Update BNPB: Korban Tewas Banjir Bandang dan Longsor di Sumatera Terus Bertambah Jadi 1.016 Orang

Maman S

Beritaterkini – Bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Pulau Sumatera meninggalkan duka mendalam. Data terbaru menunjukkan jumlah korban jiwa terus bertambah seiring berjalannya proses pencarian dan evakuasi di lapangan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa hingga Minggu, 14 Desember 2025, total korban meninggal dunia akibat rangkaian bencana tersebut telah mencapai 1.016 orang. Angka ini meningkat dibandingkan data sehari sebelumnya, setelah tim gabungan kembali menemukan sejumlah korban.

Di tengah cuaca yang masih tidak menentu dan kondisi medan yang sulit, upaya pencarian korban hilang masih terus dilakukan. Ribuan personel gabungan dari berbagai instansi dikerahkan untuk memastikan seluruh korban dapat ditemukan, sekaligus memberikan bantuan kepada ratusan ribu warga terdampak.

Update Terbaru BNPB: Korban Jiwa Terus Bertambah

BNPB secara resmi mengumumkan adanya penambahan korban meninggal dunia hasil dari operasi pencarian dan pertolongan (SAR) yang dilakukan di beberapa titik terdampak banjir bandang dan longsor.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa dalam satu hari terakhir tim SAR berhasil menemukan 10 jenazah tambahan.

“Per hari ini hasil pencarian dan pertolongan bertambah 10 jasad yang ditemukan,” ujar Abdul Muhari dalam jumpa pers di Jakarta, Minggu (14/12/2025).

Dari total 10 korban tersebut, sembilan ditemukan di wilayah Aceh, sementara satu korban lainnya ditemukan di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dengan penambahan ini, jumlah korban meninggal yang sebelumnya tercatat 1.006 orang kini meningkat menjadi 1.016 jiwa.

“Di Aceh sembilan dan satu di Kabupaten Agam sehingga total yang kemarin 1.006 jiwa, hari ini bertambah menjadi 1.016 jiwa,” imbuhnya.

Ratusan Ribu Warga Mengungsi Akibat Bencana

Selain korban jiwa, BNPB juga mencatat dampak besar terhadap masyarakat yang terdampak langsung oleh bencana. Hingga saat ini, sebanyak 624.670 warga terpaksa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Pengungsian dilakukan karena rumah warga rusak berat, akses jalan terputus, serta adanya potensi bencana susulan akibat curah hujan tinggi dan kondisi tanah yang masih labil. Pemerintah daerah bersama BNPB dan relawan terus mendistribusikan bantuan logistik, layanan kesehatan, serta kebutuhan dasar lainnya.

212 Orang Masih Dilaporkan Hilang

Di balik angka korban jiwa yang sudah terkonfirmasi, BNPB menyebut masih ada 212 orang yang hingga kini dilaporkan hilang. Tim SAR gabungan masih menyisir lokasi-lokasi rawan, termasuk aliran sungai, lereng perbukitan, dan area permukiman yang tertimbun material longsor.

Sumatera Utara: Puluhan Korban Hilang di Beberapa Wilayah

Di Provinsi Sumatera Utara, korban hilang tersebar di sejumlah daerah. Di Kecamatan Sukabangun dan Aloban Bair, Kabupaten Tapanuli Tengah, tercatat sebanyak 56 orang masih dalam pencarian.

Sementara itu, di Kabupaten Tapanuli Selatan, tepatnya di Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, terdapat 30 orang yang dilaporkan hilang. Selain itu, satu orang lainnya dinyatakan hilang di wilayah Pancuran Gerobak, Kota Sibolga.

Sumatera Barat: Pencarian Fokus di Aliran Sungai

Di Sumatera Barat, pencarian korban hilang difokuskan di wilayah yang dilintasi aliran sungai besar. Di Kabupaten Agam, tepatnya di Kecamatan Malalak dan Palembayan, tercatat 53 orang masih belum ditemukan.

Selain itu, 32 orang dilaporkan hilang di sepanjang aliran Sungai Batang Anai, Kota Padang Panjang. Satu orang lainnya hilang di Kabupaten Padang Pariaman. Tim SAR juga melakukan pencarian intensif di wilayah Tanah Datar, terutama di sepanjang Sungai Batang Anai yang diduga menjadi jalur hanyutnya korban.

Aceh: Korban Hilang Tersebar di Banyak Kabupaten

Provinsi Aceh menjadi wilayah dengan jumlah korban hilang terbanyak yang tersebar di berbagai kabupaten. Di Kabupaten Bener Meriah, sebanyak 14 orang dilaporkan hilang. Kemudian, enam orang di Kabupaten Aceh Utara, empat orang di Kabupaten Aceh Tengah, dan empat orang di Kabupaten Bireuen.

Selain itu, tim SAR juga melakukan pencarian di Kabupaten Aceh Tamiang dan Kabupaten Nagan Raya, yang terdampak banjir bandang dan longsor akibat intensitas hujan ekstrem.

Tantangan Operasi SAR di Lapangan

BNPB mengakui bahwa proses pencarian korban tidak berjalan mudah. Medan yang sulit, akses jalan yang rusak, serta cuaca yang masih berpotensi hujan menjadi tantangan utama bagi tim di lapangan.

Namun demikian, BNPB memastikan bahwa operasi SAR akan terus dilakukan secara maksimal. Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD daerah, relawan, dan masyarakat setempat terus bekerja secara bergantian untuk mempercepat proses pencarian.

Analisis Singkat: Dampak Cuaca Ekstrem dan Mitigasi Bencana

Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Sumatera ini kembali menyoroti dampak cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Curah hujan tinggi dalam waktu singkat, ditambah kondisi lingkungan yang rentan, menjadi faktor utama terjadinya bencana skala besar.

BNPB sebelumnya telah mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah rawan longsor dan banjir. Upaya mitigasi, seperti pemantauan cuaca, peringatan dini, serta pengelolaan lingkungan, dinilai menjadi langkah penting untuk menekan risiko bencana serupa di masa mendatang.

Pemerintah Pastikan Penanganan Korban Terus Berjalan

Pemerintah pusat melalui BNPB dan kementerian terkait menegaskan komitmennya untuk terus menangani dampak bencana ini secara menyeluruh. Fokus tidak hanya pada pencarian korban, tetapi juga pada pemulihan infrastruktur, pendampingan pengungsi, serta rehabilitasi pascabencana.

Dengan masih adanya ratusan korban hilang, operasi pencarian dipastikan akan terus dilanjutkan hingga seluruh korban ditemukan dan kondisi dinyatakan aman.

Also Read