Mogoknya Murid SMA N 4 Sekayu LSM Gransi Minta Kadiknas Sumsel Harus Tegas

Palembang, Berita Terkini.co.Id Mogok belajar dan aksi damai Murid Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 4 Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin mendapat reaksi keras dari Ketum LSM GRANSI Sumsel Suryadi.

Pasca mogok belajar dan aksi damai anak anak SMA N4 Sekayu LSM GRANSI BEREAKSI KERAS, pasalnya mogok pelajar adalah sebuah wujud protes anak anak yang sudah tak terbendung,ungkap nya Suryadi saat di temui di depan kantor Kejati Sumsel Palembang, 15/09/22.

Ini Sebuah pemicu gejolak yang menyinggung hati kecil mereka dan sebuah perbuatan yang menurut mereka keterlaluan dan sudah tak layak di torerir.Jika halnya sepele anak anak tidak akan mogok bersamaan pasti ada sesuatu yang tidak benar dalam dunia pendidikan terutama di SMA Negeri 4 Sekayu Muba.

kami melihat dan memperhatikan jawaban dari kepala sekolah kepada media dengan didampingi kuasa hukum jelas ini sangat aneh, hal seperti ini pakai kuasa hukum ,kenapa tidak dilakukan pendekatan kepada anak anak yang mogok belajar, “ujarnya.

Apalagi ada gejolak dugaan indikasi pungutan yang menggunakan kwitansi sebesar Rp.130 Ribu ini jelas salah karna dalam dunia pendidikan tidak satupun baik dugaan permen atau undang undang yang mendukung dugaan pungutan liar ( Pungli) nah jika tidak didukung dasar hukum artinya ini adalah diduga ilegal

Belum Lagi ada dugaan kata kata keras kepala sekolah pada murid ,jelas itu tidak benar , kepala sekolah adalah pemimpin bagi guru pendidik,”bebernya.a

Artinya sekolah harus mencerminkan dunia pendidikan bukan kata kata yang kasar, Kejadian ini jelas kami nilai salah dan kami tidak akan berdiam diri.

karena dengan mogoknya siswa Se kolah secara serentak tersebut adalah wajah buruknya dunia pendidikan dan dalam hal ini kami meminta kepada bapak kepala dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan memecat kepala sekolah tersebut .

Jilka kepala Dinas Pendidikan Sumsel tidak berani memecat karna ada sesuatu maka kepala Dinas Pendidikan Lebih baik mengundurkan diri .karna Lebih baik kehilangan satu kepala sekolah dari pada merusak masa depan anak penerus bangsa, “( RZP)