Beritaterkini – Pernah dengar istilah “saham gorengan”? Atau mungkin kamu pernah melihat saham yang harganya tiba-tiba melesat drastis dalam waktu singkat, lalu bikin penasaran ingin ikut beli? Hati-hati, karena saham semacam ini bisa bikin kantong bolong kalau tidak waspada.
Saham memang jadi salah satu instrumen investasi favorit banyak orang karena potensi keuntungannya yang besar. Tapi di balik peluang cuan yang menggoda, ada risiko signifikan, terutama kalau terjebak saham gorengan. Fenomena ini bisa membuat investor pemula maupun yang sudah berpengalaman mengalami kerugian cepat.
Artikel ini bakal kupas tuntas mulai dari apa itu saham gorengan, bagaimana cara kerjanya, ciri-ciri yang harus diwaspadai, hingga tips jitu supaya investasi saham kamu tetap aman dan menguntungkan. Simak sampai habis supaya kamu lebih paham dan terhindar dari jebakan bandar saham.
Apa Itu Saham Gorengan?
Secara sederhana, saham gorengan adalah saham dari perusahaan dengan fundamental lemah, tapi mengalami fluktuasi harga yang tidak wajar. Harganya bisa naik drastis dalam waktu singkat, bahkan sampai kena Auto Reject Atas (ARA), lalu tiba-tiba anjlok hingga Auto Reject Bawah (ARB).
Menurut Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan harga yang ekstrem ini biasanya disebabkan manipulasi pasar oleh pihak tertentu, yang dikenal sebagai bandar saham. Tujuan utama mereka adalah meraup keuntungan jangka pendek tanpa peduli risiko investor ritel.
Kenapa Disebut “Gorengan”?
Istilah “gorengan” diambil dari analogi makanan yang digoreng cepat. Sama halnya dengan saham ini yang “dipanaskan” atau dimainkan harganya oleh bandar, lalu dijual saat harga tinggi. Istilah ini sudah lama populer di kalangan investor Indonesia sebagai peringatan bagi pemula agar lebih hati-hati.
Cara Kerja Saham Gorengan
Pergerakan saham gorengan biasanya melalui beberapa fase yang sistematis:
1. Akumulasi (Fase Pembelian)
Bandar membeli saham dalam jumlah besar secara bertahap. Biasanya mereka memilih saham dengan:
-
Kapitalisasi pasar kecil
-
Volume transaksi rendah
-
Fundamental perusahaan lemah
-
Harga murah (saham lapis tiga)
Pembelian dilakukan perlahan agar harga mulai naik sedikit demi sedikit tanpa menarik perhatian publik.
2. Mark Up (Fase Pompa Harga)
Setelah akumulasi cukup, bandar mulai menaikkan harga secara agresif dengan cara:
-
Membeli terus-menerus hingga harga naik drastis
-
Menyebar rumor atau berita positif yang belum tentu benar
-
Menggunakan akun-akun untuk membuat volume transaksi tinggi
-
Menciptakan FOMO (Fear of Missing Out) di investor ritel
Hasilnya, harga saham bisa melesat 20-35% per hari dalam beberapa hari berturut-turut.
3. Distribusi (Fase Jual)
Saat harga sudah tinggi dan banyak investor ritel ikut beli, bandar menjual sahamnya secara bertahap atau sekaligus. Akibatnya, harga langsung turun tajam karena tekanan jual tinggi.
4. Decline (Fase Jatuh)
Investor ritel yang terlambat membeli biasanya mengalami kerugian besar karena harga terus turun. Sementara bandar sudah meraup keuntungan dan pindah ke saham berikutnya.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa praktik manipulasi seperti ini melanggar hukum dan bisa berujung sanksi administratif hingga pidana, walau pembuktiannya sering sulit.
5 Ciri-Ciri Saham Gorengan
Biar tidak terjebak, kenali ciri utama saham gorengan:
-
Kenaikan Harga Tidak Wajar
-
Bisa naik 20-35% per hari tanpa didukung berita atau aksi korporasi
-
Masuk daftar Unusual Market Activity (UMA) BEI
-
-
Volume Transaksi Melonjak Tajam
-
Volume transaksi tiba-tiba setara atau melebihi saham blue chip
-
Tidak ada berita khusus yang mendasari lonjakan
-
-
Bid dan Offer Tidak Seimbang
-
Orderbook tipis, memudahkan bandar mengatur harga
-
-
Volatilitas Sangat Tinggi
-
Harga bergerak liar, dominan oleh spekulasi, bukan fundamental
-
-
Kinerja Perusahaan Lemah
-
Laporan keuangan stagnan, rugi besar, utang menumpuk, prospek tidak jelas
-
Harga saham naik drastis tanpa alasan fundamental
-
Bahaya dan Risiko Saham Gorengan
-
Kerugian Besar Cepat: Investor yang terlambat bisa rugi 50-80% dalam hitungan hari
-
Likuiditas Rendah: Sulit menjual saat harga turun
-
Kehilangan Modal: Banyak investor pemula kehilangan sebagian atau seluruh modal
-
Trauma Investasi: Pengalaman buruk bisa membuat kapok bermain saham
Contoh global: kasus konglomerat Gautam Adani kehilangan kekayaan hingga Rp1.800 triliun akibat dugaan manipulasi pasar.
6 Cara Menghindari Saham Gorengan
Teddy Wishadi, SEVP Retail Markets & IT BNI Sekuritas, menekankan pentingnya riset, pemahaman risiko, dan tujuan investasi yang jelas. Berikut tipsnya:
-
Riset Fundamental Mendalam
-
Cek laporan keuangan, bisnis, manajemen, dan riset dari sekuritas tepercaya
-
-
Hindari Volatilitas Tidak Masuk Akal
-
Naik/turun ekstrem tanpa alasan jelas → hindari dulu
-
-
Waspadai Informasi Tidak Valid
-
Verifikasi melalui BEI, OJK, media kredibel, atau laporan resmi perusahaan
-
-
Diversifikasi Portofolio
-
Investasikan di berbagai sektor, kapitalisasi, dan instrumen lain
-
-
Gunakan Platform Terpercaya
-
Terdaftar dan diawasi OJK, punya track record jelas
-
-
Patuhi Rencana Investasi
-
Tentukan tujuan, target profit, cut loss, dan hindari keputusan emosional
-
Saham Gorengan vs Saham Fundamental
| Aspek | Saham Gorengan | Saham Fundamental |
|---|---|---|
| Kinerja Perusahaan | Lemah, stagnan | Solid, konsisten |
| Pergerakan Harga | Liar, ekstrem | Stabil, bertahap |
| Volume Transaksi | Tiba-tiba melonjak | Konsisten |
| Kapitalisasi | Kecil | Menengah-Besar |
| Risiko | Sangat tinggi | Relatif rendah |
| Cocok untuk | Spekulan | Investor jangka panjang |
Menurut Investopedia, saham fundamental kuat cenderung memberikan return stabil dan sustainable jangka panjang.
Tips Investasi Saham Aman
-
Fokus pada blue chip: likuid, dividen rutin, fundamental kuat
-
Investasi jangka panjang: return lebih stabil, risiko lebih rendah
-
Dollar Cost Averaging (DCA): beli rutin nominal tetap
-
Terus belajar: webinar, buku, akun edukasi, analisis fundamental & teknikal
Seperti kata Warren Buffett: “The stock market is a device for transferring money from the impatient to the patient.”
FAQ Seputar Saham Gorengan
1. Apakah semua saham murah adalah gorengan?
Tidak, yang membedakan adalah fundamental dan pola harga.
2. Apakah saham gorengan selalu rugi?
Tidak selalu, tapi sangat berisiko tinggi.
3. Bagaimana melaporkan dugaan manipulasi?
Ke OJK (kontak.ojk.go.id / 157) atau BEI (idx.co.id).
4. Bisakah bandar ditangkap?
Bisa, tapi bukti kuat dan investigasi mendalam diperlukan.
5. Bisa saham fundamental jadi gorengan?
Jarang, biasanya saham besar lebih sulit dimanipulasi.
6. Bagaimana membedakan kenaikan wajar vs tidak wajar?
Kenaikan wajar: bertahap, didukung berita/aksi korporasi.
Kenaikan tidak wajar: drastis tanpa alasan, volume ekstrem.
7. Apakah trading saham gorengan bisa kaya?
Bisa, tapi sangat berisiko. Lebih mirip gambling.
Kesimpulan
Saham gorengan menawarkan cuan cepat tapi risikonya tinggi. Investor cerdas harus:
✅ Mengenali ciri-ciri saham gorengan
✅ Riset fundamental mendalam
✅ Tidak tergiur FOMO/rumor
✅ Fokus investasi jangka panjang dengan fundamental solid
✅ Diversifikasi portofolio
Ingat, saham untuk membangun wealth jangka panjang, bukan cari cuan instan. Sabar, disiplin, dan terus belajar adalah kunci sukses investasi.











