Beritaterkini – Pembangunan Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi (Probowangi) terus menunjukkan progres signifikan menjelang akhir tahun. Salah satu ruas pentingnya, yaitu Paket 3 Paiton–Besuki, kini hampir rampung dan masuk tahap penyelesaian akhir. Di saat ribuan masyarakat bersiap menghadapi arus mudik dan libur Natal–Tahun Baru (Nataru), kehadiran tol ini digadang-gadang bakal menjadi solusi baru untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di jalur pantai utara Jawa Timur.
Rencana pembukaan secara gratis pada masa libur Nataru membuat perhatian publik tertuju pada proyek strategis nasional tersebut. Selain mempersingkat waktu tempuh, ruas ini juga diyakini membuka akses lebih cepat menuju sejumlah destinasi wisata favorit seperti Kawah Ijen, Baluran, dan kawasan Banyuwangi lainnya.
Dengan progres pembangunan yang telah mencapai 90,66 persen, Waskita Karya memastikan pengerjaan berjalan sesuai target. Proyek ini bukan hanya meningkatkan konektivitas, tapi juga memperkuat pengembangan ekonomi regional berbasis pariwisata, logistik, dan investasi baru.
Progres Tol Probowangi Hampir 91 Persen
PT Waskita Karya (Persero) Tbk melaporkan bahwa pembangunan Jalan Tol Probowangi Paket 3 sepanjang 5,8 kilometer telah mencapai 90,66 persen. Ruas ini melintasi wilayah Kabupaten Probolinggo hingga Situbondo, dan menjadi bagian penting dari jaringan Tol Trans Jawa yang menghubungkan wilayah barat dan timur Pulau Jawa.
Menurut Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, percepatan konstruksi dilakukan agar masyarakat bisa merasakan manfaatnya lebih cepat, terutama pada momentum libur Nataru yang biasanya cukup padat oleh perjalanan antarkota.
“Kami memaksimalkan seluruh tahapan akhir konstruksi untuk memastikan ruas ini dapat dimanfaatkan masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru,” ujar Ermy dalam pernyataan resmi, Rabu (10/12/2025).
Dibuka Gratis Selama Libur Nataru
Pemerintah dan pihak pengelola merencanakan pembukaan gratis ruas tol ini selama puncak mobilitas Nataru. Pemberlakuan tarif nol rupiah biasanya dilakukan untuk mendukung uji coba operasional sekaligus memberikan manfaat langsung bagi pengguna jalan.
Langkah ini diharapkan dapat:
-
mengurai kepadatan di jalur pantura Probolinggo–Situbondo,
-
memecah konsentrasi kendaraan di beberapa titik rawan macet,
-
mempermudah perjalanan wisatawan menuju kawasan timur Jawa Timur.
Periode libur Nataru selalu menjadi salah satu momentum dengan pergerakan kendaraan tertinggi sepanjang tahun. Penambahan akses tol baru ini dinilai strategis untuk mendukung kelancaran arus.
Jembatan Raksasa 450 Meter Jadi Ikon Baru Jawa Timur
Salah satu daya tarik utama Tol Probowangi adalah keberadaan jembatan raksasa sepanjang 450 meter yang membentang indah di atas perbukitan Paiton. Struktur ini tidak hanya menantang secara teknis, tetapi juga memiliki nilai estetika yang menjadikannya ikon infrastruktur baru di Jawa Timur.
Ermy menjelaskan bahwa proses pembangunan jembatan berlangsung cukup kompleks karena harus membelah bukit dan melintasi jurang.
“Tidak mudah membangun jembatan ini karena kondisi kontur yang ekstrem. Namun kami berupaya menyelesaikannya secara maksimal untuk memberikan fasilitas terbaik bagi masyarakat,” jelasnya.
Dengan struktur yang menjulang dan pemandangan alam sekitarnya, jembatan ini diproyeksikan menjadi salah satu spot paling ikonik dalam jaringan Trans Jawa bagian timur.
Mempermudah Akses Wisata dari Bromo hingga Kawah Ijen
Tol Probowangi membuka jalur transportasi baru menuju berbagai lokasi wisata utama di Jawa Timur. Ruas ini mempercepat akses ke:
-
Kawah Ijen
-
Pantai Pulau Merah
-
Taman Nasional Baluran
-
Taman Nasional Alas Purwo
-
Kawasan Bromo Tengger Semeru
Rangkaian lokasi ini merupakan destinasi unggulan yang selalu ramai dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Dengan terbukanya tol, perjalanan akan lebih efisien dan minim hambatan.
Menurut Kementerian PUPR dalam beberapa laporan resmi, penguatan konektivitas transportasi merupakan salah satu kunci utama peningkatan sektor pariwisata nasional.
Menghubungkan Kota Besar & Memangkas Waktu Tempuh
Tol Probowangi juga memainkan peran besar dalam memperkuat konektivitas antarkota, terutama dari:
-
Merak ke Banyuwangi
-
Surabaya ke Banyuwangi
-
Malang ke Banyuwangi
Tidak hanya untuk perjalanan wisata, tetapi juga mobilitas bisnis dan logistik.
Waskita Karya menyebut, waktu tempuh Probolinggo–Besuki yang sebelumnya membutuhkan 1 jam 15 menit, dapat dipangkas menjadi sekitar 30 menit dengan kecepatan rata-rata 80–100 km/jam.
Selain memangkas waktu, peningkatan efisiensi ini diprediksi memberi multiplier effect pada berbagai sektor, terutama perdagangan dan distribusi hasil pertanian.
Kontribusi Tenaga Kerja Lokal dan Dampak Ekonomi
Sebagai BUMN konstruksi dengan pengalaman lebih dari 65 tahun, Waskita Karya menekankan pentingnya pelibatan tenaga kerja lokal dalam setiap proyek strategis.
Dalam pembangunan Tol Probowangi, perusahaan melibatkan 44,34 persen tenaga kerja lokal. Keberadaan proyek juga memicu aktivitas ekonomi di sekitar jalur, mulai dari konsumsi pekerja, penyediaan material, hingga sektor UMKM.
Para pengamat infrastruktur menilai kehadiran tol ini akan memicu pertumbuhan pusat ekonomi baru di koridor Probolinggo–Banyuwangi, terutama karena akses yang lebih cepat dan stabil.
Struktur Pembangunan Terbagi dalam Tiga Paket
Total pembangunan Jalan Tol Probowangi dari Gending hingga Besuki dibagi ke dalam tiga paket besar:
Paket 1: Gending–Kraksaan
Berfokus pada peningkatan struktur tanah dan jalur penghubung utama.
Paket 2: Kraksaan–Paiton
Menyambungkan jalur industri dan area pemukiman padat dengan area wisata.
Paket 3: Paiton–Besuki
Merupakan paket dengan jembatan ikonik dan progres pembangunan tercepat.
Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, Waskita Karya telah menyelesaikan 23 ruas jalan tol di seluruh Indonesia, berkontribusi lebih dari 1.000 km dari total 2.000 km jaringan jalan tol nasional.











