Berita

GENG VAKSIN ISTANA MENIKAM PRESIDEN, JOKOWI HARUS BLUSUKAN DIAM-DIAM

WWW.BERITATERKINI.CO.ID
Munculnya KAMI bukan sebuah kebetulan. Provokasi mantan jenderal TNI, Gatot Nurmantyo yang mengaku dirinya makar, menantang untuk ditangkap, adalah bagian dari agenda besar dan saling terhubung. Saling mendukung untuk satu tujuan kekuasaan.

Kita mungkin masih tertawa lebar hari ini. Karena KAMI terlihat hanya dagelan. Omong kosong. Tapi tahun depan, atau dua tahun lagi, bagaimana kalau struktur organisasi terbentuk di seluruh wilayah? Menggaet massa FPI, HTI, terlebih 212 ke dalam agenda?

Tahun 2022, satu persatu partai pendukung, menteri-menteri, relawan komisaris, tidak akan lagi loyal pada Presiden Jokowi. Karena Jokowi bukan pimpinan partai. Setelah masa jabatannya selesai, maka Jokowi akan jadi warga biasa.

Partai-partai mereka akan sibuk membahas koalisi pengganti Jokowi. Dan karena tujuan berkompetisi adalah menang, bukan tidak mungkin sosok semacam Anies justru akan didukung oleh partai-partai koalisi pemerintah, menteri-menteri dan relawan Jokowi hari ini. Karena sekali lagi, tujuan berkompetisi adalah menang dan menikmati kekuasaan bersama-sama.

Di sisi lain, sebodoh-bodohnya Gatot, dia tetap tercatat sebagai eks Panglima tanpa cela. Tanpa kasus sampai akhir jabatannya. Gatot bisa menjadi pemersatu. Tak ada yang bisa membantah bila Gatot mengklaim dirinya pro NKRI dan untuk Indonesia yang lebih baik.

Dan KAMI jelas muncul dengan pertimbangan matang. Tidak hanya melihat celah di 2022, tapi juga nasib Indonesia dalam menangani covid. Buruknya kementerian dan lembaga dalam berkoordinasi menangani covid, pasti juga jadi alasan pendukung pembentukan KAMI.

Di kalangan menengah atas, kalangan orang-orang yang masih bisa makan enak seperti biasanya, mungkin akan setuju dan mendukung protokol kesehatan ketat atau PSBB. Sekalipun ini sudah bulan September.

Himbauan memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan, yang sering disampaikan di berbagai kesempatan, mungkin masih relevan bagi kalangan menengah atas, kalangan orang-orang yang punya kuota yang selalu khawatir dengan penyebaran virus.

Tapi di kalangan menengah bawah, masyarakat sudah mulai frustasi. Omong kosong dengan protokol kesehatan. Omong kosong dengan subsidi yang cuma 600 ribu rupiah.

Setelah enam bulan, para petani, nelayan dan masyarakat pedesaan, hampir tak ada yang memakai masker. Sekolah-sekolah juga sudah buka seperti biasa. Pasar-pasar rame. Di kalangan menengah bawah ini, sudah tidak relevan lagi protokol kesehatan. Karena apa? karena sejak Maret lalu mereka beraktifitas seperti biasa dan tak ada penyebaran virus.

Silahkan kalian keliling ke daerah atau pedesaan. Perhatikan aktifitas warga. Tanyakan mereka tentang corona. Pasti mereka akan tersenyum dan menjawabnya: tidak ada.

Teori eksponensial, penyebaran yang cepat dan katanya mematikan, sudah terbantahkan dengan kenyataan. Di depan mata masyarakat, semua cerita menakutkan itu tidak pernah terjadi, padahal ini sudah 6 bulan.

Kabar buruknya, masyarakat menengah bawah adalah mayoritas, 210 juta jiwa. Sementara kalangan menengah atas hanya 50 juta jiwa.

Bagi kalompok 50 juta orang ini, mereka tidak peduli dengan yang 210 juta orang lainnya. Karena perut mereka bisa diisi. Mereka akan sangat mendukung pernyataan kesehatan adalah yang utama. Kita harus sehat dulu, baru ekonomi bisa bergerak.

Tapi bagi kalangan 210 juta orang lainnya, yang sebenarnya adalah mayoritas pemilih Presiden Jokowi, mereka adalah orang-orang yang memilih tetap bekerja meski sedang sakit. Batuk, pilek, demam, bahkan baru selesai operasi pun, saat masih merasa nyeri, mereka akan tetap berangkat untuk bekerja. Apalagi cuma virus corona? Yang mayoritasnya tanpa gejala. Lah wong dalam kondisi nyeri saja mereka kerja, apalagi tidak bergejala.

Maka jangan kaget kalau sebagian masyarakat tidak percaya dengan corona. Bahkan, menuduh ini adalah agenda PKI merusak tatanan sosial dan agama. Tidak boleh sekolah, tidak boleh ke masjid, tidak boleh pengajian dan seterusnya. Isu-isu bergerak liar sekali di kalangan menengah bawah dan ini bukan katanya, saya mendengar langsung dari banyak diskusi dan pandangan masyarakat. Karena saya hidup di tengah-tengah mereka, di kalangan menengah bawah 210 juta jiwa.

Lalu apa hubungannya dengan KAMI? Semakin keras pemerintah ingin melakukan pembatasan. Semakin kuat media menakut-nakuti ancaman covid. Maka semakin kuat pula masyarakat menolak semua aturan dan pemberitaan media.

Penolakan ini kian sempurna karena secara ekonomi, masyarakat di daerah juga ikut terdampak. Harga hasil peternakan, pertanian dan nelayan mulai merosot dengan alasan corona. Dan waktu 6 bulan ini bukan waktu sebentar. Sudah cukup bagi mereka untuk merasa frustasi dan bertanya, Jokowi ke mana?

Setahu saya, Presiden Jokowi dikepung oleh informasi menakutkan soal covid. Dipaksa menunggu vaksin, yang sebenarnya tidak akan pernah menyelesaikan kasus penyebaran. Diberi laporan salah soal terapi plasma, dengan klaim menurut penelitian versi kementerian, hampir semua yang diberi plasma mati. Lalu berita-berita mutasi virus yang sebenarnya biasa saja, dibuat seolah-olah mengganas dan lebih menakutkan dari sebelumnya.

Padahal data sudah bicara, 50 persen tanpa gejala, 35 persen kondisi ringan dan sedang. Yang artinya, tanpa dibawa ke rumah sakit pun, mereka akan sembuh dengan sendirinya.

Jokowi sebagai Presiden Indonesia harus mengingat kembali para pendukungnya. Mayoritas masyarakat yang memilihnya. Harus kembali blusukan tanpa rencana. Lihatlah kenyataan di lapangan, jangan mau dibohongi oleh menteri-menteri yang punya kepentingan vaksin, yang diam-diam menolak semua pihak-pihak yang tidak mendukung vaksin.

Karena pada akhirnya, yang mengantarkan Jokowi ke kursi Presiden adalah kalangan menengah bawah. Kelompok mayoritas yang kini sedang frustasi dengan protokol kesehatan.

Masih ada waktu. Masih ada waktu. Tapi saya tak tau seberapa lama. Karena kalau KAMI benar-benar punya logistik yang cukup, bukan tidak mungkin status resesi dan rupiah yang anjlok akan mendorong terjadinya hal-hal yang tidak kita inginkan. (Red/Aj)

Penulis : Supryadi

Related Articles

3 Comments

  1. юлия пересильд муж, юлия пересильд муж дети таро на беременность три карты что значит если тебе приснился паук во
    сне
    4 пентаклей 78 дверей совет 2 дом
    в скорпионе работа

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: