Kolom

_SAAT GURU DAN MURID DIKELAS, HARUS TERPISAH OLEH COVID-19_

Oleh : Prof. Dr. Ir. H. M. Koesmawan Adang Soebandi, M.Sc., M.BA., DBA (Guru Besar Bidang Manajemen ITB Ahmad Dahlan Jakarta)

JAKARTA, WWW.BERITATERKINI.CO.ID | _Motivasi Menjadi Guru

Guru, secara Undang-undang diberlakukan sama dengan dosen, sehingga UU tersebut menjadi Undang-undang Guru dan Dosen, yakni UU No 14/2005. Penulis, hanya akan menyebut guru saja, karena guru itu terus berlanjut dari guru biasa hingga guru besar.

Guru biasa mempunyai siswa, bertingkat juga mulai dari PAUD, TK, SD, SMP hingga SMA, sementara dosen dan guru besar mempunyai mahasiswa, bertingkat juga mulai dari D1, sd D4, lalu S1 sd S3..

Saat saya menulis aftikel ini, dunia guru dikelas sedang terpisah oleh bencana Covid-19, singkatan dari Coronavirus Dease terjadi, mulai tahun 2019, hingga ini ditulis, penulis masih terkurung dirumah saja, demi memutus mata rantai wabah Covid-19.

Semangat guru tak boleh pudar, masih bisa bertemu dengan murid secara online, yakni melalui komputer dan telepon genggam (Handphone). Kalau orang Idonesia lebih familiar menyebut HP, sementara dibarat lebih dikenal sebagai Mobile Phone (telepon yang dibawa kemana-mana).

Saya menyaksikan mulai dari Ibu Guru paud, hingga guru besar mengajar dan mebimbing muridnya secara online. Sungguh, sebuah pengalaman yang mengasyikan untuk guru dan dosen.
Motivasi seseorang menjadi guru pasti bermacam-macam, ada karena idealisme atau karena terpaksa mencari pekerjaan lain susah, akhirnya hanya menjadi guru.

Mang Engkoes teringat, seseorang yang memotivasi saya jadi guru adalah Drs. Soetoto, guru Fisika SMAN 3 Bandung tahun 1968-1970.

Apa kata Pak Toto kepada muridnya, “ Apabila dalam hati kamu, ada setitik saja niat untuk menjadi guru, maka tanamkanlah itu dan wujudkanlah cita-citamu menjadi guru selama-lamanya”.

Kata itu terngiang-ngiang terus dibenak Mang Engkoes, sehingga jadilah saya seorang guru dan tetap guru hingga hari ini.

Saya mulai karir srebagai Guru STM Taqwa di Jelambar Jakarta Barat, dosen Trisakti, dosen Unas, hingga Guru Besar ITB Ahmad Dahlan Jakarta.
Secara umum, guru tak akan pernah menjadi kaya, hidupnya relatif miskin sederhana, namun hatinya terbuka lebar.

Tapi dialam nyata, guru di DKI Jakarta, umumnya hidup makmur. Bagaimana bisa tahu?. Sering saya memberi pelatihan untuk guru-guru SMA di DKI Jakarta, ternyata yang hadir mobilnya aduhai semua. Demikian pula, ketika saya datang ke kampus UGM tahun 1977, untuk test program doktor, dengan pengujinya Dr. Mubiarto, ternyata, jarang sekali melihat mobil sedan.

Namun tahun 2000, datang lagi ke UGM, sudah aduhai. Jadi di beberapa lokasi tertentu, kehidupan guru atau dosen, tidak lah miskin. Hanya saja, berdasarkan penelitian, secara rata-rata, dibandingkan dengan penghasilan profesi lain. Pengusaha, pejabat, konsultan, ternyata menurut penelitian seorang dosen yang viral dimana-mana, kesimpulannya ialah bahwa penghasilan dosen itu, paling rendah disbanding profesi lainnya.

Tapi jangan lupa, ternyata, tidak sedikit dosen yang menjadi dirjend, sekjen, apalagi menteri. Untuk sekedar menyebut sebutlah nama Giri Suseno dan Kuntoro Mangkusubroto, mengapa dua ini berkesan, karena mereka berdua itu, saat jadi Menteri, enak saja memanggil, “ Hai Koes, dimana kamu sekarang, terus dengan santainya, mengajak diskusi apa saja”. Maaf, sambil berdiri di toilet. Padahal, sudah lama tak jumpa. Saya seperti dengan dosen saja.

Guru termasuk daftar orang yang wajib dihormati. Jangan salah, di desa-desa jaman dahulu, sering di desa itu ada dua profesi yang sering disebut orang, Guru dan Mandor. Seorang guru jelas saya kenal, tetapi seorang mandor, saya tidak tahu persis, semoga yang membaca, khsusnya orang Betawi, bisa menjelaskan apa itu mandor. Tapi ada pesan kepada saya istilah “Guru, Ratu wong Atua Karo”.

Saya tafsirkan bahwa dalam hidup agar sukses, hendaknya hormati guru, hormati para pejabat, bahkan hingga ke presiden dan hormatilah orang tuamu, khsusnya ayah dan ibu.
Namun di zaman now, alias zaman kiwari, sering juga terdengar kisah yang memilukan, misalnya, seorang guru pria menodai muridnya., seorang guru menjadi koruptor dan kisah kisah yang memilukan dari seorang guru, yang tak mungkin terbayangkan oleh Pak Toto guru saya almarhum itu.

Dimata pak Toto, seorang guru itu bersikap sederhana, bersahaja namun bersih dan rapih, serta wajahnya cerah bercahaya dan selalu senyum didepan mata muridnya, serta segala perbuatannya menjadi teladan. Jangan tanya soal kehidupan beragama. Kalau tak salah, semula Pak Toto itu seorang jawa beragama Katholik, namun sering menanyakan, kamu sudah solat Koesmawan.

Bila, sedang berdiskusi, terdengar adzan, kami yang muslim disuruh salat dulu. Oh Pak Toto dimana engkau kini. Jasamu pada hidupku sangat besar. Khususnya, hidup dalam keberagaman. Saya muslim Pak Toto Katholik, tak membuat kita sulit saling sayang.

Sering merenung saya, SMAN3 Bandung sering disebut SMA santri, karena anak-anaknya rajin salat semua, tapi guru idolanya Pak Toto itu beragama Katholik. Masih sering bertanya saya, apa benar diakhir hayatnya Pak Toto itu mualaf. Guru zaman dulu, di SMAN3 ada pak Obos Bastaman, mang Engkoes kena sekali, tempeleng, gara gara salah menulis rumus abc, sebenarnya, tidak sakit, hanya kapurnya yang putih itu yang menempel di pipi. Tapi jadi kebanggaan, karena teman teman menghibur, “ pokonya semua orang yang kena tempeleng Pak Obos, masuk ITB deh”. Ah itu mitos yang mengada-ada saja.

Zaman sekarang jangan coba coba guru menempeleng murid, bisa kena Tuntutan HAM (Hak Azasi Manusia), baca : Murid.
Saya coba merangkum pesan Pak Toto kalau jadi guru.

Pertama, berdoalah agar muridmu pintar dengan memahami apa yang kau ajarkan. Disambung pesan prof Doddy Tismaamidjaja, “ Teach them, as well as you are”. Ajarilah muridmu, sebagaimana kau adanya.

Kedua, “mengajarlah dengan sepenuh hati, jangan main main”.

Ketiga, berdoalah agar muridmu jauh lebih panai darimu. Dalam Bahasa iklan, “ ngajar murid ko-coba-coba”.

Kisah Kaisar Hirohito
Apabila kita ikut Pendidikan motivasi menjadi guru, maka besar kemungkinan kita mendengar kisah Kaisar Hirohoto dari Jepang yang tahun 1945, melihat puing-puing kota Hiroshima dan Nagasaki yang ijatuhi Bom Atom oleh Amerika yang akhirnya Jepang bertekuk lutut, menyerah. Disini saya terkesan dua tokoh.

Pertama Jendral Mac Arthur yang berpendirian, bahwa Kaisar Horohito jangan dihukum mati, karena kaisar itu dalam benak rakyat Jepang adalah jelmaan dewa matahari Amaterasu. Jendral Mac Arthur- khawatir, kalau Kaisar itu dibunuh dengan hukuman mati, jangan-jangan semua rakyat Jepang akan hara-kiri atau bunuh diri karena untuk apa hidup dengan rasa hina.

Mac Arthur, jendral yang terusir oleh Jepang dan berkara. “ I will be back”, membiarkan kaisar hidup yang penting kaisar bisa diatur memenuhi kehendak penjajah dan rakyat Jepang pasti ikuti kaisarnya. Kedua Kaisar Hirohiyo Apa yang terkesan dari kaisar Hirohito ini. Ini masalahnya.
Saat melihat puing-puing berserakan, mayat mayat bergelimpangan.

Maka dengan tenang Hirohito bertanya, “ Ada berapa orang guru yang masih hidup di wilayah ini”. Kemudian Hirohoito memerintahkan agar, guru segera membangun kembali sekolah seadanya, atur murid sesuai tingkatnya dari SD, SMP dst hingga universitas.

Rupanya, dengan membangun sekolah kembali, mendidik rakyat Jepang untuk bangkit dengan percaya diri, maka perlahan. Bangsa Jepang kembali menjadi bangsa yang sangat diperhitungkan oleh dunia, walaupun sempat terpuruk berkeping keping. Khususnya di Hirosima dan Nagasaki, 8 Agustus 1945. Bangga saya jadi guru, kenapa kaisar tak bertanya berapa tukang insinyur? Atau berapa dokter yang masih hidup?..

_Kisah Dosen Bimbang

Seorang dosen ahli kimia lulusan dari sebuah kampus terkenal sedang bingung, gara-gara ada seorang temannya yang mengajak berhenti jadi dosen, karena gajinya kecil, sementara kebutuhan keluarganya meningkat. Katakanlah gaji dari pemerintah hanya Rp 5.juta sementara bila pindah, temannya akan menawarkan Rp 50. Juta. Dosen ini terkenal cerdas dan kreatif. Ini perkara yang membuatnya bingung.
Seorang dosen peneliti yang jujur dan bersahaja ini, sangat dicintai murid muridnya, juga kawan kawan alumninya.

Ketika banyak dosen yang sudah bermobil, dia hanya menggunakan motor vespa tuanya, Namun karena orangnya baik, ramah kadang-kadang mahasiswa menghargai juga motor tuanya itu. Ada kalanya kita berebut mengambil motornya bila sang dosen akan pulang.

Dalam kebingungan ini, dia bercerita kepada istrinya, lalu dia bertanya, “ Istriku sayang. Bagaimana pendapatmu, apakah aku keluar dari Kampus ini menjadi pegawai lab perusahaan temanku, atau tetap jadi dosen?”. Istrinya menjawab, “ Suamiku tercinta, kita sudah lama hidup berdua dan tambah anak kita dua sepasang. Saya merasa bahagia hidup bersamamu. Bagi saya, apapun keputusan suamiku, aku akan mendukungnya”.

Maaf saya pakai istilah Jawi, “ Surga Katut, Neroko Nunut”. Kira-kira demikian sikap istri kepada suami.
Sang suami tetap dalam kebingungan akan memutuskan apa, hingga tersadar ketika mendengar bunyi klakson mobil, lalu sang suami keluar dan ternyata, ada tamu yang samar samar wajahnya sangat dia kenal.
“ Ass. W.W” setelah dijawab “Wa alaikum salam”, maka masuklah sang tamu yang ternyata adalah murid kesayangannya, karena rajin, pintar, soleh dan selalu membantunya. Setelah membawa sekedar bingkisan kecil Kadotje kata orang Belanda, maka mulailah sang tamu becerita.

Sang tamu bercerita bahwa senang bekerja di sebuah perusaahaan asing tentang zat kimia yang memerlukan kreatifitas dan innovasi. Sejak ia masuk perusahaan hingga sekarang, jabatannya naik terus karena sering menemukan hal hal baru baik dalam pencampuran zat maupun dalam pengelolaan. “Tahukah Pak apa yang saya jadikan pedoman dalam hidup saya, hingga saya baru minggu lalu diangkat sebagai direktur operasi?”.

“ Apa yang kamu miliki? “ kata sang dosen penasaran.
“Itu Pak, Rumus-rumus dan konsep-konsep, serta prinsip dan ilmu dan ajaran hidup yang sering bapak ajarkan kepada saya. Maka saya pakai terus pak”.

Sebenarnya sudah lama saya ingin ketemu Bapak, mau mengucapkan terima kasih dan bila Bapak bersedia menerimanya, saya siapkan amplop sekedar tanda penghargaan saya kepada Bapak”. Lalu anak itu memberikan amplop coklat yang sedikit tebal.

Dia terima amplop itu, dimasukan ke bawah meja. Lalu dia peluk sang tamu, yang mantan muridnya itu, erat-erat sambil menitikkan air mata.
Dipanggilnya istrinya, Lalu dia berkata didepan tamu dan istrinya, “ Wahai istriku dan muridku tersayang. Saya menangis terharu.

Sebenarnya, akulah yang harus berterima kasih kepadamu. Karena seminggu ini aku bingung akan memutuskan apa?. Apakah aku akan pergi meninggalkan kampus ini, atau tetap menjadi dosen”. Didepan istriku dan didepan murid kesayanganku aku memutuskan. Tetap Jadi Dosen hingga alkhir hayatku”.

Kalau tadi kisah diatas hanya dongeng belaka, ini kejadian nyata. Saya tak sengaja bertemu pak Didi Tarmidi, Guru saya di SD Lengkong Besar 105 Bandung. Heran kok bisa jadi guru saya terus menerus, sejak kelas empat hingga kelas enam SD. Saat bertemu tahun 2012 memeluk saya terus ga lepas-lepas. Kata pak Didi, “ Saya bahagia, bangga, mendengar kamu sudah lama menjadi professor, saya ga terbayang bisa mencapai seperti kamu Koesmawan”.

Ahirnya saya tutup tulisan ini, dengan doa, untuk Pak Toto, untuk Pak Didi, Ibu Komara, Ibu Soneta, Ibu Nani Pak Tochidi, pak Marsudi dan semua guru-guruku dari TK, SD, hingga Promotor di kampus. Semoga Allah SWT Membalas segala kebaikkan bapak dan ibu semua, karena tanpa adanya bapak dan Ibu guruku tercinta, tak mungkin aku menjadi guru besar. Ketika saya mengahiri tulisan ini, para guru, sedang tetap mengajar muridnya melalui online, memang guru kelas, saat ini terpisah oleh Covid-19. /Red-beritaterkini

Pada Rabu, 22 April 2020

Kontributor; Ichwan Aridanu, SPd, MPd

Editor ; SA

Related Articles

80 Comments

  1. Hi there, I discovered your website by means of Google whilst looking for a similar matter, your website came up,
    it looks great. I have bookmarked it in my google
    bookmarks.
    Hi there, just changed into aware of your blog through Google, and located that it’s really informative.

    I’m gonna watch out for brussels. I’ll appreciate for those who continue this in future.
    A lot of other folks will likely be benefited from your writing.
    Cheers!

  2. жұмыс іздеу жетісай, еңбек кз жұмыс іздеу табу сөздер қмж,
    табу сөздер 6 сынып мысалдар трансформационные игры в астане,
    обучение трансформационные игры алматы
    педагогикалық кеңес жоспары
    2022, педагогикалық кеңес жоспары 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: