Wali Murid Minta Sekolah SMA N 5 Harus Jujur dan Transparan

PALEMBANG – Berita Terkini.Co.Id Adanya berita Klarifikasi beberapa Wali murid kelas 12 SMA Negeri 5 Palembang yang anak nya telah lulus kembali mengkritiki klarifikasi pihak sekolah yang disampaikan di media online, pada Jumat (29/07/22) kemarin.

Pasalnya, diduga klarifikasi yang disampaikan pihak SMA Negeri 5 Palembang tersebut dinilai sejumlah wali murid terkesan ada yang disembunyikan oleh oknum pihak sekolah ada apa ini.

Hal tersebut disampaikan oleh wali murid berinisial AM dalam keterangan persnya pada Sabtu (30/07) di Kedai Kopi Dusun. Dirinya, menilai apa yang disampaikan pihak sekolah terkait klarifikasi itu diduga terkesan ada yang disembunyikan pihak sekolah.

“Kami menilai apa yang disampaikan pihak sekolah itu, kayaknya ada yang disembunyikan bahkan menjadi tanda tanya besar bagi kami selaku wali murid,”katanya.

Selaku wali murid, lanjut AM mempertanyakan apa yang menjadi alasan mendasari bahwa pihak sekolah mentiadakan program perpisahan siswa tahun ini.

“Kita mempertanyakan alasan tidak ada perpisahan itu apa? Lantas kenapa tahun kemaren pada saat keadaan masih covid masih ada perpisahan siswa!,”tanyanya.

Padahal, menurutnya perpisahan siswa merupakan momen bersejarah bagi siswa yang telah lulus bukan begitu !.

“Ini malahan tidak ada perpisahan, ada apa sebenarnya ini?,”cetusnya serambi menceritakan kenangan manisnya pada saat perpisahan dengan anaknya.

Dirinya juga mengkritiki masalah ketidaktahuan pihak sekolah terkait uang sumbangan perpisahan siswa yang diduga dikoordinir oleh oknum guru.

“Aneh bin ajaib apabila pihak sekolah tidak mengetahui adanya uang sumbangan untuk perpisahan. Seperti mau lepas tangan terkait hal ini. Kami menduga oknum guru yang dimaksud sama dengan oknum guru yang mengkoordir sumbangan Alkena,”ujarnya.

Intinya, kami akan meminta pihak yang berwenang untuk melakukan audit laporan keuangan SMA Negeri 5 Palembang termasuk uang sumbangan komite sekolah, pungkasnya.

Kritikan pedas juga disampaikan wali murid berinisial MS bahwa selaku orang tua siswa tentunya menjadi suatu pertanyaan besar atas klarifikasi sekolah yang disampaikan di media beberapa waktu lalu.

“Kekecewaan itu sangat mendasar karena seharusnya pihak sekolah terutama kepala sekolah harus lebih peka dan kooperatif untuk transparansi dengan wali murid,”ungkap MS.

Kenapa tidak, lanjut MS setelah viral di berbagai media online barulah pihak sekolah mau membagikan ijazah bahkan Alkena pun mendadak bisa diambil. Padahal sebelumnya tidak ada kejelasan terkait hal tersebut.

“Apa yang disampaikan AM itu sangat benar karena aneh rasanya jika sekelas pimpinan tertinggi sekolah tidak mengetahui adanya permasalahan terkait Alkena dan perpisahan,”kesalnya

Ditambahkan, EKS mengatakan dengan adanya klarifikasi dari pihak sekolah khususnya masalah sambungan perpisahan yang tak jelas kemana rimbannya dan terkesan sekelas wali kesiswaan malahan tidak tahu soal sumbangan tersebut.

“Artinya, kami menduga pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah tidak mampu menjalan tugas dan fungsinya sebagai pimpinan tertinggi sekolah,”ujarnya.

Dengan demikian, kami selaku wali murid meminta Dinas Pendidikan Sumsel untuk mengevaluasi kinerja kepala sekolah dan para wakil sekolah di SMA tersebut.

Sementara itu, wali murid berinisial AK juga menyampaikan ijazah merupakan hak siswa yang harus diberikan oleh pihak sekolah tanpa ada alasan apa pun termasuk hanya meminta klarifikasi pembayaran.

“Terkait masalah uang perpisahan ada sebagian dari kami sudah menyumbang tapi penjelasan dari pihak sekolah menyatakan bahwa tidak ada program perpisahan. Ini yang menjadi pertanyaan besar bagi kami,?,”tanyanya.

Jadi, kemana uangnya dan siapa yang bertanggungjawab lantas kenapa kepala sekolah dan wali kesiswaan tidak mengetahui adanya sumbangan tersebut. “Ini bukti bahwa mendasar bahwasanya tidak transparansi dari pihak sekolah itu sendiri,”cetusnya.

“Yang kami herankan lagi pihak sekolah seakan akan lepas tangan karena apa pun itu yang dilakukan dalam lingkungan sekolah adalah tanggung jawab kepala sekolah. Kami kecewa bahasa pihak sekolah tidak tahu hal tersebut,”pungkasnya.” (RZP)