KolomNasional

MEMAMFAATKAN ILMU ANALISA SWOT, UNTUK MENCAPAI KEMENANGAN UMAT ISLAM

Oleh : Prof. Dr. Ir. H. Koesmawan AS, M.Sc., M.BA., DBA (Guru Besar ITB Ahmad Dahlan Jakarta)

Pada Selasa, 2 Juni 2020

JAKARTA, WWW.BERITATERKINI.CO.ID |Bagi mereka yang pernah belajar Ilmu Strategi pasti akan sampai kepada Ilmu Analisa SWOT atau KekePan, Ilmu untuk menganalisa masalah, lalu memutuskan sesuatu dengan cara, SWOT, kependekan dari Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Threats, atau dalam Bahasa Indonesia Kekuatan-Kelemahan, Peluang dan Ancaman ( Keke-PAN)
. Ilmu ini mengajarkan agar kita melakukan empat hal sbb:

1. Bila punya kekuatan, maka Pertahankan dan Tingkatkan.
2. Bila banyak Kelemahan, maka, ubah jadi Kekuatan.
3. Bila menemukan Peluang, maka ambil.
4. Bila menghadapi Ancaman, maka ubah jadi peluang.

Bersyukur saya mempunyai dosen, para profesor yang kalau mengajarkan selalu memberi contoh kongkirt sambil becanda tentunya, namun kena sekali. Mereka adalah Prof.Dr. Matthias Aroef, Prof. Dr. Anang Zaini Gani dan Prof Dr. Harsono Taroepratjeka. Ini beberapa contoh yang masih menempel di pikiran saya:

KEKUATAN ITU PERTAHANKAN DAN TINGKATKAN

Bila dalam menjalanakan perusahaan kita memiliki banyak dana dan bahan baku murah sebagai kekuatan. Maka pertahankan kekuatan ini dengan cara memamfaatkan pemakain dana dengan efektif dan efisien. Jangan sampai keluar satu rupiahpun tanpa perhitungan yang jelas. Sehingga kita bisa membuat dengan QQCDS yang Optimal ( Quantity, Quality, Cost, Delivery dan Sustainability). Artinya dari segi jumlah sesuai permintaan, kualitas tinggi, ongkos terjangkau, pengiriman cepat dan aman, serta bertahan selama-lamya.

Manfaatkan 7-S sebaik mungkin _( Strategy, Structur, System, Share Value, Staf Skill dan Style) Sayang kalau 7-S di uraikan, perlu satu semester. Singkat kata, ada Hardskill yang bisa dipelajari ( Strategi, Srtuktur dan Sistem) ada Softskill (Staff, Skill dan Style) ini sulit dipelajari namun mudah dari pengalaman dan kepribadian. Hardskill dan Softskill itu, diikat oleh Share Valued (nilai kebersamaan, kadang disebut Super Ordinate Goals (Lihat 7s-McKinsey).

UBAH KELEMAHAN MENJADI KEKUATAN

Contoh nyata, ada seorang gemuk sekali, kelihatannya patut dikasihani. Ini sebenarnya kelemahan. Namun ternyata, malah disenangi gadis gadis cantik. Sering banyak yang mencubit, gemesin katanya. Ada seorang penyiar radio cantic, namun punya kelemahan, sering salah menempatkan kata-kata keren, seperti akumulasi, distribusi, reinkarnasi, koordinasi, spekulasi dsb. Si penyiar ini sering menempatkan kata itu, kurang pas. Misalnya; “ Dalam bercinta, harus banyak saling memberi spekulasi”. Pendengar radio sering bingung, ini maksudnya apa. Belakangan ketahuan, mungkin harusnya “atensi (perhatian)” atau kontribusi (saling memberi)”, bukan spekulasi. Anehnya, pendengar sering terbahak bahak duluan. Tapi ternyata, banyak penggemarnya kalau penyiar gadis ini bicara. Rupanya, pendengar menunggu si penyiar ini salah kata seperti “spekulasi” tadi.

Satu contoh lagi. Ada seorang ustadz pendek sekali, padahal sudah tua. Dia bercerita bahwa, orang pendek itu harus bahagia dan bangga. Kenapa?. Karena jarak antara Otak dan kaki itu, pendek sehingga. Orang pendek itu kalau sudah berpikir pakai otak, cepat langsung diwujudkan dengan langkah yang pasti. Karena, jarak antara otak dan kaki dekat. Kalau yang jangkung susah, karena otak dan kaki jauh jaraknya. Maka terbahak bahaklah para pendengarnya.

RAIH PELUANG SEBANYAK BANYAKNYA

Saya diuji oleh guru saya. Coba saudara, pilih yang mana. Ada cara berusaha A yang dengan waktu sebulan,. Modal minimal Rp 2 Milyar, bisa berolah keuntungan Rp 3 Milyar. Atau yang kedua. Cukup dengan satu milyar akan beroleh Rp 1 Milyar juga dalam waktu sebulan. Kami mahasiswa ambil buku kosong, menghitung, agak lama. Lalu masing masing punya pilihan dengan berbagai argumentasi. Maka tertawalah sang professor. “ he he he kalian bukan seorang entrepreneur. Saya kan tak memberi sarat apa apa. Maka kalau saudara berjiwa wiraswasta, ya pilih dua duanya, he he he he”. Benar juga yah. Seorang entrepreneur dituntut untuk bisa memmafatkan peluang yang ada. Dihadapan dia ada dua pilihan dan tanpa sarat. Ambil dua duanya, apalagi ada lebih banyak pilihan ambil sebanyak banyaknya peluang.

JADIKAN HAMBATAN MENJADI PELUANG

Contoh nyata saya rasakan selama Pendemi Covid-19 ini. Sejak menikah tahun 1978, saya benar benar belum pernah bersama istri terus setiap hari sampai hampir dua bulan seperti ini. Mengapa, karena saya kerja di Jakarta dan istri punya karir di Bandung. Pernah waktu haji hingga 40 hari Bersama terus. Namun di Mekah dan Madinah, pasti tidur terpisah, karena saya bersama kelompok pria dan istri Bersama kelompok wanita. Kalau pun berjumpa pasti bersana sama dengan pasangan yang lain.

Kinisang pendemi Covid -19 yang sebenarnya hambatan (threat), berubah menjadi peluang dapat kumpul bersana istri dan anak cucu yang serumah setiap hari. Tentu saja saya manafaatkan antara lain, Insya Allah, selalu berjamaah dalam salat. Khususnya Salat Taraweh di Bulan Ramadhan bulan lalu. Alhamdulilkah berjamaah terus hinga 30 hari lamanya.

Saat ini Umat Islam yang hidup dinegara Pancasila ini, seolah mendapat hambatan. Apa lagi saat ketua BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila), Prof.Dr, Yudian Wahyudi, MA, berujar bahwa, “ musuh Pancasila adalah agama-agama”. Langsung mendapat kritikan pedas dimana-mana. Masa agama jadi musuh. Maka orang curiga, jangan-jangan ini pikiran PKI yang menyusup. Sehingga nanti nya, Pancasila akan dimandulkan dari agama.

Padahal, semua agama yang ada di Indonesia justru memperkuat Pancasila, tidak hanya pada unsur Sila Satu Ketuhanan Yang Maha Esa, justru pada semua sila, agama, khususnya agam islam sangat mendukung, karena ajaran Pancasila tidak bertentangan dengan Al Quran dan Hadist. Semoga Uamt islam, pandai memanfaatkan Ilmu SWOT ini, guna mencapai kemenangan dan bangsaku semakin jaya dimasa depan. Inilah langkah yang disebut OPTIMALISASI, Aamiin Allohumma Aamiin. /Red-beritaterkini/Danu

Editor ; SA

Related Articles

11 Comments

  1. Thank you for the auspicious writeup. It in fact was a
    amusement account it. Look advanced to far added agreeable
    from you! By the way, how can we communicate?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: