BaliBerita

De Gadjah Sebut Bahu Membahu dan Bersatu Padu Bangun Bali

DENPASAR, beritaterkini.co.id | Pembangunan di Bali sangat luar biasa. Pada saat pandemi Covid-19, yang sebagian besar provinsi di Indonesia, kondisinya carut marut malah pembangunan di Bali gencar dilaksanakan, seperti pembangunan PKB di Klungkung, Besakih, Pelindo III, Tower, Pengambengan hingga Gilimanuk diperbaiki. Tidak ketinggalan pula pembangunan jalan tol dan shortcut.

Diakuinya, Pemerintah Provinsi Bali dibawah kepemimpinan I Wayan Koster bekerja untuk rakyat Bali.

“Kita acungi jempol terkait pembangunan di Bali. Sebagai Ketua Partai, saya memang berkomitmen mendukung program pemerintah, karena saya lihat, Gubernur Koster tipe pekerja dan hari-harinya bekerja. Bukan hanya pekerja, namun juga tipe petarung untuk rakyat Bali. Namanya kritikan itu wajar saja. Kalau itu membangun, khan bagus. Wajar ada pro dan kontra. Meski demikian, kami Partai Gerindra all out mendukung pemerintah yang sedang bekerja untuk masyarakat Bali,” kata Made Muliawan Arya yang akrab disapa De Gadjah selaku Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Bali, saat acara Jarrak Podcast yang dipandu langsung CEO JMG (Jarrak Media Group), I Putu Sudiartana di Denpasar, Selasa, 6 September 2022.

Namun demikian, ada dua permasalahan besar di Bali, yang mesti dicarikan solusinya, yaitu masalah macet dan sampah.

Untuk masalah macet, De Gadjah menyampaikan, bahwa  untuk saat ini, macet itu patut disyukuri, karena macet dengan banyaknya kendaraan menandai ekonomi Bali sudah mulai bergerak.

“Kemarin khan sepi. Sekarang macet. Bersyukur. Namun, bukan kita saja yang susah, tapi pemerintah susah. Tapi, bagaimanapun kita harus survive. Untuk mengatasi macet, perlu perencanaan yang sangat baik,” terang Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar dua periode tersebut.

Meski menjadi momok, namun masalah macet dan sampah harus dicarikan solusi bersama.

“Sangat penting itu, juga masalah sampah. Saya rasa masalah sampah, sudah mulai ada program-program khusus untuk menangani sampah. Itu sudah dipikirkan oleh Gubernur Koster yang visioner untuk Bali,” ungkap De Gadjah yang juga Ketua Pertina Bali, sekaligus Ketua Alumni SMAN 7 Denpasar.

Terkait pembangunan jalan layang di Bali, De Gadjah sependapat, namun jalan layang yang dibangun tergantung dimana tempatnya. Intinya, kemacetan dapat teratasi sekaligus kearifan lokal dan adat istiadat Bali juga terjaga dengan baik.

“Jika jalan layang mengarah ke laut, tidak masalah.Tapi, jika melintasi pura atau tempat suci, rasanya kurang elok. Jadi, kalau jalan layang samping laut tidak masalah. Saya lebih setuju itu. Cuma pembangunan jalan layang harus perlu perencanaan matang,” papar De Gadjah.

Hal ini dilakukan, semata-mata untuk kepentingan rakyat Bali, karena Bali tidak hanya menjadi barometer Indonesia, bahkan dunia.

“Bagaimanapun kita bersama-sama dan bergandengan tangan, bahu membahu serta bersatu padu untuk membangun Bali ini,” pungkas De Gadjah, sembari mengucapkan salam penutup, salam No Drama. “Kita berjuang tulus ikhlas, tidak ada sandiwara. Salam No Drama,” tutupnya. (Surya).

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: