Generasi Milenial Jembrana Galang Koalisi Besar Usung Nurlaba
Jembrana, beritaterkini.co.id – Para pentolan generasi milenial dan kaum muda di Jembrana menjelang Pilkada serentak tahun 2019 ternyata terus menggalang koalisi besar untuk menggabungkan kekuatan partai untuk menghadapi kandidat yang akan diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP). Jika itu benar, maka skenario PDIP untuk menghadapi kotak kosong di Pilkada Jembrana akan gagal. Bahkan kabarnya, seluruh partai di luar PDIP sudah berhasil digaet oleh generasi milenial ini dan telah beberapa kali mengadakan pertemuan untuk merapatkan barisan untuk segera membentuk koalisi besar. Tak tanggung-tanggung dalam waktu dekat akan segera menggelar deklarasi pasangan calon (Paslon) yang salah satunya menggadang-gadang nama I Nengah Nurlaba sebagai salah satu kandidat calon Bupati Jembrana.
Saat dikonfirmasi, Nengah Nurlaba yang juga salah satu pengusaha sukses putra asli Bumi Makepung mengakui kabar tersebut. Namun Ketua APINDO Bali ini enggan berkomentar banyak dan lebih memilih tidak mau berharap banyak. Karena itulah saat terus didesak, barulah sedikit membuka kabar tersebut yang terakhir diundang oleh para pentolan generasi milenial Jembrana di Rumah Makan Sri yang berada di sekitar wilayah Kelurahan Baler Bale Agung, Negara, Jembrana, Kamis (12/9/2019) siang. “Saya saat itu hanya diundang oleh para anak muda yang sudah bagus hubungan dengan pengurus partai. Sebagian besar hadir para sekretaris partai dari Golkar, Gerindra, PKB dan PPP sebagai partai mendapatkan kursi di DPRD Jembrana. Di luar itu ada PBB, PAN dan Garuda. Jadi itu yang hadir bersama sejumlah tokoh masyarakat Jembrana dari semua kecamatan juga ikut hadir,” beber Sekretaris Gapeksindo Bali itu saat dihubungi di Denpasar, Senin (16/9/2019).
Ketika didesak lagi, Nurlaba yang namanya terus melejit maju sebagai salah satu kandidat terkuat Jembrana satu itu, mengakui pertemuan tersebut sebenarnya untuk memberikan semangat dirinya jika bersedia untuk diusung oleh koalisi besar di luar PDIP. Namun sayangnya sampai saat ini belum menentukan siapa pasangan calon yang akan mendampinginya maju menghadapi kandidat dari PDIP. Bahkan Nurlaba didesak segera menentukan wakil bupati yang siap diusung agar dalam waktu dekat bisa segera dideklarasikan. “Di sana justru ditanya siapa yang akan jadi wakil yang mendampingi? Saya bilang, maaf saja kita ini kan belum wakilnya dan sekarang istilahnya hanya silahturahmi dan agar ada hubungan. Saya jawab belum ada (kandidat wakil bupati, red). Tapi siapapun yang akan maju sebagai wakilnya saya yakin cocoklah,” tandas Nurlaba.
Jadi dari keterangan Nurlaba itu, skenario kotak kosong yang digadang-gadang PDIP tidak akan terwujud di Pilkada Jembrana. Apalagi Nurlaba sudah mendapat restu dan dukungan dari berbagai komponen dan elemen masyarakat di Jembrana di luar partai koalisi besar yang ingin mengusungnya. Ada sejumlah nama yang bisa disandingkan dengan Nurlaba, diantaranya Ketua DPD Partai Demokrat, Made Mudarta atau mantan Anggota DPRD Bali asal Jembrana, I Nengah Tamba. Jika skenario itu jalan, maka otomatis Pilkada Jembrana tahun 2020 akan head to head antara kandidat PDIP dengan partai koalisi besar di Jembrana. “Di luar PDIP yang mendapat kursi legislatif sudah sepakat agar head to head. Dari kesepakatan tersebut sudah tertuang dari postur kelengkapan dewan. Jadi saat Pilkada akan membentuk koalisi besar untuk menghadapi kandidat PDIP head to head,” tambah Nurlaba.
Sebelumnya, generasi milenial di Jembrana kompak inget mengorbitkan Nurlaba, karena sudah kenal baik dan nilai sangat layak memimpin Jembrana jika dilihat dari situasi politik saat ini. Apalagi para pentolan generasi muda Jembrana ini sangat berperan, sehingga sempat melahirkan kandidat melawan PDIP saat Pilkada Jembrana lima tahun sebelumnya. “Keinginan mereka seperti itu. Mereka bilang semuanya siap 100 persen mendukung, termasuk dari tokoh masyarakat Jembrana juga bilang siap mendukung 100 persen,” terang Nurlaba seraya mengakui jika koalisi besar ini jalan, maka skenario PDIP melawan kotak kosong di Pilkada Jembrana akan sumir alias tidak bisa menjadi kenyataan. “Nah inilah kita harapkan head to head. Harapan dari kesepakatan itu bisa berjalan untuk mengusung calon di luar PDIP,” imbuhnya. tim jp