes.
Kementerian Kesehatan RI secara rutin mengimbau masyarakat agar tidak menunda pemeriksaan jika mengalami demam lebih dari dua hari, terutama disertai panas tinggi, nyeri hebat, atau gangguan pencernaan.
Kesimpulan
Memahami dan kenali perbedaan gejala demam berdarah dan tipes adalah langkah penting untuk mencegah risiko yang lebih serius. Jangan menganggap remeh demam, apalagi jika disertai panas tinggi dan gejala lain yang tidak biasa.
Semakin cepat dikenali dan ditangani, semakin besar peluang sembuh tanpa komplikasi. Jika ragu, segera periksakan diri ke dokter agar mendapat penanganan yang tepat.











