Kolom

HIKMAH COVID-19 SEBAGAI ENTRY POINT DAKWAH DI AMERIKA

Oleh : Prof. Dr. Ir. H. Koesmawan, M.Sc., M.BA., DBA (Mang Engkoes)

Guru Besar Bidang Manajemem Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta

JAKARTA, BERITATERKINI.CO.ID |Saat Mang Engkoes belajar bersama Sahabatku yang ada di Wisma Spartan-MSU, walau kita bersahabat hanya 4 Bulan di Kota East Lansing, Michigan, ternyata ada satu kesan yang mendalam dan relevan dibahas masa kini.

Yaitu, saat Idul Adha tahun 2013, saya melihat gadis-gadis Mesir. Saudi dan Timteng yang cantik dan Ramah, memberi selebaran. Di Kampus MSU (Michigan State University) tempat kami belajar ada kesan sedang suasana Idul Adha. Bagi Muslim, yang berkesan dihati saya selain cantik dan ramah itu dari gadis TIMTENG itu:

1. Mayoritas tak pakai Jilbab, hanya beberapa saja pakai Jilbab tetapi bahasa Inggrisnya gaya Amrik, keren banget. Sehingga berkomunikasi bagus sekali dengan sibule-bule itu sambil pada ketawa-ketiwi. Dugaan saya, memberi kesan jadi Muslim tak wajib berjilbab. Pakai jilbab lebih bagus, tak pakai tak apa-apa.

2. Posisi di jalan, tidak mengahalangi, tidak ada kesan memaksa, tak menghalangi jalan orang. Sehingga mereka yang mau mendekati memang sudah bulat mau dekat. Jangan ada paksaan dalam Islam, walau sekedar memaksa berhenti, lalu ambil brosur.

3. Ketika mendekat, orang yang jalan itu, memilih, mengambil permen coklat atau sambil juga membawa brosur. Orang yg hanya ingin ambil kuehnya tetap disambut hangat.

4. Pas mang Engkoes dekati sambil “ Assalamu alaikum”, lalu kenalkan Indonesia. Lebih ramah lagi, mereka tahunya: Indonesia is the largest Islamic country. Bangga kalau dengar Indonesia. Terkenal keramahannya.

5. Pas saya baca brosurnya itu intinya, PERSAMAAN HAQ DALAM ISLAM. Jadi ingat ceramah Nurkholis Majied tentang Din Muhammad, Tokoh Black Mulism, pendekatan kepada orang negro itu ya persamaan haq dalam Islam. Mereka rasakan ketika ada saudaranya yg muslim pergi ke Mekah (haji). Mereka berkisah senang haji. kesanya semua manusia bersaudara.

Saat ini ada COVID-19. Seolah-olah ada perintah tinggalkan salat berjamaah, salat jum’at ganti dzhuhur. lindungi diri dan orang lain dari terpapar penyakit. Terus cuci tangan dalam berbagai keadaan dan tak mengenal waktu. Sejak bangun tidur hingga mau tidur lagi, cuci tangan.

Terus orang yang kena penyakit di isolasi dan yang belum kena, walau masih sehat, tinggal di rumah, agar tak tertular dan tak menularkan. Itu semua ajaran Baginda Nabi yang relevan bagi zaman now.
Dugaan saya, pasti orang Amerika bakal tertarik sehingga, bertanya, ini ajaran siapa yah, sampai dilaksanakan semua manusia di Dunia, agar terlindung dari menyakit menular. Ooo ternyata, Muhammad Rasululloh, SAW. Nabinya orang Islam penutup semua Nabi. Tak pernah ada Nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Ajaran tentang kemanusiaan sungguh sempurna.

Semoga akan bertambah banyak orang Amerika yang minimal mencintai Islam. Pesan Buya Hamka kepada Ketua Kerohanian Dm ITB 1974, nanti kalau orang bule itu sudah cinta Islam, lalu masuk Islam. Baru kabarkan, Shalat Wajib, Puasa Ramadhan Wajib, Nikah Wajib, dan kewajiban lainnya. Bisa jadi, cara para Wali menyebarkan Islam, begitu. Wassalam. /Beritaterkini.

Kontributor ; Ichwan Aridanu, S.Pd,M.Pd.

Editor ; Seno

Related Articles

One Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
%d blogger menyukai ini: