Beritaterkini – Industri asuransi jiwa di Indonesia menunjukkan performa yang semakin kokoh sepanjang Januari hingga September 2025. Di tengah kondisi ekonomi yang masih bergerak dinamis, nilai perlindungan yang beredar di masyarakat justru mengalami lonjakan besar. Fenomena ini memperlihatkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya proteksi finansial kian meningkat.
Salah satu indikator yang paling mencolok adalah total uang pertanggungan yang menembus Rp9.018,42 triliun, atau tumbuh 19,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan signifikan ini menjadi sinyal kuat bahwa asuransi tidak lagi dianggap sebagai opsi sekunder, tetapi kebutuhan jangka panjang.
Di saat yang sama, jumlah tertanggung meningkat, aset industri bertambah, dan premi reguler makin diminati. Kombinasi faktor ini membuat 2025 menjadi periode yang menandai perubahan perilaku finansial menuju proteksi yang lebih terencana.
Total Uang Pertanggungan Asuransi Jiwa Melesat: Apa yang Terjadi?
Industri asuransi jiwa mencatat peningkatan tajam pada total uang pertanggungan sepanjang sembilan bulan pertama 2025. Nilai tersebut naik dari Rp7.572,16 triliun menjadi Rp9.018,42 triliun, salah satu pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Menurut Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon, pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap perlindungan finansial di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Ia menegaskan dalam konferensi pers AAJI, 8 Desember 2025, bahwa:
“Total tertanggung industri asuransi jiwa mencapai 151,56 juta orang, naik 12,8% secara tahunan. Ini menunjukkan peningkatan kesadaran terhadap pentingnya perlindungan jangka panjang.”
Lonjakan jumlah tertanggung tersebut menjadi salah satu penggerak utama naiknya total nilai proteksi.
Pertumbuhan Tertanggung Jadi Motor Utama
Peningkatan tertanggung terjadi di dua segmen besar: perorangan dan kumpulan.
Segmen Kumpulan Tumbuh Paling Agresif
Segmen kumpulan menunjukkan performa paling menonjol dengan kenaikan uang pertanggungan dari Rp4.846,57 triliun menjadi Rp6.369,79 triliun, tumbuh 31,4%. Angka ini menegaskan bahwa perusahaan dan institusi semakin memperkuat manfaat perlindungan bagi karyawan mereka.
Segmen Perorangan Stabil Meski Sedikit Terkoreksi
Sementara itu, segmen perorangan turun tipis 2,8%, dari Rp2.725,59 triliun menjadi Rp2.648,63 triliun, namun tetap memperlihatkan stabilitas pasar individu.
Jumlah Tertanggung Menembus 151 Juta Jiwa
-
Tertanggung perorangan: 22,32 juta (naik 16,9%)
-
Tertanggung kumpulan: 129,25 juta (naik 12,1%)
-
Total keseluruhan: 151,56 juta jiwa
Data ini memperlihatkan bahwa asuransi kini telah menjangkau sebagian besar kelompok produktif.
Pendapatan Industri Stabil, Premi Reguler Jadi Andalan
Meski total uang pertanggungan melonjak, pendapatan industri juga mencatat tren positif:
-
Total pendapatan: naik 3,2% (dari Rp168,76 triliun menjadi Rp174,21 triliun)
-
Pendapatan premi total: turun tipis 1,1% akibat melemahnya premi tunggal
Namun menurut Budi Tampubolon, kondisi premi tidak sepenuhnya negatif.
“Premi reguler justru tumbuh konsisten 5% menjadi Rp83,04 triliun. Ini menandakan masyarakat lebih memilih pembayaran berkala yang lebih terjangkau.”
Pergeseran ke premi reguler menunjukkan arah yang lebih sehat karena menghasilkan arus kas stabil bagi industri.
Klaim Turun, Retensi Polis Membaik
Sepanjang Januari–September 2025, industri membayarkan:
-
Klaim dan manfaat: Rp110,44 triliun
-
Jumlah penerima manfaat: 6,92 juta orang
-
Penurunan klaim total: 7,9% secara tahunan
Penurunan terbesar terjadi pada klaim surrender (pencairan nilai tebus), yang turun 18,7%.
Menurut Albertus Wiroyo, Ketua Bidang Kanal Distribusi dan Inklusi Tenaga Pemasar AAJI:
“Turunnya klaim surrender menandakan retensi polis semakin baik. Pemegang polis kini tidak lagi tergesa mencairkan polis untuk kebutuhan jangka pendek.”
Pada sektor kesehatan, klaim juga turun 7,5% menjadi Rp19,35 triliun, dengan klaim rata-rata per orang berkurang dari Rp7 juta menjadi Rp6,07 juta.
Aset dan Investasi Menunjukkan Tren Kuat
Industri juga mencatat kinerja positif di sisi keuangan:
-
Total aset: naik 2,9% menjadi Rp648,58 triliun
-
Total investasi: naik 3,2% menjadi Rp571,40 triliun
-
Hasil investasi: melonjak 25,5%
Kenaikan ini memperlihatkan kemampuan perusahaan asuransi mengelola portofolio di tengah pasar yang bergerak cepat.
Dampak ke Masyarakat: Perlindungan Semakin Luas
Lonjakan uang pertanggungan menjadi gambaran bahwa nilai proteksi yang tersedia untuk masyarakat semakin besar. Dengan semakin banyaknya peserta, ketahanan keuangan keluarga terhadap risiko seperti sakit, kecelakaan, hingga kehilangan penghasilan ikut menguat.
Membaiknya retensi polis juga menandakan pemahaman baru: asuransi bukan tempat menyimpan dana sementara, tetapi instrumen proteksi jangka panjang.
Penutup: Tren Positif yang Perlu Dipantau
Secara keseluruhan, 2025 menjadi tahun penting bagi industri asuransi jiwa. Lonjakan uang pertanggungan, meningkatnya jumlah tertanggung, turunnya klaim surrender, serta penguatan aset dan investasi membentuk pondasi yang solid bagi keberlanjutan industri.
Ke depan, tantangan tetap ada—mulai dari daya beli masyarakat hingga perubahan model distribusi. Namun dengan performa yang kuat, industri memiliki ruang luas untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan proteksi.











