Mau Larang Cadar dan Celana Cingkrang, Sosiolog UI Tuding Menag Konyol!

JAKARTA – BERITATERKINI.co.id – Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Tamrin Amal Tamagola menganggap bahwa rencana Menteri Agama, Fachrul Razi yang akan melarang pemakaian cadar dan celana cingkrang di instansi pemerintahan sebagai sikap yang konyol.

Dia mengatakan jika rencana kebijakan tersebut bertentangan dengan sejarah Indonesia.

“Jangan apriori orang pakai cadar dan celana cingkrang, oh, ini radikal, jangan. Jadi pakai simbol-simbol pakaian, itu enggak bagus dilarang. Jadi Menteri Agama kalau dia mau bikin aturan yang melarang orang pakai cadar dan celana cingkrang, itu konyol. Ngapain itu pakaian orang kok diatur-atur itu,” kata Tamrin di kawasan Jakarta Pusat, Minggu, (03/11/2019).

Menurut Tamrin, penggunaan cadar memang disinggung dalam agama Islam. Sehingga melarang pakaian tersebut justru akan memunculkan sikap sakit hati pada umat Islam.

“Itu makin membuat umat Islam makin marah saya kira. Dan enggak bagus untuk kerukunan nasional,” jelas Tamrin.

Sedangkan dasar yang digunakan Menag untuk melarang penggunaan cadar adalah sekularisma barat, khususnya di Perancis.

Di Prancis, menurut Tamrin, antara agama dan negara harus dipisahkan. Setiap orang tidak boleh membawa atribut agama dalam aktivitas bernegara.

“Karena Prancis punya pengalaman yang pahit dengan agama Katolik di masa lampau sehingga sekularisasi itu muncul di Prancis. Maka dari itu prancis menetapkan dengan tegas batas antara agama dan negara tidak boleh campur baur. Jadi orang pergi sekolah tidak boleh pakai pakaian-pakaian agama, seperti cadar atau jilbab,” jelas dia.

Sementara di Indonesia, upaya memisahkan agama dalam kehidupan negara nyaris selalu gagal.

“Jadi enggak ada pengalaman seperti itu sehingga orang Indonesia tidak terbiasa memisahkan antara ruang agama dengan negara. Malah minta negara mengurus urusan-urusan agama yang kalau pakai aliran sekuler barat itu enggak boleh,” jelas dia.