BeritaKolomOpini

Pesan moral Nur Alam. ” SULTRA PUNYA KITA “

KENDARI, Beritaterkini.co.id– Selasa (30/3). Sulawesi Tenggara dengan ibu kota Kendari adalah negeri yang multikultural, dan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan sumber daya alamnya yang melimpah. Yang potensinya tak sebatas dapat meningkatkan perekonomian secara nasional maupun global, namun juga sangat menguntungkan bagi perekonomian masyarakat Sultra.

Namun, kian banyaknya perusahaan tambang yang mengeskplorasi dan
mengeksploitasi kekayaan alam Sulawesi Tenggara nyatanya belum optimal
memberikan dampak ekonomi dan kesejahteraan pada masyakat lokal. Keberadaan
para pengusaha tambang masih sebatas untuk meraup keuntungan pribadi semata.

Belakangan ini, tensi persaingan (politik) di Sultra tampak semakin meningkat.
Hal itu tentu saja menimbulkan gejolak sosial di tengah masyarakat, yang kalau
dibiarkan lebih jauh dapat menimbulkan percik api yang berujung pada
keterbelahan.

Tampaknya, kesibukan berkompetisi di kalangan para politisi membuat
mereka lupa bahwa Sulawesi Tenggara adalah negeri yang plural, yang terdiri dari
berbagai etnis suku, baik yang ada di daratan maupun kepulauan. Suku Tolaki,
Mekongga, Buton, Wolio, Muna, Moronene, Kabaena, Wawonii, Bajau, dan Bugis
punya hak yang sama untuk hidup damai dan sejahtera.

Politisi di Sultra sekarang lebih didominasi oleh orang-orang yang hanya
berorientasi pada kekuasaan, dan bukan bertujuan untuk menyejahterakan rakyat.
Padahal, menjadi politisi mestinya dimaknai sebagai panggilan hidup, bukan demi
mengejar kekuasaan. Kalau kompetisi di antara politisi hanya mengejar ambisi mau
berkuasa, akhirnya mereka rentan disusupi oleh kekuatan dari luar. Yang akhirnya
kekuatan politik dan ekonomi di Sultra pun dikuasai oleh orang-orang non lokal.

Fenomena politisi yang hanya berorientasi pada kekuasaan bisa terjadi karena
faktor tidak adanya kedewasaan politik. Hal itu biasanya dipicu oleh tak adanya
sosok pemimpin yang dapat memberi contoh keteladanan. Pemimpin yang baik
biasanya melahirkan kader-kader yang baik. Mereka (kader politik) membutuhkan
keteladanan dalam hal pengelolaan emosi, spiritual, dan tujuan berpolitik yang
positif (demi mengabdi pada negeri – bukan pada jabatan dan kekuasaan).
Kegaduhan juga tampak nyata di media sosial. Medsos kerap digunakan unt
menyerang dan menghina orang yang dianggap tak sepaham dan tak jarang bahkan
digunakan untuk menjatuhkan lawan politik.

Medsos memang punya sisi paradoks; memberi manfaat positif sekaligus
berdampak negatif. Ia juga ibarat pisau, yang bisa digunakan untuk kebaikan bisa
pula dipakai untuk kejahatan. Karenanya, saya berharap masyarakat lebih bijak
dalam menggunakan media sosial. Kita harus mampu membedakan berita-berita
hoax dan berita yang betul-betul mengungkap fakta (kebenaran).
Kekuatan dan kecepatan medsos menjangkau jutaan penggunanya dalam
tempo singkat, membuat siapa saja yang berani menguak kebenaran di sana mesti
berhadapan dengan resiko besar. Maka, kepada orang yang menggunakan medsos
sebagai media untuk mengungkap fakta layak disebut “pahlawan”. Merekalah
pahlawan transparansi yang akuntabel.

Perbedaan Adalah Fitrah

Jangan pernah lupa betapa pentingnya mengutamakan persatuan, meski ada
perbedaan pilihan dalam soal pilihan politik dan tokoh kepemimpinan. Dalam hidup
pun manusia senantiasa dihadapkan pada pilihan-pilihan. Pilihan kita bisa jadi tidak
sama, pendapat pun mungkin berlainan. Karena hal itu pula, kita bahkan bisa saja
berdiri di kutub yang berbeda. Tapi pada akhirnya, yang harus lebih dikedepankan
adalah kerukunan dan persatuan. Karena sejatinya, kita semua di bumi Sultra adalah
saudara.

Sulawesi Tenggara adalah daerah multi etnis dan multi kultural. Karenanya,
jadikanlah perbedaan sebagai keberagaman yang merupakan berkah dari Tuhan.
Jadikan keberagaman sebagai alat untuk menciptakan damai dan cinta. Jangan
jadikan pemicu terjadinya perpecahan. Semua pihak hendaknya saling jaga, saling
menghargai, dan saling merangkul.
Jangan lupa pula bahwa segenap kekayaan alam yang melimpah di Sultra
adalah hak semua etnis dan suku di sana. Jadikanlah itu sebagai potensi kekayaan
(daerah) yang harus dikembangkan sekaligus dipertahankan demi masyarakat Sultra
yang damai, maju, dan selamat.

Kita harus sadar bahwa, negeri kita (Sultra) ini adalah negeri yang
diperebutkan secara ekonomi karena potensinya yang luar biasa. Negeri yang seksi
yang menjadi incaran dunia luar, yang akan mudah roboh kalau kita tidak punya
struktur yang jelas untuk menjaganya.

Maka, yang perlu ditumbuhkembangkan dalam diri para politisi di Sultra
adalah kesadaran tentang rasa memiliki, dan kemudian bersama-sama mengatur
pengelolaannya, agar semua pihak dapat menikmati manfaat dari aktivitas ekonomi,
sekaligus menjaga keberlanjutan.
Betapa pun, berpolitik itu hendaknya dilandasi oleh idealisme, etika dan
nurani. Sehingga akan punya orientasi dan strategi yang jelas, dan akhirnya menjadi
kuat sekaligus membumi dan merakyat.

Perlunya Budaya Politik.

Yang dimaksud dengan budaya politik adalah aspek dari nilai-nilai yang
berkembang dalam masyarakat, yang dipengaruhi oleh situasi zaman dan tingkat
pendidikan masyarakat itu sendiri. Partisipasi politik masyarakat sangat membantu
berkembangnya budaya politik suatu daerah. Partisipasi politik adalah keterlibatan
warga dalam segala tahapan kebijakan, mulai dari sejak pembuatan keputusan
sampai dengan penilaian keputusan.

Demokrasi merupakan media untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur. Kalau demokrasi ditegakkan, ditambah dengan tingginya partisipasi rakyat
dalam politik, ekonomi, sosial, dan budaya, maka masyarakat adil dan makmur bisa
terwujud.

Maka, menjadi sangat penting membangun karakter budaya politik, sehingga
kegiatan politik bukanlah panggung bermain bagi para elit, tetapi sebagai sarana
mengabdi bagi pemenuhan kebutuhan dasar warga, dalam menciptakan
kemaslahatan bersama. Politik yang cerdas dan berintegritas akan membawa Sultra
yang lebih baik dan sejahtera.

Politisi yang baik adalah mereka yang memiliki mental membangun yang
tinggi, yang ditandai oleh tiga hal berikut; pertama adalah keyakinan akan
kemampuan untuk membangun daerah, dan mengatasi segala rintangan yang
menghadang proses pembangunan. Yang kedua adalah, rasa bangga dengan
identitasnya sebagai putra daerah, sekaligus bangga pada potensi yang dimiliki
daerahnya. Dan ketiga, memiliki kepedulian individu terhadap daerahnya, sehingga
dia mau berkomitmen menjadi bagian dari pembangunan.

Kesadaran spritual

Hidup tak selalu berjalan seperti yang kita inginkan. Meski setiap pagi
matahari tetap terbit dari ufuk Timur, tapi musim penghujan sesekali bisa tak setia
pada penanggalan. Karenanya, lihatlah hidup sebagai amanah, anugerah, sekaligus
cobaan. Terima dan jalani dengan keimanan dan budi pekerti yang baik.
Ketika situasi yang terjadi di hadapan kita tak bisa lagi dicerna dengan akal dan
logika, maka jalan paling menyelamatkan adalah melihatnya dengan kacamata iman
– kaca mata spiritualitas. Ketika Allah berkendak maka apa saja bisa terjadi.
Itu pula pilihan sikap yang saya ambil, ketika hakim yang mulia menjatuhkan
hukuman 12 tahun penjara, untuk kesalahan yang tidak bisa dibuktikan – untuk tiga
tuduhan pelanggaran yang absurd.

Saya melihatnya, yang menjatuhkan vonis 12 tahun bukanlah para hakim dan
jaksa, tapi Allah SWT yang tengah menguji dan akan mendudukkan saya di kelas yang
lebih tinggi. Yang menjadi catatan penting bagi saya adalah, saya tidak berhutang
(secara moral) kepada istri, anak, dan cucu saya, terlebih kepada bangsa dan negara.

Saya memang untuk sementara harus terpisah ruang waktu dengan orang￾orang tercinta. Tapi itulah kehendak-Nya. Inilah khalwat yang harus saya jalani
sebaik-baiknya sampai Dia berkata, “cukup!”
Mari lanjutkan perjalanan dengan modal kesadaran yang positif. Jalani
dengan baik dan jangan pernah kehilangan akal sehat dan iman. Karena dua hal
itulah bekal kita dalam mengarungi gelombang kehidupan, hingga kita sampai di
batas pantai, di singgasana-Nya.

Sumber : Radan

pewarta: Laode

editor: Rahmat

Related Articles

7 Comments

  1. I have been surfing online more than 2 hours today, yet I never found any interesting article
    like yours. It’s pretty worth enough for me. In my opinion,
    if all website owners and bloggers made good content as you did,
    the internet will be a lot more useful than ever before.

  2. Link exchange is nothing else however it is simply placing the
    other person’s web site link on your page at appropriate place and other person will
    also do same in support of you.

  3. A large percentage of of what you state is supprisingly legitimate and it makes me ponder why I hadn’t looked at this with this light before. This piece really did turn the light on for me as far as this specific topic goes. However there is one particular issue I am not too comfortable with and whilst I make an effort to reconcile that with the actual main idea of the issue, permit me observe exactly what all the rest of the visitors have to point out.Nicely done.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: