BaliBeritaEkonomiKesehatanKesehatanLingkungan HidupNasionalPendidikanPeristiwaPertanianTabananTNI / Polri

Desa Buahan Jadikan Kelor Sebagai Ikon Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Warga

beritaterkini. co. id-TABANAN | Sebuah langkah inovatif dan berkelanjutan tengah dijalankan oleh Desa Buahan, Kabupaten Tabanan. Melalui penanaman ribuan pohon kelor, desa ini tidak hanya menanam harapan bagi masa depan yang lebih hijau, tetapi juga membuka jalan bagi ketahanan pangan, peningkatan ekonomi, dan penurunan angka stunting.

Sebanyak 2.500 bibit kelor ditanam secara bertahap di lahan kosong milik warga. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara pemerintah desa, aparat kepolisian, dan mahasiswa, yang bersatu dalam program penguatan ketahanan pangan berbasis desa.

Kepala Desa Buahan, I Gede Ari Wastika, menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya strategis mengatasi kemiskinan dan stunting sekaligus menjaga kelestarian alam. “Kami ingin menjadikan kelor sebagai ikon Desa Buahan, simbol desa yang sehat, mandiri, dan berdaya,” ujarnya.

Tak hanya dikenal sebagai tanaman herbal, kelor kini digolongkan sebagai superfood yang kaya akan vitamin, kalsium, dan antioksidan. Menurut peneliti kelor, I Wayan Sumertha Dana Artha, manfaat kelor sangat luas, dari pemenuhan nutrisi bagi ibu hamil dan anak, hingga pencegahan penyakit degeneratif seperti kanker.

“Kelor memiliki nilai tambah yang tinggi. Selain daunnya dikonsumsi langsung, tanaman ini juga dapat diolah menjadi bubuk, minyak, hingga bahan baku industri herbal dan makanan sehat,” ungkapnya. Bahkan, permintaan internasional terhadap minyak kelor terus meningkat, menjadikannya komoditas potensial untuk ekspor.

Dalam tahap awal, sebanyak 500 bibit kelor telah ditanam di atas lahan seluas 55 are. Penanaman akan terus dilakukan secara berkelanjutan hingga seluruh bibit tertanam. Ke depan, Desa Buahan diproyeksikan sebagai salah satu sentra produksi kelor di Bali, mendukung kebutuhan bahan baku bagi UMKM lokal dan nasional.

Langkah ini juga sejalan dengan misi nasional dalam mendukung ketahanan pangan, pemberdayaan ekonomi lokal, dan penguatan ketahanan gizi masyarakat.

Lebih dari sekadar gerakan menanam, inisiatif ini menjadi bukti bahwa tanaman lokal bisa menjadi solusi global. Dari penghijauan hingga peningkatan pendapatan warga, kelor hadir sebagai simbol transformasi desa menuju masa depan yang lebih sehat, hijau, dan mandiri.

Desa Buahan menanam kelor, dan sekaligus menanam harapan bahwa, dengan inovasi lokal, Indonesia bisa lebih berdaulat atas pangan dan sejahtera dari akar rumputnya. (kyn)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: