Berita

BPR KAS Indonesia Gelar “Bali Culinery Entre-Preneur Festival” Dukung Bisnis Kuliner di Bali

Denpasar, beritaterkini.co.id – BPR KAS Indonesia terus menunjukkan partisipasinya dalam mendukung pertumbuhan dunia usaha dan UMKM sebagai salah satu lembaga keuangan yang tumbuh pesat di Bali. Kali ini dengan menyelenggarakan Bali Culinary Entrepreneur Festival dengan tema “Asam Manis Bisnis Kuliner” bertempat di At Riverside Convention Center, Denpasar, Sabtu (21/12/2019). Diharapkan acara tersebut mampu menginspirasi peserta untuk memiliki wawasan menjadi entrepreneur serta bagi yang telah memiliki usaha mampu bertahan dan bersaing pada bisnis kuliner.

Menghadirkan pembicara utama, Business coach Ben Abadi, Bali Culinary Entrepreneur Festival memberikan tiga motifasi utama agar para peserta memahami bisnis kuliner, strategi menambah omzet hingga kiat-kiat mendapatkan tambahan modal untuk mengembangkan bisnis kuliner. Direktur Utama BPR KAS Indonesia Rio Christian, SH, MH., mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan memiliki dua tujuan penting. Pertama menjembatani pelaku bisnis kuliner dengan stake holder terkait dari hulu hingga hilir, Kedua memberikan ilmu di bidang kuliner sehingga wirausaha muda mampu mengembangkan usahanya dari berbagai aspek.

“Tidak bisa bisnis kuliner hanya sekedar makanannya enak, tapi tidak mengerti manajemen keuangan dan pengelolaan tim. Intinya ilmu harus didapat sebagai dasar mengembangkan bisnis kuliner. Ditunjang bisnis pariwisata, sektor kuliner akan terus berkembang dan maju. Apalagi generasi milenial Bali mau ambil peran, tidak hanya ingin jadi pegawai mereka juga mau berusaha menjadi enterpreneur,” jelas Rio Christian.

Karena sangat dirasakan mamfaatnya oleh para peserta, event seperti ini akan dijadikan BPR KAS Indonesia sebagai kegiatan rutin tahunan agar pelaku usaha memahami pentingnya berinovasi dalam menjalankan usaha. Sekaligus sebagai bentuk komitmen bagi BPR KAS Indonesia yang tidak hanya mengejar profit dari sisi bisnis namun mampu memberikan dampak positif yang besar bagi dunia usaha di Bali. Sehingga dijelaskan, khusus bagi bisnis kuliner pihaknya tidak saja menyiapkan dari sisi akses permodalan yang sifatnya konvensional namun juga mendukung dari sisi infrastruktur usaha agar terus mampu berkembang.

“Ada dua hal yang kami kasi, pertama pembiayaan modal kerjanya, jadi kalau mereka expans buka usaha cabang di tempat lain untuk biaya sewa dan peralatan segala macamnya itu kita bisa dukung dari pembiayaan. Kedua, kita kasih pembiayaan yang sifatnya investasi, misalnya coffee shop mesin produksi mereka rusak kita bisa berikan pembiayaan kreditnya,” jelasnya lanjut mengatakan di tahun mendatang pihaknya juga akan mempertemukan antara nasabah BPR KAS Indonesia dengan para pelaku usaha sehingga terbangun ekosistem baru dalam mengembangkan dunia usaha. “Tahun depan kita mau buat acara yang menghubungkan para nasabah BPR KAS Indonesia dengan para pelaku usaha kuliner yang menjadi mitra kami. Usaha butuh ekosistem dan kita akan mempertemukan mereka,” tandas Rio Christian.

Sementara itu, Business coach Ben Abadi, dalam kesempatan tersebut memberikan pemahaman kepada para peserta bahwa selama 12 tahun terakhir teknologi sudah banyak merubah arah bisnis di Indonesia sehingga persaingan membuat banyak usaha tutup dan kalah bersaing. Juga dijelaskan10 faktor utama yang menjadi kelemahan dalam pengembangan usaha mulai dari ketersedian SDM hingga dari sisi entrepreneurial (lemahnya jiwa kewirausahaan). Pengembangan bisnis kuliner ditegaskannya tidak hanya cukup pintar memasak namun juga harus didukung kemampuan managerial dan pemasaran menyikapi perkembangan pasar berbasis revolusi 4.0. “Tingkat persaingan bisnis kuliner kedepan semakin pesat. Pengusaha kuliner harus up to date dengan cara-cara berjualan dan memahami pasar yang dilayani,” jelasnya.

Ditambahkan, untuk bisa bertahan di bisnis kuliner pengusaha harus memiliki model bisnis yang tepat. Didukung kemampuan berinovasi serta perluasan pasar yang bisa dilakukan secara digital market. Para pelaku usaha juga diajak untuk berfikir maju agar produknya mampu bersaing menjadi global brand. Dari sisi finansial juga dijelaskan Ben Abadi, bahwa kebanyakan usaha gagal karena tidak memahami budgeting dan permodalan. Melalui BPR KAS Indonesia pengusaha juga disadarkan pentingnya mengembangkan usaha dilakukan dari sisi penambahan modal agar bisa tumbuh (growth). “Dengan adanya event seperti ini tentunya dengan memberikan info inside bahwa permodalan itu penting dan tentunya nanti ada solusi yang mereka bisa pikirkan untuk mereka bisa bekerjasama dan berkalaborasi. Karena sekarang eranya kolaborasi untuk bisa growth,” tegasnya.

Bali Culinary Entrepreneur Festival selain menghadirkan Coach Ben Abadi, juga menghadirkan narasumber lainnya yakni, Owner Gosha Kitchen and Pattiserie, I Gusti Bagus Wirajaya., Owner dari As Kitchen, Andre Salim., CEO CASA Studio Bali, Adrian Worek., pemilik Ayam Geprek Juara, Gede Subianta Eka Kresnawan., Owner Ayam Geprek Madagaskar, Ing Angga Sumantri., serta Owner Ngocok Es Kopi, Arya dan Sandita. Pembicara tersebut merupakan orang-orang yang berpengalaman di bidangnya. Para narasumber ini juga menyampaikan berbagai hal terkait pentingnya kreatifitas dan inovasi untuk mencari peluang dan mengatasi hambatan usaha. Termasuk didalamnya membantu para peserta merealisasikan ide yang dimiliki agar mampu bertahan dan berkembang hingga menambah pengetahuan peserta mengenai perawatan commercial kitchen equipment dan strategi meningkatkan omzet penjualan.*(ade)

Related Articles

3 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: