WWW.BERITATERKINI.CO.ID
Konsumen memiliki posisi penting di mata PT Pertamina (Persero). Sebagai BUMN energi yang sudah berusia 75 tahun, perusahaan terus memperkuat layanan bagi masyarakat.
Pengembangan inovasi layanan melalui empat program utama. Rinciannya, program Layanan Pesan Antar, yakni Pertamina Delivery Service (PDS) dan Pertamina Lubricant Home Service (PLHS).
Kemudian, program Pertamina Shop (Pertashop), program BBM Satu Harga dan program digitalisasi SPBU.
Mengemban amanah untuk menyediakan energi ke seluruh negeri, Pertamina tidak kenal lelah meningkatkan layanan konsumen.
Upaya ini dengan mengedepankan inovasi model bisnis yang berkelanjutan.
Dari empat program yang menjadi fokus perseroan, ada dua program penugasan untuk menjangkau masyarakat pedesaan dan wilayah 3T (terdepan, terluar dan tertinggal).
Selanjutnya, dua program lain bertujuan memperkuat dan memudahkan layanan bagi pelanggan.
Saat pandemi Covid-19, Pertamina memperkuat layanan pesan antar (PDS) yang sudah melayani penjualan bahan bakar minyak (BBM) dari 234 SPBU dan Bright Gas di 576 agen LPG.
Layanan itu pun menjangkau 5.930 kecamatan.
“Layanan PDS meningkat tajam sejak kebijakan pembatasan di berbagai wilayah.
Kami ingin memberikan layanan terbaik dengan mengantarkan kebutuhan BBM dan Bright Gas langsung ke rumah pelanggan.
Serta, layanan antar khusus pelumas yang bekerja sama dengan bengkel,” jelas Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman.
Untuk mendekatkan akses layanan produk ke pelanggan, perseroan juga menambah jumlah outlet BBM, LPG dan pelumas melalui Program Pertashop.
Hingga akhir Oktober 2020, jumlah Pertashop dengan status siap dan beroperasi mencapai 786 outlet. Itu tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
“Pembangunan Pertashop terus berlanjut sampai kecamatan yang belum memiliki lembaga penyalur BBM dan LPG .
Pertamina memprioritaskan lembaga desa dan UMKM yang memenuhi kriteria mitra sebagai pengelola Pertashop.
Sejalan dengan program Pertamina One Village One Outlet,” imbuhnya.
Selain itu, Pertamina tetap melanjutkan program BBM Satu Harga. Sepanjang 2020, perseroan telah mengoperasikan BBM Satu Harga di 21 titik.
Puluhan titik tersebar di Sulawesi Tengah (2 titik), Sulawesi Selatan (2 titik), Kalimantan Barat (1 titik), Maluku & Maluku Utara (3 titik), Kalimantan Selatan (2 titik), Sumatera Utara (1 titik), Sumatera Selatan (3 titik), Lampung (3 titik) NTB (1 titik) dan Papua (3 titik). Saat ini, 62 titik BBM Satu Harga dalam proses pembangunan.
“Di tengah kondisi pandemi, ada beberapa kendala dan keterbatasan dalam proses pembangunan.
Namun, kami optimis akan menuntaskan pembangunan BBM Satu Harga. Sehingga target 2020 sebanyak 83 titik dapat tercapai,” pungkas Fajriyah.
Berdasarkan peta jalan, perseroan menargetkan pembangunan BBM Satu Harga hingga 500 titik pada 2024. Upaya ini merupakan komitmen Pertamina untuk mewujudkan energi berkeadilan. Serta, memperluas jangkauan distribusi BBM hingga wilayah 3T.
Fajriyah menyebut Pertamina terus mengupayakan program digitalisasi SPBU.
Langkah ini bagian dari tugas menyalurkan BBM bersubsidi dan penugasan. Saat ini, 100% atau 5.518 SPBU telah memasuki proses integrasi.
“Data yang sudah masuk dalam sistem dashboard SPBU mencapai 5.179 SPBU atau sebesar 95%. Sudah mulai dimonitor.
Kami optimis seluruh SPBU sudah terdigitalisasi pada akhir tahun ini,” tutupnya. (Red/AJ)
Penulis : Boy A