Berita

Ribuan Tanaman Mangrove Mati, Diduga Dampak Reklamasi Pelindo III

DENPASAR, beritaterkini.co.id | Ribuan tanaman manggrove yang tumbuh diatas lahan seluas delapan hektar diketahui mati. Kondisi ini mengundang keprihatinan banyak pihak, terutama para aktifis pencinta lingkungan.

Matinya ribuan tanaman manggrove tersebut diduga dampak dari reklamasi Pelindo III. Lokasi tanaman manggrove yang mati tersebut tepat di depan proyek reklamasi perluasan Pelabuhan Benoa PT Pelindo III. Pohon-pohon mangrove tersebut mati diduga akibat terdampak reklamasi.

“Ini sangat kita sayangkan. Ada ribuan tanaman manggrove mati dan masih bisa berpotensi mati lebih banyak lagi. Langkah penyelamatan harus segera dilakukan,” tegas Lanang Sudira, penggiat Forum Peduli Mangrove Bali, baru-baru ini.

Ket foto : Ribuan tanaman mangrove mati diduga karena dampak mega proyek reklamasi Pelindo III

Menurutnya, matinya ribuan tanaman manggrove karena tidak ada air laut yang mengalir ke kawasan hutan mangrove lagi. Sebelum Pelindo (PT Pelindo III) melakukan reklamasi, jika terjadi pasang, air laut mengalir sampai ke tengah hutan mangrove di kawasan dekat Pelabuhan Benoa.

Kondisi ini menurut Lanang Sudira menjadi semakin miris, mangrove begitu banyak mati justru menjelang dilaksanakannya G20 Bali, yang salah satunya akan membahas permasalahan mangrove dunia.

Lanjut Lanang, Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan G20 yang akan membahas permasalahan mangrove di dunia, tentunya sangat malu melihat kenyataan hutan mangrove di Benoa banyak yang mati.

“Jika keadaan ini diketahui para delegasi negara-negara peserta G20 pastinya geleng-geleng kepala,” ujar Lanang Sudira.

Menurutnya, ekosistem hutan mangrove dapat memberikan kontribusi penting dalam aksi mitigasi pada adaptasi perubahan iklim yang menyerap emisi karbon 3-5 kali lebih tinggi dibanding hutan tropis.

Untuk itu Ia berharap, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI agar segera melakukan langkah strategis untuk melakukan rehabilitasi terhadap kerusakan hutan mangrove mencapai hampir 8 hektar di kawasan dekat Pelabuhan Benoa Bali.

“Harapan saya, Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI agar segera melakukan langkah strategis untuk melakukan rehabilitasi terhadap kerusakan hutan mangrove yang luasnya mencapai hampir 8 hektar,” tandas Lanang Sudira.

Sementara itu, Ketua DPRD Provinsi Bali Nyoman Adi Wiryatama memberikan perhatian serius terkait matinya ribuan tanaman mangrove di lokasi tersebut. Pihaknya merasa terpanggil untuk segera menindaklanjuti temuan kerusakan lingkungan yang diduga disebabkan dari imbas mega proyek tersebut.

Pihaknya bersama jajaran akan segera melakukan sidak khusus guna meminta penjelasan dan pertanggungjawaban pihak Pelindo Regoinal III Bali Nusra. Pihaknya juga banyak mendapat keluhan dari masyarakat terkait proyek Pelindo III tersebut.

Bahkan pihaknya bisa menuntut Pelindo untuk bertanggungjawab jika terbukti telah lalai sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan terus menerus. Apalagi jika benar Pelindo ingin memotong karang yang selama ini dikuatirkan mengancam keselamatan alam dan lingkungan yang menjadi penyangga kawasan pelabuhan benoa.

“Karena itu, kita akan segera turun ke Pelindo untuk mengentikan pengerusakan lingkungan ini. Intinya kita tidak akan membiarkan terjadi pengerusakan lingkungan,” pungkasnya. (Red/BT)

Related Articles

4 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: