MBG Dongkrak Ekonomi Lokal, Permintaan Pangan Naik dan Harga Tetap Stabil

Maman S

Beritaterkini – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali menjadi sorotan karena manfaatnya tidak lagi sebatas memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah dan kelompok B3—ibu hamil, ibu menyusui, serta balita. Di berbagai daerah, program ini mulai memperlihatkan pengaruh nyata terhadap roda ekonomi lokal, terutama melalui meningkatnya permintaan pangan dan stabilnya harga kebutuhan pokok.

Seiring perluasan implementasi MBG pada 2025, banyak pelaku usaha kecil di daerah yang mulai merasakan dampak positifnya. Kondisi pasar lokal menjadi lebih hidup, rantai pasok semakin aktif, dan pendapatan pedagang makin stabil dibanding sebelum program berjalan. Situasi ini juga diakui para ekonom yang melihat MBG sebagai peluang besar bagi pembangunan ekonomi berbasis komunitas.

Dalam konteks inilah, pernyataan dari ekonom dan Pendiri Bright Institute, Awalil Rizky, menguatkan pandangan bahwa MBG bukan hanya program gizi, melainkan instrumen ekonomi yang strategis bila dikelola dengan baik.

MBG Bukan Sekadar Program Gizi, tapi Penggerak Ekonomi Daerah

Menurut Awalil Rizky, MBG memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak ekonomi di tingkat lokal apabila tata kelolanya dilakukan secara konsisten dan transparan. Ia melihat bahwa jalur distribusi pangan yang melibatkan banyak pelaku usaha kecil membuat program ini memiliki efek domino yang kuat di masyarakat.

Manfaat Ganda yang Langsung Dirasakan

Awalil menegaskan bahwa MBG diterima dengan sangat baik oleh masyarakat bukan hanya karena aspek gizinya, tetapi juga karena dampak ekonominya.

Ia menyampaikan:

“Program MBG ini harus terus diperbaiki dan dikembalikan pada tujuan awalnya. Selain memastikan makanan bergizi untuk siswa, ibu hamil, dan kelompok lain, program ini juga bisa menggerakkan perekonomian, terutama di tingkat lokal,” ujar Awalil.

Pandangan tersebut sejalan dengan tujuan Badan Gizi Nasional (BGN) selaku institusi pengampu program, yang dalam beberapa pernyataan resmi menekankan bahwa MBG dirancang untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus memberdayakan pelaku usaha lokal.

Pentingnya Tata Kelola yang Bersih dan Kompetitif

Selain manfaat langsung, Awalil juga menyoroti pentingnya tata kelola program yang sehat agar distribusi anggaran dan manfaat MBG merata hingga ke daerah-daerah terpencil.

Pantauan dan Rekomendasi KPPU

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sebelumnya telah mengeluarkan lima rekomendasi resmi terkait kemitraan dalam program MBG pada Agustus 2025. Rekomendasi ini dirancang agar lebih banyak pelaku usaha lokal, termasuk UMKM, dapat berpartisipasi tanpa hambatan.

Awalil menilai rekomendasi tersebut penting untuk menjaga pasar tetap sehat.

“Rekomendasi KPPU perlu digaungkan supaya pasar tidak menjadi tidak sehat. Kita harus menghindari monopoli atau oligopoli yang membuat pasokan dikuasai oleh segelintir pihak. Dengan menerapkan rekomendasi KPPU, persoalan seperti ini bisa diminimalkan,” tegasnya.

Dampak pada Realisasi Fiskal 2025

Belanja anggaran MBG disebut berpengaruh signifikan terhadap realisasi fiskal nasional, terutama menjelang penutupan tahun anggaran 2025. Pemerintah juga menekankan bahwa transaksi yang melibatkan banyak komponen lokal akan memperkuat ekonomi akar rumput secara berkelanjutan.

Seorang pejabat BGN pernah menyatakan dalam laporan resminya bahwa:

“MBG dirancang bukan hanya sebagai program intervensi gizi, tetapi juga sebagai pengungkit ekonomi lokal melalui penggunaan bahan pangan dari pelaku usaha daerah.”

Pelaku Usaha Lokal Rasakan Dampak Nyata MBG

Salah satu aspek paling menonjol dari MBG adalah bagaimana program ini membuka peluang usaha baru dan menciptakan stabilitas pendapatan bagi pedagang di daerah.

Kisah Sukses Pedagang Sayur dari Purbalingga

Kisah Tri Susanto, pedagang sayur dari Kecamatan Kalikajar, Purbalingga, menggambarkan perubahan tersebut dengan jelas.

Sebelum terlibat dalam MBG, Tri hanya mengandalkan penjualan sayuran yang fluktuatif di pasar harian. Pendapatannya sering turun akibat rendahnya permintaan dan harga yang mudah jatuh.

Setelah bergabung dengan program MBG, Tri kini menjadi pemasok utama bahan pangan harian untuk dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kalikajar 1.

“Yang merasakan manfaatnya bukan hanya saya,” kata Tri. “Petani lokal juga ikut terbantu karena saya mengambil langsung dari mereka. Dulu harga sayur gampang turun, tapi sejak ada MBG, permintaan naik dan harga lebih stabil.”

Dampak Berantai: Dari Petani hingga Pekerja Harian

Selain meningkatkan pendapatannya sendiri, Tri juga membuka lapangan pekerjaan bagi ibu-ibu di sekitar rumahnya untuk membantu proses pembersihan sayur sebelum dikirimkan ke SPPG.

“Semua pihak dapat manfaat ekonominya,” ujarnya.

Dari cerita ini terlihat jelas bagaimana MBG menggerakkan berbagai mata rantai ekonomi: petani, pedagang kecil, pekerja harian, hingga penyedia layanan distribusi.

Stabilitas Harga Pangan Jadi Efek Positif Lainnya

Kenaikan permintaan pangan dari program MBG secara tidak langsung membantu menjaga stabilitas harga di sejumlah daerah. Biasanya, harga sayur dapat turun drastis ketika terjadi kelebihan pasokan. Namun, dengan adanya permintaan rutin dari dapur MBG, harga menjadi lebih terkendali.

Sejumlah pemerintah daerah juga menyampaikan bahwa keterlibatan pelaku usaha lokal dalam rantai pasok MBG membuat transaksi lebih cepat, distribusi pangan lebih singkat, dan risiko penurunan harga akibat pasokan berlebih bisa diminimalkan.

Analisis: MBG Berpotensi Menjadi Fondasi Ekonomi Lokal yang Berkelanjutan

Jika dijalankan dengan tata kelola yang transparan dan melibatkan UMKM secara luas, MBG berpotensi menjadi salah satu program pembangunan lokal paling berpengaruh di Indonesia.

Beberapa analis menilai bahwa:

  • MBG menciptakan demand harian yang stabil → menguntungkan petani dan pedagang.

  • Harga pangan lebih terjaga → menguntungkan konsumen.

  • Rantai pasok lokal menguat → mengurangi ketergantungan impor untuk bahan tertentu.

  • Lapangan kerja tercipta di desa-desa → memperkuat perekonomian masyarakat kecil.

Dengan kata lain, MBG bukan hanya soal makanan bergizi, tetapi juga mekanisme ekonomi mikro yang mampu menggerakkan banyak sektor sekaligus.

Also Read