Penipuan Lowongan Kerja Online Makin Marak: DPR Minta Polisi Perkuat Deteksi dan Respons Cepat

Maman S

Beritaterkini – Maraknya penipuan lowongan kerja online yang menawarkan gaji besar dan proses mudah semakin membuat resah masyarakat. Modusnya pun berkembang cepat seiring meningkatnya kebutuhan kerja, terutama di kalangan lulusan baru dan para orang tua yang ingin anaknya segera mendapatkan pekerjaan. Banyak yang tergiur janji manis, namun berakhir menjadi korban.

Fenomena penipuan ini tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga berdampak pada psikologis korban—mulai dari rasa malu, stres, hingga trauma untuk melamar pekerjaan kembali. Karena itu, para pemangku kepentingan diminta memperkuat langkah penanganan dan pencegahan.

Salah satu sorotan datang dari DPR RI yang menilai perlunya peningkatan kemampuan Kepolisian dalam mendeteksi jaringan penipuan secara digital, mempercepat respons pengaduan, serta mengoptimalkan mitigasi agar korban tidak terus bertambah.

Penipuan Lowongan Kerja Online Terus Meningkat

Dalam beberapa tahun terakhir, laporan masyarakat mengenai job scam meningkat tajam. Calon pekerja biasanya diiming-imingi lowongan bergaji tinggi tanpa syarat rumit. Proses rekrutmen palsu itu kerap dibalut dengan narasi profesional, penggunaan logo perusahaan besar, hingga website abal-abal yang dibuat menyerupai aslinya.

Di wilayah perkotaan dan daerah yang memiliki jumlah pencari kerja besar, kasus seperti ini justru lebih banyak ditemukan. Banyak korban mengaku terjebak karena informasi lowongan datang dari media sosial, pesan WhatsApp, hingga grup komunitas kecil.

Menurut Anggota Komisi III DPR RI, Rizki Faisal, tren ini harus direspons serius. Dalam keterangan resminya pada Jumat (12/12/2025), ia menyebutkan bahwa masyarakat semakin sering mengeluhkan aksi penipuan berkedok rekrutmen kerja.

Pola Penipuan Semakin Beragam

Skema penipuan yang berkembang biasanya mencakup:

  • Lowongan palsu dengan syarat administrasi berbayar

  • Rekrutmen fiktif menggunakan nama perusahaan besar

  • Skema “training berbayar” yang ujungnya menghilang

  • Penipuan bermodus agensi penyalur tenaga kerja ke luar negeri

  • Akun palsu HRD dengan dokumen manipulatif

Pelaku memanfaatkan celah literasi digital yang masih minim di kalangan masyarakat. “Banyak warga mengaku tertipu tawaran kerja yang tidak jelas sumbernya. Polanya semakin beragam dan ini perlu perhatian serius,” ujar Rizki.

Polisi Diminta Tingkatkan Deteksi Dini dan Koordinasi

Sebagai mitra kerja Kepolisian, Komisi III DPR menilai bahwa kepolisian perlu memperkuat tiga aspek utama: deteksi dini, koordinasi lintas unit, dan kecepatan memberikan perkembangan laporan kepada masyarakat.

Tantangan Penyidikan Digital

Penipuan online memiliki karakteristik yang lebih rumit karena:

  • Pelaku sering menggunakan nomor luar negeri atau nomor sekali pakai

  • Bukti digital mudah dihapus

  • Alur transaksi menggunakan rekening penampung yang tak mudah ditelusuri

  • Lokasi pelaku sering berpindah-pindah atau berada di luar daerah

Karena itu, penyidik cyber harus memperluas kemampuan digital forensics dan memperkuat kolaborasi dengan lembaga terkait seperti Kominfo dan perbankan.

Seorang analis keamanan siber dari ICT Watch—yang sering menangani edukasi literasi digital—menyebut bahwa kerja sama lintas lembaga adalah kunci. “Penanganan online scam tidak bisa dilakukan satu lembaga saja. Lintas sektor harus bergerak bersama karena pelaku memanfaatkan banyak platform,” ujar perwakilan ICT Watch dalam sebuah diskusi publik.

Apresiasi untuk Polda Kepri dan Pentingnya Edukasi Publik

Dalam kesempatan tersebut, Rizki Faisal juga mengapresiasi langkah Kepolisian Daerah Kepulauan Riau (Polda Kepri) yang dinilai aktif menindak berbagai praktik penipuan online. Ia menyebutkan bahwa proses reformasi internal Kepolisian yang berlangsung saat ini harus menjadi momentum memperkuat pelayanan publik, termasuk dalam menangani laporan penipuan.

Namun ia menegaskan bahwa tindakan represif harus dibarengi pencegahan yang menyentuh langsung masyarakat. Termasuk kampanye edukasi mengenai cara mengenali tanda-tanda lowongan palsu.

Edukasi yang Harus Terus Diperluas

Beberapa bentuk edukasi yang disebut perlu diperluas meliputi:

  • Cara memverifikasi keaslian lowongan

  • Mengidentifikasi modus penipuan yang umum

  • Cara melapor yang benar dan cepat

  • Etika keamanan digital dasar

Kampanye aktif mengenai modus-modus penipuan online, tanda-tanda tawaran mencurigakan, hingga cara melapor yang benar perlu terus dilakukan. Masyarakat harus semakin terlindungi,” ujar Rizki.

Masyarakat Diminta Selalu Waspada dan Jangan Ragu Melapor

Penipuan lowongan kerja online berkembang karena banyak korban merasa malu atau takut untuk melapor. Padahal laporan masyarakat menjadi data penting bagi penyidik untuk memetakan pola kejahatan.

Rizki mengimbau warga Kepri dan masyarakat luas untuk segera melapor jika menjadi korban. Semakin cepat laporan masuk, semakin besar peluang pelaku ditangkap.

Tips Aman Agar Tidak Terjebak Lowongan Kerja Palsu

Untuk memperkuat literasi publik, beberapa langkah pencegahan dasar berikut perlu diperhatikan:

  • Hindari lowongan yang meminta biaya administrasi/tiket pelatihan

  • Selalu cek situs resmi perusahaan

  • Hubungi nomor HRD perusahaan secara langsung

  • Periksa rekam jejak tawaran kerja melalui media sosial resmi

  • Waspadai ajakan pindah ke aplikasi pesan pribadi terlalu cepat

Pakar rekrutmen dari Asosiasi HR Indonesia menyebut bahwa perusahaan kredibel tidak pernah meminta biaya apa pun pada kandidat. “Kalau ada lowongan yang meminta uang di awal, hampir dipastikan itu penipuan,” ujarnya dalam wawancara publik tahun sebelumnya.

Upaya Pemerintah dan Platform Digital Hadapi Job Scam

Sejumlah platform digital dan lembaga pemerintah juga mulai memperkuat fitur keamanan untuk menekan penipuan lowongan kerja. Misalnya:

  • Fitur pelaporan cepat di media sosial dan marketplace pekerjaan

  • Verifikasi perusahaan dan HRD

  • Sistem deteksi otomatis untuk konten mencurigakan

  • Edukasi literasi digital melalui kanal resmi pemerintah

Langkah-langkah ini diharapkan mampu menurunkan jumlah korban dan meningkatkan kepercayaan masyarakat saat mencari pekerjaan secara online.

Also Read