Berita

KHAWATIR LAPAS DAN RUTAN MENJADI TEMPAT PANDEMI CORONA, MENKUMHAM YASONNA TENGAH MEMATANGKAN PEMBEBASAN BERSYARAT NARAPIDANA

JAKARTA, BERITATERKINI.CO.ID | Menteri Hukum dan HAM (MENKUMHAM) Yasonna Hamonangan Laoly mengatakan, pihaknya tengah mematangkan pembebasan bersyarat narapidana, di tengah wabah Corona Covid-19.

“Hari ini (Senin, 30/3) saya baru menandatangani Permen (Peraturan Menteri) tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan dan Kepmen (Keputusan Menteri), akan bisa mengeluarkan sekitar 30,000-an (narapidana),” ujar Yasonna saat berbincang dengan awak media, Senin (30/3/2020).

Pelaksaan tersebut dapat melalui beberapa cara, seperti asimilasi di rumah atau pun pembebasan bersyarat.

Sebelumnya, Yasonna menyebut bahwa Lapas dan Rutan dikhawatirkan menjadi salah satu tempat pandemi Corona.

“Kondisi Lapas dan Rutan yang over kapasitas perlu mencegah penyebaran Covid-19. Hal itu mewanti-wanti, bila ada warga binaan yang terkena Covid-19. Maka dampak penularannya kepada sesama warga binaan akan sangat mengerikan, langsung dan dalam jumlah yang sangat besar,” kata Yasonna, Jumat (20/3), seperti dikutip dari liputan6.com.

Maka sangat rentan penularan, dengan kunjungan keluarga warga binaan pemasyarakatan pun ditiadakan sementara, diganti dengan komunikasi melalui video call yang disiapkan oleh petugas Lapas dan Rutan.

Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Hukum dan HAM Jakarta, Andika Dwi Prasetya, mengaku terus mengoptimalkan layanan lembaga pemasyarakatan untuk para warga binaan di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, situasi di Lapas DKI termasuk genting dan rawan terjangkit wabah corona akibat kondisi Lapas yang over capacity.

“Kapasitas hunian Lapas/Rutan/LPKA se-DKI hanya 5.791 orang, tapi pada kenyataannya hari ini diisi sebanyak 18.467 orang,” kata Andika dalam pesan singkat diterima, Senin (30/3/2020).

“Total ada 1.022 orang wanita jumlah akumulasi se-DKI, dengan 9 di antaranya tengah hamil. Kemudian terdapat 96 tegolong warga binaan kelas anak dan 234 orang kelas lanjut usia. Dengan kondisi demikian, Andika berharap sejumlah logistik medis yang telah diajukan bisa segera terealisasi.

“Kami meminta pengadaan seperti alat tes, alat sceener suhu badan, APD lengkap untuk petugas kesehatan kami, masker petugas dan warga binaan, hand sanitizer, cairan & alat semprot desinfectan, vitamin, tambahan makanan bergizi tinggi, alat kesehatan berupa fentilator, heva filter (untuk klinik lapas/rutan & RS Pengayoman),” jelas Andika.

Sementara itu, Andika bersyukur sudah ada sebagian pengadaan yang diterima pihaknya. Seperti, 10 set APD, 1 alat semprot + 15 liter desinfectan dari Ditjenpas), 5 kotak rapid tes (dari Dinkes DKI), 30 set Apd (dri sudinkes Jaktim), 4.000 pcs masker kain (dari swasta), 3.000 pcs sabun batang, dan 3.000 pax vitamin (dari swasta).

“Alhamdulillah kami bersyukur. Walaupun masih sangat kecil/minim dari kebutuhan riilnya,” ujar dia.

Andika masih berharap dan optimis harapan besarnya untuk mendapatkan bantuan bisa terpenuhi dari BNPB agar terjadi percepatan penaganan covid-19 di lingkungan lapas/rutan sehingga tak terjadi bencana di lingkungan lapas/rutan se-DKI.

Sementara Lapas Cipinang saat dihuni lebih dari 3.900 WBP dari kapasitas Lapas yang seharusnya untuk 850 orang. Lapas Cipinang overkapasitas 4 kali lipat. /Beritaterkini.

Editor ; Seno

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: